Mengenal Agama Hindu edisi 16 Sejarah Agama Hindu

Sejarah Agama Hindu

Bagaimanakah perkembangan Agama Hindu di India dan d Indonesia?…

Untuk menjawab pertanyaan ini saya postingkan karya Bapak Drs. Anak Agung Gede Oka Netra dalam Tuntunan Dasar Agama Hindu:

PENGANTAR
Agama Hindu adalah agama yang mempunyai usia terpanjang merupakan agama yang pertama dikenal oleh manusia. Dalam uraian ini akan dijelaskan kapan dan dimana agama itu diwahyukan dan uraian singkat tentang proses perkembangannya. Agama Hindu adalah agama yang telah melahirkan kebudayaan yang sangat kompleks dibidang astronomi, ilmu pertanian, filsafat dan ilmu-ilmu lainnya. Karena luas dan terlalu mendetailnya jangkauan pemaparan dari agama Hindu, kadang-kadang terasa sulit untuk dipahami.

Banyak para ahli dibidang agama dan ilmu lainnya yang telah mendalami tentang agama Hindu sehingga muncul bermacam- macam penafsiran dan analisa terhadap agama Hindu. Sampai sekarang belum ada kesepakatan diantara para ahli untuk menetapkan kapan agama Hindu itu diwahyukan, demikian juga mengenai metode dan misi penyebarannya belum banyak dimengerti.

Penampilan agama Hindu yang memberikan kebebasan cukup tinggi dalam melaksanakan upacaranya mengakibatkan banyak para ahli yang menuliskan tentang agama ini tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya ada dalam agama Hindu.
Sebagai Contoh: “Masih banyak para ahli menuliskan Agama Hindu adalah agama yang polytheistis dan segala macam lagi penilaian yang sangat tidak mengenakkan, serta merugikan agama Hindu”.
Disamping itu di kalangan umat Hindu sendiripun masih banyak pemahaman-pemahaman yang kurang tepat atas ajaran agama yang dipahami dan diamalkan. Demikianlah tujuan penulisan ini adalah untuk membantu meluruskan pendapat-pendapat yang menyimpang serta pengertian yang belum jelas dari hal yang sebenarnya terhadap agama Hindu.

AGAMA HINDU DI INDIA

Perkembangan agama Hindu di India, pada hakekatnya dapat dibagi menjadi 4 fase, yakni Jaman Weda, Jaman Brahmana, Jaman Upanisad dan Jaman Budha. Dari peninggalan benda-benda purbakala di Mohenjodaro dan Harappa, menunjukkan bahwa orang-orang yang tinggal di India pada jamam dahulu telah mempunyai peradaban yang tinggi. Salah satu peninggalan yang menarik, ialah sebuah patung yang menunjukkan perwujudan Siwa. Peninggalan tersebut erat hubungannya dengan ajaran Weda, karena pada jaman ini telah dikenal adanya penyembahan terhadap  Dewa-dewa.
Jaman Weda dimulai pada waktu bangsa Arya berada di Punjab di Lembah Sungai Sindhu, sekitar 2500 s.d 1500 tahun sebelum Masehi, setelah mendesak bangsa Dravida kesebelah Selatan sampai ke dataran tinggi Dekkan. bangsa Arya telah memiliki peradaban tinggi, mereka menyembah Dewa-dewa seperti Agni, Varuna, Vayu, Indra, Siwa dan sebagainya. Walaupun Dewa-dewa itu banyak, namun semuanya adalah manifestasi dan perwujudan Tuhan Yang Maha Tunggal. Tuhan yang Tunggal dan Maha Kuasa dipandang sebagai pengatur tertib alam semesta, yang disebut “Rta“. Pada jaman ini, masyarakat dibagi atas kaum Brahmana, Ksatriya, Vaisya dan Sudra.

Pada Jaman Brahmana, kekuasaan kaum Brahmana amat besar pada kehidupan keagamaan, kaum brahmanalah yang mengantarkan persembahan orang kepada para Dewa pada waktu itu. Jaman Brahmana ini ditandai pula mulai tersusunnya “Tata Cara Upacara” beragama yang teratur. Kitab Brahmana, adalah kitab yang menguraikan tentang saji dan upacaranya. Penyusunan tentang Tata Cara Upacara agama berdasarkan wahyu-wahyu Tuhan yang termuat di dalam ayat-ayat Kitab Suci Weda.

Sedangkan pada Jaman Upanisad, yang dipentingkan tidak hanya terbatas pada Upacara dan Saji saja, akan tetapi lebih meningkat pada pengetahuan bathin yang lebih tinggi, yang dapat membuka tabir rahasia alam gaib. Jaman Upanisad ini adalah jaman pengembangan dan penyusunan falsafah agama, yaitu jaman orang berfilsafat atas dasar Weda. Pada jaman ini muncullah ajaran filsafat yang tinggi-tinggi, yang kemudian dikembangkan pula pada ajaran Darsana, Itihasa dan Purana. Sejak jaman Purana, pemujaan Tuhan sebagai Tri Murti menjadi umum.

Selanjutnya, pada Jaman Budha ini, dimulai ketika putra Raja Sudhodana yang bernama “Sidharta“, menafsirkan Weda dari sudut logika dan mengembangkan sistem yoga dan semadhi, sebagai jalan untuk menghubungkan diri dengan Tuhan.
Agama Hindu, dari India Selatan menyebar sampai keluar India melalui beberapa cara. Dari sekian arah penyebaran ajaran agama Hindu sampai juga di Nusantara.

MASUKNYA AGAMA HINDU DI INDONESIA

Berdasarkan beberapa pendapat, diperkirakan bahwa Agama Hindu pertamakalinya berkembang di Lembah Sungai Shindu di India. Dilembah sungai inilah para Rsi menerima wahyu dari Hyang Widhi dan diabadikan dalam bentuk Kitab Suci Weda. Dari lembah sungai sindhu, ajaran Agama Hindu menyebar ke seluruh pelosok dunia, yaitu ke India Belakang, Asia Tengah, Tiongkok, Jepang dan akhirnya sampai ke Indonesia. Ada beberapa teori dan pendapat tentang masuknya Agama Hindu ke Indonesia.

Krom (ahli – Belanda), dengan teori Waisya.
Dalam bukunya yang berjudul “Hindu Javanesche Geschiedenis“, menyebutkan bahwa masuknya pengaruh Hindu ke Indonesia adalah melalui penyusupan dengan jalan damai yang dilakukan oleh golongan pedagang (Waisya) India.

Mookerjee (ahli – India tahun 1912).
Menyatakan bahwa masuknya pengaruh Hindu dari India ke Indonesia dibawa oleh para pedagang India dengan armada yang besar. Setelah sampai di Pulau Jawa (Indonesia) mereka mendirikan koloni dan membangun kota-kota sebagai tempat untuk memajukan usahanya. Dari tempat inilah mereka sering mengadakan hubungan dengan India. Kontak yang berlangsung sangat lama ini, maka terjadi penyebaran agama Hindu di Indonesia.

Moens dan Bosch (ahli – Belanda)
Menyatakan bahwa peranan kaum Ksatrya sangat besar pengaruhnya terhadap penyebaran agama Hindu dari India ke Indonesia. Demikian pula pengaruh kebudayaan Hindu yang dibawa oleh para para rohaniwan Hindu India ke Indonesia.

Data Peninggalan Sejarah di Indonesia.

Data peninggalan sejarah disebutkan Rsi Agastya menyebarkan agama Hindu dari India ke Indonesia. Data ini ditemukan pada beberapa prasasti di Jawa dan lontar-lontar di Bali, yang menyatakan bahwa Sri Agastya menyebarkan agama Hindu dari India ke Indonesia, melalui sungai Gangga, Yamuna, India Selatan dan India Belakang. Oleh karena begitu besar jasa Rsi Agastya dalam penyebaran agama Hindu, maka namanya disucikan dalam prasasti-prasasti seperti:

Prasasti Dinoyo (Jawa Timur):
Prasasti ini bertahun Caka 628, dimana seorang raja yang bernama Gajahmada membuat pura suci untuk Rsi Agastya, dengan maksud memohon kekuatan suci dari Beliau.

Prasasti Porong (Jawa Tengah)
Prasasti yang bertahun Caka 785, juga menyebutkan keagungan dan kemuliaan Rsi Agastya. Mengingat kemuliaan Rsi Agastya, maka banyak istilah yang diberikan kepada beliau, diantaranya adalah: Agastya Yatra, artinya perjalanan suci Rsi Agastya yang tidak mengenal kembali dalam pengabdiannya untuk Dharma. Pita Segara, artinya bapak dari lautan, karena mengarungi lautan-lautan luas demi untuk Dharma.

AGAMA HINDU DI INDONESIA

Masuknya agama Hindu ke Indonesia terjadi pada awal tahun Masehi, ini dapat diketahui dengan adanya bukti tertulis atau benda-benda purbakala pada abad ke 4 Masehi denngan diketemukannya tujuh buah Yupa peningalan kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Dari tujuh buah Yupa itu didapatkan keterangan mengenai kehidupan keagamaan pada waktu itu yang menyatakan bahwa: “Yupa itu didirikan untuk memperingati dan melaksanakan yadnya oleh Mulawarman”. Keterangan yang lain menyebutkan bahwa raja Mulawarman melakukan yadnya pada suatu tempat suci untuk memuja dewa Siwa. Tempat itu disebut dengan “Vaprakeswara“.

Masuknya agama Hindu ke Indonesia, menimbulkan pembaharuan yang besar, misalnya berakhirnya jaman prasejarah Indonesia, perubahan dari religi kuno ke dalam kehidupan beragama yang memuja Tuhan Yang Maha Esa dengan kitab Suci Veda dan juga munculnya kerajaan yang mengatur kehidupan suatu wilayah. Disamping di Kutai (Kalimantan Timur), agama Hindu juga berkembang di Jawa Barat mulai abad ke-5 dengan diketemukannya tujuh buah prasasti, yakni prasasti Ciaruteun, Kebonkopi, Jambu, Pasir Awi, Muara Cianten, Tugu dan Lebak. Semua prasasti tersebut berbahasa Sansekerta dan memakai huruf Pallawa.

Dari prassti-prassti itu didapatkan keterangan yang menyebutkan bahwa “Raja Purnawarman adalah Raja Tarumanegara beragama Hindu, Beliau adalah raja yang gagah berani dan lukisan tapak kakinya disamakan dengan tapak kaki Dewa Wisnu”

Bukti lain yang ditemukan di Jawa Barat adalah adanya perunggu di Cebuya yang menggunakan atribut Dewa Siwa dan diperkirakan dibuat pada masa Raja Tarumanegara. Berdasarkan data tersebut, maka jelas bahwa Raja Purnawarman adalah penganut agama Hindu dengan memuja Tri Murti sebagai manifestasi dari Tuhan Yang Maha Esa. Selanjutnya, agama Hindu berkembang pula di Jawa Tengah, yang dibuktikan adanya prasasti Tukmas di lereng gunung Merbabu. Prasasti ini berbahasa sansekerta memakai huruf Pallawa dan bertipe lebih muda dari prasasti Purnawarman. Prasasti ini yang menggunakan atribut Dewa Tri Murti, yaitu Trisula, Kendi, Cakra, Kapak dan Bunga Teratai Mekar, diperkirakan berasal dari tahun 650 Masehi.

Pernyataan lain juga disebutkan dalam prasasti Canggal, yang berbahasa sansekerta dan memakai huduf Pallawa. Prasasti Canggal dikeluarkan oleh Raja Sanjaya pada tahun 654 Caka (576 Masehi), dengan Candra Sengkala berbunyi: “Sruti indriya rasa“, Isinya memuat tentang pemujaan terhadap Dewa Siwa, Dewa Wisnu dan Dewa Brahma sebagai Tri Murti.

Adanya kelompok Candi Arjuna dan Candi Srikandi di dataran tinggi Dieng dekat Wonosobo dari abad ke-8 Masehi dan Candi Prambanan yang dihiasi dengan Arca Tri Murti yang didirikan pada tahun 856 Masehi, merupakan bukti pula adanya perkembangan Agama Hindu di Jawa Tengah. Disamping itu, agama Hindu berkembang juga di Jawa Timur, yang dibuktikan dengan ditemukannya prasasti Dinaya (Dinoyo) dekat Kota Malang berbahasa sansekerta dan memakai huruf Jawa Kuno. Isinya memuat tentang pelaksanaan upacara besar yang diadakan oleh Raja Dea Simha pada tahun 760 Masehi dan dilaksanakan oleh para ahli Veda, para Brahmana besar, para pendeta dan penduduk negeri. Dea Simha adalah salah satu raja dari kerajaan Kanjuruan. Candi Budut adalah bangunan suci yang terdapat di daerah Malang sebagai peninggalan tertua kerajaan Hindu di Jawa Timur.

Kemudian pada tahun 929-947 munculah Mpu Sendok dari dinasti Isana Wamsa dan bergelar Sri Isanottunggadewa, yang artinya raja yang sangat dimuliakan dan sebagai pemuja Dewa Siwa. Kemudian sebagai pengganti Mpu Sindok adalah Dharma Wangsa. Selanjutnya munculah Airlangga (yang memerintah kerajaan Sumedang tahun 1019-1042) yang juga adalah penganut Hindu yang setia.

Setelah dinasti Isana Wamsa, di Jawa Timur munculah kerajaan Kediri (tahun 1042-1222), sebagai pengemban agama Hindu. Pada masa kerajaan ini banyak muncul karya sastra Hindu, misalnya Kitab Smaradahana, Kitab Bharatayudha, Kitab Lubdhaka, Wrtasancaya dan kitab Kresnayana. Kemudian muncul kerajaan Singosari (tahun 1222-1292). Pada jaman kerajaan Singosari ini didirikanlah Candi Kidal, candi Jago dan candi Singosari sebagai sebagai peninggalan kehinduan pada jaman kerajaan Singosari.

Pada akhir abad ke-13 berakhirlah masa Singosari dan muncul kerajaan Majapahit, sebagai kerajaan besar meliputi seluruh Nusantara. Keemasan masa Majapahit merupakan masa gemilang kehidupan dan perkembangan Agama Hindu. Hal ini dapat dibuktikan dengan berdirinya candi Penataran, yaitu bangunan Suci Hindu terbesar di Jawa Timur disamping juga munculnya buku Negarakertagama.

Selanjutnya agama Hindu berkembang pula di Bali. Kedatangan agama Hindu di Bali diperkirakan pada abad ke-8. Hal ini disamping dapat dibuktikan dengan adanya prasasti-prasasti, juga adanya Arca Siwa dan Pura Putra Bhatara Desa Bedahulu, Gianyar. Arca ini bertipe sama dengan Arca Siwa di Dieng Jawa Timur, yang berasal dari abad ke-8.

Menurut uraian lontar-lontar di Bali, bahwa Mpu Kuturan sebagai pembaharu agama Hindu di Bali. Mpu Kuturan datang ke Bali pada abad ke-2, yakni pada masa pemerintahan Udayana. Pengaruh Mpu Kuturan di Bali cukup besar. Adanya sekte-sekte yang hidup pada jaman sebelumnya dapat disatukan dengan pemujaan melalui Khayangan Tiga. Khayangan Jagad, sad Khayangan dan Sanggah Kemulan sebagaimana termuat dalam Usama Dewa. Mulai abad inilah dimasyarakatkan adanya pemujaan Tri Murti di Pura Khayangan Tiga. Dan sebagai penghormatan atas jasa beliau dibuatlah pelinggih Menjangan Salwang. Beliau Moksa di Pura Silayukti.

Perkembangan agama Hindu selanjutnya, sejak ekspedisi Gajahmada  ke Bali (tahun 1343) sampai akhir abad ke-19 masih terjadi pembaharuan dalam teknis pengamalan ajaran agama. Dan pada masa Dalem Waturenggong, kehidupan agama Hindu mencapai jaman keemasan dengan datangnya Danghyang Nirartha (Dwijendra) ke Bali pada abad ke-16. Jasa beliau sangat besar dibidang sastra, agama, arsitektur. Demikian pula dibidang bangunan tempat suci, seperti Pura Rambut Siwi, Peti Tenget dan Dalem Gandamayu (Klungkung).

Perkembangan selanjutnya, setelah runtuhnya kerajaan-kerajaan di Bali pembinaan kehidupan keagamaan sempat mengalami kemunduran. Namun mulai tahun 1921 usaha pembinaan muncul dengan adanya Suita Gama Tirtha di Singaraja. Sara Poestaka tahun 1923 di Ubud Gianyar, Surya kanta tahun1925 di SIngaraja, Perhimpunan Tjatur Wangsa Durga Gama Hindu Bali tahun 1926 di Klungkung, Paruman Para Penandita tahun 1949 di Singaraja, Majelis Hinduisme tahun 1950 di Klungkung, Wiwadha Sastra Sabha tahun 1950 di Denpasar dan pada tanggal 23 Pebruari 1959 terbentuklah Majelis Agama Hindu. Kemudian pada tanggal 17-23 Nopember tahun 1961 umat Hindu berhasil menyelenggarakan Dharma Asrama para Sulinggih di Campuan Ubud yang menghasilkan piagam Campuan yang merupakan titik awal dan landasan pembinaan umat Hindu. Dan pada tahun 1964 (7 s.d 10 Oktober 1964), diadakan Mahasabha Hindu Bali dengan menetapkan Majelis keagamaan bernama Parisada Hindu Bali dengan  menetapkan Majelis keagamaan bernama Parisada Hindu Bali, yang selanjutnya menjadi Parisada Hindu Dharma Indonesia.

Direproduksi kembali dari buku Tuntunan Dasar Agama Hindu (milik Departemen Agama)
Disusun oleh: Drs. Anak Agung Gde Oka Netra

~ oleh made24 pada Maret 17, 2008.

94 Tanggapan to “Mengenal Agama Hindu edisi 16 Sejarah Agama Hindu”

  1. salam kenal dari titiang reng sulawesi selatan (palopo) bli saya mau bertanya ? apakah aliran “KRISHNA” di indonesia di akui oleh pemerintah atau PHDI pusat.
    Dari I Gusti Ngurah Panji

  2. woeEeEyyyyy. . . .
    kurang pnjang coy. . . .
    he.,.,he.,.,hee…
    tapy lmyan ngbantu tugas aQ koq…!!!

  3. apa pengertian dari hindu??? tlng jelaskan!!!

  4. apa pengertian agama hindu ???

    • Pengertian Agama Hindu:

      Agama sebagai pengetahuan kerohanian yang menyangkut soal-soal rohani yang bersifat gaib dan methafisika secara esthimologinya berasal dari bahasa sansekerta, yaitu dari kata “A” dan “gam”. “a” berarti tidak dan “gam” berarti pergi atau bergerak. Jadi kata agama berarti sesuatu yang tidak pergi atau bergerak dan bersifat langgeng. Menurut Hindu yang dimaksudkan memiliki sifat langgeng (kekal, abadi dan tidak berubah-ubah) hanyalah Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa). Demikian pula ajaran-ajaran yang diwahyukan-Nya adalah kebenaran abadi yang berlaku selalu, dimana saja dan kapan saja.

      Berangkat dari pengertian itulah, maka agama adalah merupakan kebenaran abadi yang mencakup seluruh jalan kehidupan manusia yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para Maha Rsi dengan tujuan untuk menuntun manusia dalam mencapai kesempurnaan hidup yang berupa kebahagiaan yang maha tinggi dan kesucian lahir bathin.

  5. Om Swastyastu (artinya: Ya Tuhan semoga kami semua dalam keadaan sehat dan sejahtera).

    Fitri Menurut sejarah, Nama Hindu muncul dari orang-orang persia yang datang ke India, mereka melihat peradaban baru yang tinggal di tepi sungai Sindu, orang-orang india yang tinggal di tepi sungai suci Sindu ini melakukan aktivitas spritual yang berbeda dengan orang-orang persia yang datang. Orang-orang persia ini kemudian memanggil orang-orang yang tinggal di tepi sungai Sindu ini dengan Orang Hindu, karena mereka sangat sulit mengucapkan S, kata Sindu terdengar Hindu. Sejak itulah kemudian orang-orang mengenal mereka dengan orang Hindu.

    Agama yang mereka anut sebenarnya adalah bernama SANATANA DHARMA: artinya adalah KEBENARAN YANG ABADI. Hal ini terbukti bahwa Agama SANATANA DHARMA yang kemudian lebih dikenal dengan nama Agama Hindu sebagai Agama Tertua bisa bertahan dari gempuran waktu hingga kini. KEBENARANNYA ADALAH ABADI.

    Fitri bisa lihat dalam sejarah Agama-agama Dunia, bagaimana Agama-agama lain lenyap ditelan masa.

    Demikian kira sedikit info dari saya, kalo ada yang belon jelas monggo silah, kami tunggu..

    Salam Damai.
    Om Santi Santi Santi ( artinya: Ya Tuhan semoga dalam keadaan damai di hati kami, damai di alam samesta dan damai selalu selamanya)

  6. yang lengkap donk 😀 aku pakek buat tugas nih .
    hehe

  7. Sebagai umat hindu kami sangat mengharapkan informasi mengenai perkembangan hindu di indonesia dan informasi mengenai upacara dan upakara.

    • Om Swastyastu

      Suksma Pak Made Dana atas masukannya, inggih pelan tapi pasti tiang akan masukan materi upacara dan upakara Hindhu..

      Semoga karya-karya kecil ini bermanfaat bagi umat Kita.

      Om Santhih Santhih Santhih Om

  8. saya juga seorang hindu tapi sekarang tggl dlgkgan muslim, dst iman q jd goyah krana aku merasa jauh dr tuhan saat ini meniti dharma mencri ke esaan sang tunggl,, siapa tuhan umat manusia itu sesesgghnya??????????????

    • Salam damai dan sejahtera,

      Setiap orang memiliki perjalanan hidup yang unik, semua itu adalah produk dari karmanya sendiri. Setiap kondisi yang dijumpai dalam hidup ada makna yang bisa diambil. Sejak lulus SMA saya berada dilingkungan yang multi cultural, bekerja di tempat mana yang boleh dikatakan saya hanya sendirian. Banyak kejadian-kejadian ganjil yang menerpa hidup, namun saya berusaha untuk selalu mengikuti nasehat dari orang tua dan leluhur.

      Dalam perjalanan hidup ternyata kondisi-kondisi itu mengajarkan saya dengan sabar untuk memahami makna dari sepritual itu sendiri. Dengan tidak pernah melupakan tradisi yang diwariskan oleh leluhur kami. Saya berjalan terus, meniti kehidupan. Banyak pertanyaan muncul dari kawan-kawan saya yang memiliki jalan yang berbeda, demikian pula banyak pertanyaan berkumandang di pikiran dan dihati saya. Pertanyaan-pertanyaan ini mendorong saya untuk bergerak mencari jati diri yang sesungguhnya.

      Ternyata kekuatan dari pertanyaan itu luar biasa, tidak heran bila karena pertanyaan Drestarasta kepada Sanjaya, muncullah kitab Bhagavad Gita yang termasyur, karena pertanyaan Rama Pada Maharsi Vasistha, lahirlah kitab Yoga Vasistha, karena pertanyaan Valmiki/Ratnakara pada Narada lahirlah Ramayana. Karena pertanyaan Prabu Janamejaya pada Maharsi Vaisampayana muncullah Kitab Sarrassamuccaya. Karena pertanyaan Mpu Kuturan pada Bhatari Durga, lahirlah kitab Taru Pramana, Karena pertanyaan Bhagavan Wrehaspati Pada Hyang Maha Kuasa (Siva) tentang munculnya begitu banyak kitab dan jalan spritual di dunia ini lahirlah kitab Wrehaspati Tattwa.. .dst…..

      Akhirnya kemantapan batin, ketenangan hati, keyakinan diri adalah buah dari sebuah perjalanan yang dilakoni dengan kesabaran dan keihlasan….

      Siapakah Tuhan umat manusia itu sesugguhnya…?

      Tuhan secara etimologi, menurut kamus besar bahasa indonesia dalam jaringan Tuhan adalah: sesuatu yg diyakini, dipuja, dan disembah oleh manusia sbg yg Mahakuasa, Mahaperkasa, dsb: — Yang Maha Esa

      Menurut Hindu sesuatu yang Mahakuasa ini disebut memiliki Mahasegala-galanya.
      Beliau bisa tidak berwujud = Nirgunam Brahman = Paramasiwa
      Beliau bisa berwujud = Sagunam Brahman = Saddhasiwa
      Beliau yang menghidupi segala mahluk = Siva
      Beliau bisa melampui kedua definisi tersebut oleh karenanya Beliau bersifat Acintya = Tidak terpikirkan, pikiran dan logika manusia tidak mampu menjangkau Beliau secara utuh dan menyeluruh.

      Beliau yang menciptakan apa yang ada (Hyang Brahma), Beliau yang memelihara apa yang ada (Hyang Wisnu), Beliau yang mengembalikan apa yang ada (Hyang Siva). Beliau adalah satu; “Ekam Evam Adityam Brahman” Hanya ada satu Tuhan tidak ada yang kedua. “Eko Narayano nadvityo asti kascit” Hanya ada satu Tuhan tidak ada yang kedua.

      Beliau itu satu tapi para bijaksana menyebut dengan berbagai nama “Ekam Satviprah Vahuda Vadanti…” kalo para bijaksana dari Inggris menyebutnya: God, yang dari Arab menyebutnya: Allah, yang dari Jawa menyebutnya: Gusti Allah, yang dari Bali menyebutnya: Hyang Widdhi, Hyang Parama Wisesa, Hyang Sangkan Paraming Dumadi… dst.

      Kita manusiapun dikarunia kekuatan untuk menciptakan (Brahma) sesuatu dengan senjata Ilmu pengetahuan (Saraswati), kita juga dikarunia kekuatan untuk memelihara (Visnu) sesuatu dengan senjata makanan (Sri/Dewi Padi), kita juga dikarunia kekuatan untuk mengembalikan/merusak dengan senjata (Durgha/Kali). Ketiga kekuatan ini ada pada diri setiap manusia.

      Demikian dulu… kalo ada pertanyaan silahkan… kurang lebihnya mohon maaf.

      Salam Damai…

  9. apa sih maksudnya peradaban lembah sungai shindu dan gangga

  10. Salam Sejahtera

    Terimakasih telah berkunjung pada blog kami Pak Iratama.

    Yang dimaksud dengan peradaban lembah sungai shindu dan gangga adalah kelompok masyarakat dengan berbagai aktivitasnya yang hidup di lembah sungai shindu dan gangga yang telah memiliki budaya tinggi dan telah mengenal tentang tata cara pemujaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang kemudian di kenal dengan Nama Hindhu.

    Salam Sukses slalu

  11. ok bos besok beta pulang kampung

  12. Om Swastiastu,,
    Saya memiliki pengalaman, ” seorang lelaki tertarik untuk mengajak saya pada agamanya (kebetulan kami beda agama). Dia meyakinkan saya kalau agama yang saya junjung selama ini salah, yakni Hindu. Dengan kata-kata atau ucapan yang kurang enak didengar dia memaksa saya untuk mengikuti agamanya. Dia juga berkata kalau agama junjungan saya hanya akan membawa saya pada ‘neraka’. Nah, yang ingin saya tanyakan, Apakah di dalam agama Hindu mengajarkan kehidupan manusia untuk masuk neraka? Bagaimana seharusnya saya menyikapi sifat orang-orang seperti yang saua ceritakan?
    Terima kasih dan Mohon balasannya.

    • Om Swastyastu,

      Dalam konsep marketing.. .semua produk no.1, tidak ada yang mau dibilang nomor dua, oleh karena itu dalam penyebaran agamapun demikian ada dua kelompok besar yang memang berkeinginan untuk mendapatkan pengikut sebanyak-banyakknya karena mereka percaya dapat pahala besar kelak. Hal ini sangat wajar bukan hal yang luar biasa.

      Mereka yang mengatakan Ajaran Agama Hindu salah adalah mereka yang seperi burung beo, karena bagaimana bisa dia yang belum pernah menjadi penganut Hindu yang kuat telah berani mengatakan bahwa agama Hindu itu adalah salah.

      Agama Hindu mengajarkan; manusia bukan saja mencapai sorga atau neraka, namun lebih tinggi dari itu yaitu moksa.
      Sorga dicapai bila karmawasana baiknya lebih banyak (contohnya Keluarga Pandawa)
      Neraka dicapai bila karmawasana buruknya lebih banyak (contohnya Keluarga Korawa)

      Moksa dicapai bila tidak lagi ada keterikatan akan dualitas (Para Maharsi seperti Mpu Kuturan, Mpu Dwijendra, Rsi Wiyasa, Visvamitra, dll). Tujuan utama umat Hindu bukan mencapai sorga tapi lebih tinggi dari sorga “Moksartham Jagadhita Ya Ca iti Dharma” Moksa dan Kebahagiaan Abadi merupakan tujuan manusia hidup.

      Mari kita uji bahwa Hindu adalah agama yang sangat relevan bahkan dengan teknologi dan ilmu pengetahuan modern sekalipun:
      1. Menurut agama lain, tubuh manusia terbuat dari tanah, oleh karena itu kembali ke tanah… (persoalan muncul ketika berada di metropolis seperti jakarta, kuburan di gusur sana sini, kesulitan tempat menguburkan….) juga bila mengidap penyakit menular sangat berbahaya menguburnya disembarang tempat..

      Menurut Hindu, tubuh manusia terbuat dari lima unsur (tanah, api, air, udara, dan ruang/ether) hal ini sesuai dengan ilmu biologi yang mengatakan bahwa ciri-ciri mahluk hidup itu memerlukan air, memerluka oxygen… juga sesuai dengan teori penciptaan alam…bahwa sebelum terbentuk tanah, pertama ether/ruang dulu, baru kemudian prana…dst…
      untuk mengembalikan kelima unsur itu maka diabukan (dibakar)… tidak ada istilah kena gusur, segala penyakit dibakar.. proses penguraian lebih cepat ke unsur aslinya…

      2. Konsep tentang Tuhan, di Agama lain, bahwa Tuhan itu hanya tidak berwujud, berada di suatu tempat yang mulia…
      Dalam Hindu, Tuhan itu Maha Segala-galanya, jadi bisa Tidak berwujud (Nirgunam Brahman), bisa berwujud (Sagunam Brahman). Tuhan bisa berada di tempat mulia (Vaikuntaloka), bisa berada dimana-mana sesuai kehendak-Nya (Wyapi-wyapaka Nirwikara)…

      dan masih banyak lagi kelebihannya kalau mau dibahas satu persatu….

      jadi Putu lia jangan pernah merasa minder menjadi Hindu, Bli sendiri sudah tinggal di negeri orang selama 9 tahun sekarang, Bli sangat mensyukuri lahir di Keluarga Hindu, semoga kita bisa senantiasa memahami dan menjalankan kehinduan kita pada setiap langkah pikir, kata dan laku kita….

      Apabila ada pertanyaan jangan ragu….

      Santih
      semoga damai selalu…

  13. Sorry boss, saya nggak habis pikir bahwa orang mati harus di bakar untuk menuju kesempurnaan, binatang aja kita ngeri untuk membakarnya apalagi manusia yang punya martabat tinggi tetapi setelah mati alu di bakar, ini persis pembodohan yang sangat menyesatkan.

    • Salam Sejahtera Pak Aan,

      Terimakasih telah berkunjung ke Blog kami.
      Kalo Anda sulit memahami ajaran agama kami itu wajar saja karena selama ini Anda mendalami ajaran Agama Anda tentu pola pikir dan cara pandang dipengaruhi oleh Ajaran Agama Anda.

      Bila Anda ingin memahami ajaran kami, baiklah saya akan coba terangkan dimana sisi logis dari upacara pembakaran mayat (ngaben).

      Menurut ajaran Agama kami, tubuh manusia terbentuk dari 5 unsur yang disebut dengan Panca Maha Butha,
      1. Pertiwi = Tanah= Unsur Padat, diwakili oleh tulang belulang, daging, kulit, gigi, dll
      2. Apah = Unsur Cair, diwakili oleh darah, air kencing, keringat, kelenjar, hormon, dll
      3. Teja = Cahaya/Energy, cahaya muka, cahaya kulit, cahaya darah, dll (bedakan orang sakit dan orang sehat dan orang mati, mukanya tampak sangat berbeda)
      4. Bayu = Unsur Gas, diwakili oleh oksigen, CO2, dll
      5. Akasa = Unsur Ruang, seperti rongga mulut, rongga dada, rongga dalam perut, dll

      Hal ini sesuai dengan konsep ilmu biologi yang menyatakan ciri-ciri mahluk hidup: membutuhkan air, membutuhkan oksigen….

      Ketika orang meninggal maka Ruh/Atma akan meninggalkan badan wadag ini, kembali kepada Sang Pencipta, demikian pula maka tubuh ini akan kembali kepada unsur-unsur pembentuknya.

      Bila mayat dikubur, proses penguraian dan pengembalian unsur-unsur pembentuk tubuh melalui pembusukan oleh bakteri memakan waktu yang cukup lama, apalagi kalo didaerah yang penduduknya padat seringkali digusur karena kekurangan lahan, belum lagi bila sang mayat ini menderita penyakit menular tidak bisa sembarangan di kubur disembarang kuburan, karena akan menulari masyarakat sekitarnya.

      Oleh karena itu sisi logis dan benefit dari dilakukan proses kremasi/pembakaran mayat adalah:
      1. Pengembalian unsur-unsur pembentuk tubuh ke alam akan sangat cepat, yang udara/gas kembali ke udara/gas, yang air/cair kembali ke air, yang ruang kembali ke ruang, cahaya/energi kembali ke cahaya/energi,
      2. Tidak perlu kwatir tergusur
      3. Tidak perlu kwatir ada penularan penyakit
      4. Prosesnya lebih singkat
      5. Dst…. masih banyak lagi

      Jadi Pak Aaan, pembakaran mayat/kremasi sangat logis.
      Kalo bapak merasa ngeri melihat mayat dibakar, apakah Bapak tidak ngeri melihat mayat dimakan belatung membusuk kemudian hancur perlahan….?

      Kurang lebihnya mohon maaf
      Kalo ada yang bermanfaat itu karena anugrah Tuhan, kalo ada yang tidak berkenan itu karena kebodohan saya…

      Salam damai dan sejahtera selalu
      semoga semua mahluk berbahagia dan sejahtera

    • Salam Sejahtera,

      Saudara Zahirin_nasution, terimakasih atas komennya.
      Ya dengan pendekatan berfikir yang sama, sangat mengerikan membayangkan mayat keluarga kita membusuk digerogoti bakteri dan ulat-ulat di dalam tanah. Belum lagi ketika resapan pembusukannya masuk ke dalam air tanah dan membuat air tanah menjadi beracun hingga meracuni masyarakat yang hidup disekitarnya seperti kisah di Aceh pasca Tsunami. Di tambah lagi kisah di metropolitan kuburan yang digusur-gusur, udah masa hidup sulit ketika meninggalpun kuburannya digusur sana di gusur sini.

      Yang lebih heboh lagi, bila mayat dari seseorang itu mengidap penyakit menular, harus mencari kuburan yang jauh dari pemukiman masyarakat. Bila ia tinggal di kota ini sangat menyulitkan.

      Tentu bukan itu yang menjadi acuan utamanya.

      Dengan tetap sujud dan hormat pada tradisi dan keyakinan semua saudara kita. Di sini kita bisa melihat dengan pikiran jernih bahwa setiap tradisi, setiap ajaran, ada dasar pengetahuannya yang dituliskan dalam kitab masing-masing. Dan kewajiban setiap penganut untuk menjalankan ajarannya sebaik-baiknya. Mari kita jalankan keyakinan kita dengan tulus ikhlas, sehingga kasih murni tumbuh subur di dalam diri kita. Kasih murni ini mendasari setiap gerak pikir, kata dan perbuatan kita sehingga menciptakan nuansa kedamaian dimanapun kita berada.

      Salam damai dan salam kasih.
      Made M.

  14. Apa tugas dn kwajiban umat. Bisakah aku jadi orang sabar. Apa yg paling tuhan sayangi

    • Tugas dan kewajiban umat adalah:
      1. menjalankan kewajiban sebagai anggota keluarga, anggota masyarakat (komunitas dimana berada), warga negara, sebagai umat beragama (sesuai dengan agama yang diyakininya).
      2. mewujudkan cinta dalam setiap gerak pikir, kata dan lakunya. Sehingga setiap aktivitas dilandasi oleh cinta. Cinta yang berawal dari dalam diri menjadi cinta universa.
      3. mewujudkan keharmonisan hubungan dengan Sang Pencipta, para malaikat/para dewa, dengan sesama manusia dan dengan alam sekitarnya.
      4. menundukkan dan menguasai musuh dalam diri yang berupa, marah, loba, irihati, mabuk, bingung, keinginan/nafsu

      Bisakah aku menjadi sabar…?
      BISA!

      Apa yang Tuhan sayangi…?
      Umat yang melaksanakan kewajiban di atas…

      Demikian kurang lebihnya mohon maaf…

      salam
      made mariana
      abu dhabi

  15. Om Swastyastu..!!!
    Agama Qta MengenaL Yg Namanya Reinkarnasi(Lahir KembaLi)
    Apakah Itu Benar Dan Bagaimana Proses Tersebut
    Apakah Menyesuaikan Dgn Persentase amaL & Prbuatan @ta Di Dunia
    SUKSEME…
    Om Cantih.Cantih.cantih…Om…!!!

    • Om Swatyastu

      Betul Pa Tut.. Agama Hindu mengenal reinkarnasi.
      Seperti yang Bapak ketahui bahwa inti ajaran Agama Hindu adalah Panca Sradda; Lima Keyakinan:
      1. Percaya dengan adanya Tuhan
      2. Percaya dengan adanya Atman (Roh yang menghidupi mahluk)
      3. Percaya dengan adanya Karma Phala
      4. Percaya dengan adanya Reinkarnasi/Punarbawa/Numitis/Lahir Kembali
      5. Percaya dengan adanya Moksa/Nirvana

      Tujuan agama Hindu adalah mencapai Moksa = bersatunya kembali Atman dengan Tuhan. (bersatu dengan Tuhan)
      Bukan Sorga, (dunia yang penuh dengan kenikmatan dan berada dekat dengan Tuhan)

      Bila belum mampu mencapai moksa maka mereka akan mengalami proses reinkarnasi, mengalami sorga dan neraka.

      Bila perbuatannya baiknya banyak dia akan masuk sorga kemudian dia akan reinkarnasi lagi menjadi manusia yang mendukung dia untuk mencapai moksa (lahir di keluarga spritual dan berkecukupan),

      bila perbuatan buruknya lebih banyak maka dia akan lahir menjadi orang yang menderita, atau menjadi mahluk-mahluk bawahan… Dia akan terus mengalamai reinkarnasi sampai dia mampu mencapai Moksa..

      Demikianlah prosesnya, kalo ada keraguan silahkan ditanyakan, tiang siap memberikan penjelasan semampunya..

      Santih..

      Salam
      Made M./abu dhabi

  16. peraturan yg baru ada , peraturan yg lama di hapus karna yg baru lehih segalanya !!! Begitu juga agama ?

    • Salam sejahtera,

      Peraturan dibuat dengan berbagai kepentingan, misalnya dalam pembelian Mobil Volkswagen (VW) di negaranya sendiri harganya sangat mahal, dibandingkan dengan di negara lain contohnya UAE, makanya teman saya yang dari Jerman beli Mobil VW di UAE, kemudian di bawa ke negaranya

      Di Indonesia membeli mobil buatan luar negeri pajaknya 300%, sementara di UAE tidak ada pajak, nah kenapa peraturan ini berbeda? karena kepentingannya berbeda, demikian pula di satu tempat/negara, peraturan dibuat untuk menjalankan kepentingan pemerintah baru, ada unsur politis di dalamnya… demikian pula agama yang mengaku terbaru dan terbaik karena ada unsur politis untuk mencari pengikut sebanyak-banyaknya agar nantinya dapat pahala sebanyak-banyaknya..

      Kalo diibaratkan makanan, Nasi adalah makanan Pokok Bangsa Indonesia dari jaman ke jaman, walaupun datang makanan pokok baru dari negara lain seperti Gandum/Roti (Barat), Parota (India), Japati (India), Kobus (Arab), dll. Tetap saja Bangsa Indonesia nikmat hidup dengan makan nasi, tidak marem rasanya kalo belum makan nasi… Jadi dalam hal ini bila Agama diibaratkan dengan makanan pokok, tetap ajeg sepanjang jaman asal tanah dan kondisi alamnya mendukung…

      Namun Sanatana Dharma (Kebenaran Yang Abadi) yang oleh orang Persia disebut dengan Hindhu, kekal sepanjang Jaman dari 6000 tahun sebelum masehi hingga kini tetap menjadi salah satu Agama terbesar di Dunia… dan inilah peninggalan leluhur Bangsa Indonesia, Banyak wahyu yang diterima oleh Leluhur kami Bangsa Indonesia baik di Gunung Raung (Jawa), Dieng (Jawa), 1000 Masehi (Maha Rsi Dharma Kerthi) di Sumatra…..di Bali…dan ditempat-tempat yang lain…

      Agama yang mampu menciptakan kedamaian, keharmonisan, bukan konflik pertengkaran dan pembunuhan…

      Agama baru akan terus bermunculan… sepanjang jaman, dan mereka akan diuji oleh jaman itu sendiri, sehingga satu persatu berjatuhan hingga lenyap ditelan masa….

      Tidak demikian dengan Sanatana Dharma (oleh orang Persia disebut Hindu), dari 6000 tahun sebelum masehi terus bertahan hingga kini.

      Banyak sekali agama-agama bermunculan setelahnya dan seiring berjalannya waktu berguguran… karena banyak yang tidak bisa masuk di logika manusia dan penuh dengan dogma yang mengikat…..

      Demikian sedikit penjelasan dari kami, kurang lebihnya mohon maaf, bila Anda ingin berdebat tentang Agama Anda secara indah dan penuh kasih kami akan senang hati menjamu Anda…

      Salam Damai dan Sejahtera selalu

      Made M.

      Dalam sejarah terbukti agama yang mengandalkan politis akan musnah cepat ataupun lambat, beberapa agama yang baru lahir sering mengklaim dirinya paling bagus tapi bila diperhatikan sebagiaan besar negeri yang menganutnya mayoritas terjadi pergolakan…

  17. agama hindu itu indah bagi orang yang menganut agama hindu itu sendiri. begitu pula dengan agama lainnya. Oleh karena itu, mari Penganut agama Hindu, kita hormati agama lainnya.

    I Love Hindu

    • Terimakasih Pak Bludus…
      Salah satu wujud nyata spritual hindu adalah adanya toleransi dan penghormatan yang tinggi, karena pada setiap diri manusia ada Hyang Widdhi. Penghargaan pada orang lain adalah ciri seorang spritual.

      Oleh karenanya kembangkanlah selalu penghormatan kepada orang lain, baik dari bahasanya, budayanya, agamanya, makanannya, hobinya dan lain-lain… Asal jangan toleransi kebablasan.

      Santih..

  18. ingin mengenal agama hindu lebih mendalam,,(masuk agama hindu)

    • Salam Sejahtera,

      Giovanni, terimakasih telah berkunjung ke Blog kami, menurut sastrawan Tolstoy, ada tiga jenis manusia terkait dengan agamanya:
      1. Manusia yang tidak percaya dengan seluruh kepercayaan/agama apapun
      2. Manusia yang melanjutkan agama yang diterima dari orang tuanya
      3. Manusia yang mengikuti kata hatinya..

      Kami berterima kasih dengan ketertarikan Giovanni, ingin mengetahui agama hindu lebih mendalam…. silahkan selami dan pelajari, bila ada pertanyaan yang sekiranya saya bisa bantu menjawab, tentu dengan senang hati akan saya jawab, dan selamat menjalani proses pencarian… semoga Giovanni menemukan kedamaian dan kebahagiaan

      Salam damai (santih…)
      Made M.

  19. ingin mengenal agama hindu lebih mendalam,,

  20. om swastyastu….
    saya percaya akan reinkarnasi/ krn hidup adalah berputar… jika saya te lahir dari hasil reinkarnasi sebelumnya lalu hasil dari apa saya ketika terlahir untuk pertama kalinya… mohon bimbingannya… suksma..

    om shanti shanti shanti om

    • om swastyastu,

      Anda terlahir untuk pertamakalinya adalah karena hasil Ciptaan Hyang Widdhi (dakam wujud sebagai Sagunam Brahman). Dalam agama Hindu manusia pertama disebut dengan Manu, keturuannya kemudian disebut dengan nama Manusia. Kitab Hukum Tuntunan Hidup manusia yang ditulis oleh Bhagavan Manu disebut dengan Manusmerthi..

      Om Santih Santih Santih

  21. om swastiastu,
    tyang berasal dari gorontalo, dan hindu disana adalah minoritas. dilingkungan tyang (teman-teman) mereka sangat fanatik dengan agamanya tyang sebut saja ‘muslim’. tyang orang yang tidak terlalu mendalami ajaran agama hindu. nah ad teman tyang memberikan pernyataan seperti ini, kalau agama di dunia ini ada dua yaitu agama yang diciptakan oleh Tuhan dan Agama yang diciptakan oleh manusia itu sendiri. yang termasuk agama ciptaan Tuhan adalah Islam, kristen tapi mereka salah menafsirkan mereka (kristen) mengangangap low juru selamat (nabi isa) mereka dianggap tuhan. yang berikutnya adalah yahudi mereka dianganggap salah karena setelah nabi mereka meninggal mereka meninggalkan ajarannya,
    nah sedangkan Hindu,budha dan konghucu dianggap agama buatan manusia.
    bagaimana menurut bapak mengenai pernyataan ini, mohon penerangannya.
    suksme
    om santih,santih,santih Om

    • om swastyastu,

      Pak Dewa, Berikut penjelasan dari Pak Ngakan Putu Putra di Majalah Media Hindu tentang hal ini silahkan disimak:

      Ada berbagai cara menggolongkan agama-agama dunia. Ernst Trults seorang teolog Kristen menggolongkan agama-agama secara vertikal: pada lapisan paling bawah adalah agama-agama suku, pada lapisan kedua adalah agama hukum seperti agama Yahudi dan Islam; pada lapisan ketiga, paling atas adalah agama-agama pembebasan, yaitu Hindu, Buddha dan karena Ernst Trults adalah seorang Kristen , maka agama Kristen adalah puncak dari agama-agama pembebasan ini.

      Ram Swarup, seorang intelektual Hindu dalam bukunya ; “ Hindu View of Christianity and Islam” menggolongkan agama menjadi agama-agama kenabian (Yahudi, Kristen dan Islam) dan agama-agama spiritualitas Yoga (Hindu dan Buddha) dan mengatakan bahwa agama-agama kenabian bersifat legal dan dogmatik dan dangkal secara spiritual, penuh klaim kebenaran dan yang membawa konflik sepanjang sejarah. Sebaliknya agama-agama Spiritualitas Yoga kaya dan dalam secara spiritualitas dan membawa kedamaian.

      Ada yang menggolongkan agama-agama berdasarkan wilayah dimana agama-agama itu lahir, seperti agama Semitik atau rumpun Yahudi sekarang disebut juga Abrahamik (Yahudi, Kristen, dan Islam) dan agama-agama Timu r (Hindu, Buddha, Jain, Sikh, Tao, Kong Hu Cu, Sinto).

      Ada pula yang menggolongkan agama sebagai agama langit (Yahudi, Kristen, dan Islam) dan agama bumi (Hindu, Buddha , dll) Penggolongan ini paling disukai oleh orang-orang Kristen dan Islam, karena secara implisit mengandung makna tinggi rendah, yang satu datang dari langit, agama wahyu, buatan Tuhan, yang lain lahir di bumi, buatan manusia. Penggolongan ini akan dibahas secara singkat di bawah ini.

      Agama bumi dan agama langit.

      Dr. H.M . Rasjidi, dalam bab Ketiga bukunya “Empat Kuli yah Agama Islam Untuk Perguruan tinggi” membagi agama-agama ke dalam dua kategori besar, yaitu agama-agama alamiah dan agama-agama samawi. Agama alamiah adalah agama budaya, agama buatan manusia. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah agama Hindu dan Budha. Mengenai agama Hindu Rasjidi mengutip seorang teolog Kristen, Dr. Harun Hadiwiyono, Rektor Sekolah Tinggi Theologia “Duta Wacana” di Yogyakarta sebagai berikut:

      “Sebenarnya agama Hindu itu bukan agama dalam arti yang biasa. Agama Hindu sebenarnya adalah satu bidang keagamaan dan kebudayaan, yang meliputi jaman sejak kira-kira 1500 S.M hingga jaman sekarang. Dalam perjalanannya sepanjang abad-abad itu, agama Hindu berkembang sambil berobah dan terbagi-bagi, sehingga agama ini memiliki ciri yang bermacam-macam, yang oleh penganutnya kadang-kadang diutamakan, tetapi kadang-kadang tidak diindahkan sama sekali. Berhubung karena itu maka Govinda Das mengatakan bahwa agama Hindu itu sesungguhnya adalah satu proses antropologis, yang hanya karena nasib baik yang ironis saja diberi nama agama.” 1)

      Samawi artinya langit. Agama samawi adalah agama yang berasal dari Tuhan (yang duduk di kursinya di langit ketujuh, Sky god, kata Gore Vidal). Yang termasuk dalam kelompok ini adalah agama Yahudi, Kristen, dan Islam. Dalam bab Keempat dengan judul “Agama Islam a dalah Agama Samawi Terakhir” Rasjidi dengan jelas menunjukkan atau menempatkan Islam sebagai puncak dari agama langit. Hal ini dapat dipahami karena Rasjidi bukan saja seorang guru besar tentang Islam, tetapi juga seorang Muslim yang saleh.

      Bahkan dengan doktrin mansukh, pembatalan, para teolog dan ahli fikih Islam mengklaim, Qur’an sebagai wahyu terakhir telah membatalkan kitab-kitab suci agama-agama sebelumnya (Torah dan Injil).

      Bila Tuhan yang diyakini oleh ketiga agama bersaudara ini adalah satu dan sama, pendangan para teolog Islam adalah logis. Tetapi disini timbul pertanyaan, apakah Tuhan menulis bukunya seperti seorang mahasiswa menulis thesis? Sedikit demi sedikit sesuai dengan informasi yang dikumpulkannya, melalui percobaan dan kesalahan, perbaikan, penambahan pengurangan, buku itu disusun dan disempurnakan secara perlahan-lahan?

      Tetapi ketiga agama ini tidak memuja Tuhan yang satu dan sama. Masing-masing Tuhan ketiga agama ini memiliki asal-usul yang berbeda dan karakter yang berbeda. Yahweh berasal dan ajudan dewa perang, yang kemungkinan berasal dari suku Midian, dan dijadikan satu-satunya Tuhan orang Israel oleh Musa. Jesus salah seorang dari Trinitas, adalah seorang pembaharu agama Yahudi yang diangkat menjadi Tuhan oleh para pendiri Kristen awal. Allah adalah dewa hujan yang setelah digabung dengan dewa-dewa lain orang Arab dijadikan satu-satunya tuhan orang Islam oleh Muhammad. Jadi Yahweh, Trinitas dan Allah adalah tuhan-tuhan yang dibuat manusia. 2) (Lihat Karen Amstrong: A History of God).

      Dan karakter dari masing-masing Tuhan itu sangat berbeda. Ketiganya memang Tuhan pencemburu, tetapi tingkat cemburu mereka berbeda. Yahweh adalah Tuhan pencemburu keras, gampang marah, dan suka menghukumi pengikutnya dengan kejam, tetapi juga suka ikut berperang bersama pengikutnya melawan orang-orang lain, seperti orang Mesir, Philistin dan Canaan. Jesus juga Tuhan pencemburu, tapi berpribadi lembut, ia memiliki banyak rasa kasih, tetapi juga mempunyai neraka yang kejam bagi orang-orang yang tidak percaya padanya. Allah lebih dekat karakternya dengan Yahweh, tetapi bila Yahweh tidak memiliki neraka yang kejam, Allah memilikinya. Di samping itu, bila Yahweh menganggap orang-orang Yahudi sebagai bangsa pilihannya, Allah menganggap orang-orang Yahudi adalah musuh yang paling dibencinya.

      Jadi jelaslah di langit-langit suci agama-agama rumpun Yahudi ini terdapat lima oknum Tuhan yang berbeda-beda, yaitu Yahweh, Trinitas (Roh Kudus, Allah Bapa dan Tuhan Anak atau Jesus) dan Allah Islam. Masing-masing dengan ribuan malaikat dan jinnya.

      Pengakuan terhadap Tuhan yang berbeda-beda tampaknya bisa menyelesaikan masalah soal pembatalan kitab-kitab atau agama-agama sebelumnya oleh agama-agama kemudian atau agama terakhir. Masing-masing Tuhan ini memang menurunkan wahyu yang berbeda, yang hanya berlaku bagi para pengikutnya saja. Satu ajaran atau satu kitab suci tidak perlu membatalkan kitab suci yang lain.

      Tetapi disini timbul masalah lagi. Bagaimana kedudukan bagian-bagian dari Perjanjian Lama yang diterima atau diambil oleh Perjanjian Baru? Bagaimana kedudukan bagian-bagian Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang terdapat di dalam Al-Qur’an? Apakah bagian-bagian itu dipinjam dari Tuhan yang satu oleh Tuhan yang lain, yang ada belakangan? Atau persamaan itu hanya kebetulan? Ataukah para penulis kitab-kitab yang belakangan meminjamnya dari penulis kitab-kitab terdahulu?

      Pembagian agama menjadi agama bumi dan agama langit, dari sudut pandang Hindu sebenarnya tidak menjadi masalah. Ini terkait dengan konsep ketuhanan dari masing-masing agama. Agama-agama Abrahamik atau Rumpun Yahudi (nama yang lebih tepat daripada “agama langit”) memandang Tuhan sebagai sosok berpribadi, seperti manusia, yang berdiam di langit (ke tujuh) duduk di atas kursinya, yang dipikul oleh para malaikat. Dari kursinya di langit itu Dia melakukan segala urusan, termasuk antara lain, tetapi tidak terbatas pada, mengatur terbit dan tenggelannya matahari, “menurunkan” wahyu dan lain sebagainya. Dari segi ini benarlah sebutan “agama langit” itu, karena ajarannya diturunkan oleh Tuhannya yang bermukim nun jauh di langit.

      Dalam pandangan agama Hindu, Tuhan bersifat panteistik, yang melingkupi ciptaan (imanen) dan sekaligus di luar ciptaannya (transenden) . Menurut pandangan Hindu Tuhan tidak saja lebih besar dari ciptaannya, tetapi juga dekat dengan ciptaannya. Kalau Tuhan hanya ada di satu tempat di langit ketujuh, berarti Ia ada di satu noktah kecil di dalam ciptaannya. Oleh karena itu Dia tidak Mahabesar. Agak mirip dengan pengertian ini, di dalam agama Hindu, dikenal ajaran tentang Avatara, yaitu Tuhan yang menjelma menjadi mahluk, yang lahir dan hidup di bumi – seperti Rama dan Krishna – menyampaikan ajarannya di bumi langsung kepada manusia tanpa perantara.

      Dari segi ini, dikotomi agama langit dan agama bumi tidak ada masalah. Baru menjadi masalah ketika “truth claim” yang menyertai dikotomi ini. Bahwa agama langit lebih tinggi kedudukannya dari agama bumi; karena agama-agama langit sepenuhnya merupakan bikinan Tuhan, yang tentu saja lebih mulia, lebih benar, dari agama-agama bumi yang hanya buatan manusia dan bahwa oleh karenanya kebenaran dan keselamatan hanya ada pada mereka. Sedangkan agama-agama lain di luar mereka adalah palsu dan sesat.

      Pandangan “supremasis” ini membawa serta sikap “triumpalis”, yaitu bahwa agama-agama yang memonopoli kebenaran Tuhan ini harus menjadikan setiap orang sebagai pengikutnya, menjadikan agamanya satu-satunya agama bagi seluruh umat manusia, dengan cara apapun. Di masa lalu “cara apapun” itu berarti kekerasan, perang, penaklukan, penjarahan, pemerkosaan dan perbudakan atas nama agama.

      Masalah wahyu

      Apakah wahyu? Wahyu adalah kata-kata Tuhan yang disampaikan kepada umat manusia melalui perantara yang disebut nabi, rasul, prophet. Bagaimana proses penyampaian itu? Bisa disampaikan secara langsung, Tuhan langsung berbicara kepada para perantara itu, atau satu perantara lain, seorang malaikat menyampaikan kepada para nabi; atau melalui inspirasi kepada para penulis kitab suci. Demikian pendapat para pengikut agama-agama rumpun Yahudi.

      Benarkah kitab-kitab agama Yahudi, Kristen dan Islam, sepenuhnya merupakan wahyu Tuhan? Bila benar bahwa kitab-kitab ini sepenuhnya wahyu Tuhan, karena Tuhan Maha Tahu dan Maha Sempurna, maka kitab-kitab ini sepenuhnya sempurna bebas dari kesalahan sekecil apapun. Tetapi Studi kritis terhadap kitab-kitab suci agama-agama Abrahamik menemukan berbagai kesalahan, baik mengenai fakta yang diungkapkan, yang kemudian disebut ilmu pengetahun maupun tata bahasa. Berikut adalah beberapa contoh.

      Pertama, kesalahan mengenai fakta.

      Kitab-suci kitab-suci agama ini, menyatakan bumi ini datar seperti tikar, dan tidak stabil. Supaya bumi tidak goyang atau pergi ke sana kemari, Tuhan memasang tujuh gunung sebagai pasak. Kenyataa nn ya bumi in i bulat seperti bola. Dan sekalipun ada banyak gunung, lebih da ri tujuh, bumi te ta p saja bergoyang, karena gempat.

      Kedua, kontradiksi- kontradiksi.

      Banyak terdapat kontradiksi – kontradiksi intra maupun antar kitab suci – kitab suci agama-agama in i. Satu contoh tentang anak Abraham yang dikorbankan sebagai bukti ketaatannya kepada Tuha n (Yahweh atau Allah). Bible mengatakan yang hendak dikorbankan adalah Isak, anak Abraham dengan Sarah, istrinya yang sesama Yahudi. Sedangkan Qur’an mengatakan bukan Isak, tetapi Ismail, anak Ibrahamin dengan H agar, budak Ibrahim yang asal Mesir

      Contoh lain. Bible menganggap Jesus sebagai Tuhan (Putra), seangkan Qur’an menganggap Jesus (Isa) hanya sebagai nabi, dan bukan pula nabi terakhir yang menyempurnakan wahyu Tuhan.

      Ketiga, kesalahan struktur kalimat atau tata bahasa.

      Di dalam kitab-kitab suci ini terdapat doa-doa, kisah-kisah, berita – berita tentang kegiatan Tuhan, mirip seperti berita surat kabar, yang ditulis oleh seseorang (wartawan) atas seseorang yang lain (dari obyek berita, dalam hal ini Tuhan). Lalu ada kalimat yang merujuk Tuhan sebagai “Aku, Kami, Dia, atau nama-namanya sendiri, seperti Allah, Yahweh , dll ”. Mengapa Tuhan menunjukkan diriNya dengan Dia, kata ganti ketiga? Kata – kata atau kalimat-kalimat pejoratif seperti Maha Adil, Maha Bijaksana, Maha Mengetahui ini pastilah dibuat oleh manusia, sebab mustahil rasanya Tuhan memuji-muji dirinya sendiri.

      Keempat, ajaran tentang kekerasan dan kebencian.

      Di dalam kitab-suci kitab-suci agama-agama langit ini banyak terdapat ajaran-ajaran tentang kebencian terhadap komunitas lain, baik karena kebangsaan maupun keyakinan. Di dalam Perjanjian Lama terdapat kebencian terhadap orang Mesir, Philistin, Canaan dll. Di dalam Perjanjian Baru terdapat ajaran kebencian terhadap orang Yahudi dan Roma. Di dalam Qur’an terdapat ayat – ayat kebencian terhadap orang-orang Yahudi, Kristen dan pemeluk agama – agama lain yang dicap kafir secara sepihak. Pertanyaan atas soal ini , betulkah Tuhan menurunkan wahyu kebencian terhadap sekelompok orang yang memujanya dengan cara berbeda-beda, yang mungkin sama baiknya atau bahkan lebih baik secara spiritual? Bukankah akhirnya ajaran – ajaran kebencian ini menjadi sumber kekerasan sepanjang massa?

      Bagaimana mungkin Tuhan yang Maha Bijaksana, Maha Pengasih dan Penyayang menurunkan wahyu kebencian dan kekerasan semacam itu? Di dalam agama Hindu kebencian dan kekerasan adalah sifat-sifat para raksasa, asura dan daitya (demon, devil, atau syaitan).

      Di samping hal-hal tersebut di atas, agama-agama rumpun Yahudi banyak meminjam dogma dari agama – agama lain, bahkan dari komunitas yang mereka sebut penyembah berhala atau kafir. Dogma utama mereka tentang eskatologi seperti hari kiamat, kebangkitan tubuh dan pengadilan terakhir dipinjam oleh agama Yahudi dari agama Zoroaster Persia, lalu diteruskan kepada agama Kristen dan Islam. Legenda tentang penciptaan Adam dipinjam dari leganda tentang penciptaan Promotheus dalam agama Yunani kuno . Bagaimana mungkin tuhan agama langit meminjam ajaran dari agama-agama atau tradisi buatan manusia?

      Swami Dayananda Saraswati (1824-1883), pendiri Arya Samaj, sebuah gerakan pembaruan Hindu, dalam bukunya Satyarth Prakash (Cahaya Kebenaran) membahas Al Kitab dan AI-Qur’an masing-masing di dalam bab XI II dan XIV, dan sampai kepada kesimpulan yang negatif mengenai kedua kitab suci ini. Bahwa kedua kitab suci ini mengandung hal-hal yang patut dikutuk karena mengajarkan kekerasan, ketahyulan dan kesalahan. Ia meningkatkan penderitaan ras manusia dengan membuat manusia menjadi binatang buas, dan mengganggu kedamaian dunia dengan mempropagandakan perang dan dengan menanam bibit perselisihan. “

      Apa yang dilakukan oleh Swami Dayananda Saraswati adalah kounter kritik terhadap agama lain atas penghinaan terhadap Hindu yang dilakukan sejak berabad-abad sebelumnya oleh para teolog dan penyebar agama lainnya.

      Kesimpulan.

      Tidak ada kriteria yang disepakati bersama di dalam penggolongan agama-agama. Setiap orang membuat kriterianya sendiri secara semena – mena untuk tujuan meninggikan agamanya dan merendahkan agama orang lain. Hal in i sangat kentara di dalam agama-agama missi yang agresif seperti Kristen dan Islam dimana segala sesuatu dimaksudkan sebagai senjata psikologis bagi upaya-upaya konversi dan proselitasi mereka.

      Di samping itu tidak ada saksi dan bukti untuk memverifikasi dan mem fal sifikasi apakah isi suatu kitab suci betul-betul wahyu da ri Tuhan atau bukan? Yang dapat dikaji secara obyektif adalah isi atau ajara n yang dikandung kitab suci – kitab suci itu apakah ia sesuai dengan dan mempromosikan nilai – nilai kemanusiaan, seperti cinta kasih, kesetiaan, ketabahan, rajin bekerja, kejujuran, keb a ikan hati atau mengajarkan kebencian dan kekerasan?

      Penggolongan agama-agama menjadi agama langit dan agama bumi, jelas menunjukkan sikap arogansi, sikap merendahkan pihak lain, dan bahkan sikap kebencian yang akhirnya menimbulkan kekerasan bagi pihak yang dipandangnya sesat , menjijikan dan tidak bernilai. Di lain pihak peoggolongan ini menimbulkan rasa tersinggung, kemarahan, dan akhirnya kebencian. Bila kebencian bertemu kebencian, hasilnya adalah kekerasan.

      Melihat berbaga i cacat da ri kitab suc i- kitab suci mereka, khususnya ajarannya yang penuh kebencian dan kekerasan, maka isi kitab suci itu tidak datang da ri Tuhan, tetapi da ri manusia yang belum tercerahkan, apalagi Tuhan- T uhan mereka adalah buatan manusia.

      Berdasarkan hal-hal tersebut di atas disarankan agar dikotomi agama langit dan agama bumi in i tidak dipergunakan di dalam ba i k buku pelajaran, wacana keagamaan maupun ilmiah. D ianjurkan agar dipergunakan istilah yang lebih netral, yaitu agama Abraham ik dan agama Timur.

      (Ngakan Putu Putra sebagaian bahan dari SATS ; “Semua Agama Tidak Sama” ).

      Catatan kaki:

      I). Prof . DR. H.M. Rasjidi : “Empat Kuliyah Agama Islam pada Perguruan Tinggi” penerbit Bulan Bintang, Jakarta, cetakan pertama, 1974. hal 10) H.M Rasjidi hal 53

      2). Lihat Kare n Amstrong : A History of God

      3). Swami Dayananda Saraswati Satyarth Prakash (Light of Truth), hal 648.

      4). Ibid hal 720.

      (Sumber: Majalah Media Hindu Edisi 35, Januari 2007)

  22. om swastiastu,
    maaf tyang kalau banyak bertanya, tyang ini masih buta dengan ajaran tyang (hindu. begini teman-teman tyang juga sering bertanya knapa agama hindu berbeda-beda di setiap negara, padhal agama hindu kan berasal dari india, kenapa bisa berbeda?? baik itu dari segi hari raya, pakaian, bahkan ada dari doa-doa memakai bahasa bali kuno.jangankan di dunia di indonesia saja agama hindu itu berbeda, seperti hindu jawa, bali, hindu dayak. terlihat bahwa hindu itu tidak kompak tidak ada acuan yang pasti.
    nahh tyang bingung kalau menganggapi pertanyaan seperti itu. skali lagi mohon pencerahannya.
    suksme
    om santih, santih, santih om

    • Om swastyastu,

      Inggih Pak Dewa, kalo ada yang sekiranya kami bisa bantu dengan senang hati akan kami jelaskan, semoga penjelasan kami ini memberikan tambahan informasi yang bermanfaat.

      PAK DEWA BERTANYA:
      knapa agama hindu berbeda-beda di setiap negara, padhal agama hindu kan berasal dari india, kenapa bisa berbeda?

      PENJELASAN:
      Agama Hindu memiliki 3 kerangka dasar yang terdiri dari:
      1. TATWA/FILSAFAT
      2. ETIKA/SUSILA
      3. UPACARA/RITUAL

      Dalam FILSAFAT/TATWA Agama Hindu dimanapun berada SAMA,mendasarkan diri pada VEDA (Baik Sruti maupun Smerthi), ITIHASA (Ramayana, Mahabharata, Upanisad, dst). Contohnya: Setiap orang Hindu percaya dengan Tuhan Yang Maha Esa: dasar acuannya Veda: “Ekam Evam Adwityam Brahman”, Hanya ada satu Tuhan tidak ada yang kedua.
      Setiap orang Hindu Percaya Hukum Karma Phala dimanapun berada…. dan seterusnya

      Dalam SUSILA, orang hindu juga sama, contohnya: Ahimsa: Tidak boleh menyakiti mahluk lain baik melalui pikiran perkataan dan perbuatan, contoh lainnya: Semua Orang Hindu menjujung tinggi Kejujuran acuannya: Ajaran Arjawa (jujur) dan Panca Satya (lima kesetiaan seperti: Setia Pada Kata Hati, Setia Pada Ucapan, Setia Pada Tindakan, Setia Pada Janji, dan Setia pada Teman), contoh lainnya, semua orang Hindu menjalankan ajaran Tat Twam Asi, Kamu adalah Aku, Aku adalah Kamu, jadi kalo aku menyakitimu sama dengan aku menyakiti diriku sendiri, jadi Aku harus menyayangimu seperti menyayangi diriku sendiri, sehingga dalam pergaulan akan diterima dimanapun berada…. dan masih banyak lagi bisa dibahas pada session yang lain.

      PADA upacara/ritual, dasarnya adalah keihlasan… kebebasan.. karena umat Hindu sangat menghargai kebebasan Individu dalam mengekspresikan rasa kasih sayangnya, rasa cintanya Pada Tuhan, oleh karena itu Agama Hindu sangat menghargai budaya setempat dimana orang Hindu berada, menjaga local geniusnya, menjaga tradisi budaya yang telah tercipta ribuan tahun….

      Dasar Ritual adalah Yadnya: Korban Suci yang tulus ikhlas… jadi ukurannya KEIHLASAN…Dan Orang Hindu percaya apapun yang Ada adalah Ciptaan Tuhan otomatis juga adalah Miliki Tuhan/Hyang Widdhi, jadi sebelum menikmati harus dihaturkan terlebih dulu pada yang Punya, Minta Ijin dulu…. Bila dia seorang Nelayan punyanya hanya Ikan maka, Ikan yang dipersembahkan pada Tuhan… Bila dia seorang Pembuat Kue, Kue yang dimiliki maka, Kuelah yang dipersembahkan kepada Tuhan,… Bila dia seorang Penari, punyanya tarian, maka tarianlah yang dipersembahkan kepada Tuhan… Bila dia seorang Tukang Ukir, dibikinlah bangunan yang indah-indah tempat untuk memuliakan Tuhan… dan seterusnya… Di Bali masyarakatnya sebagian besar adalah seniman… maka dia menghaturkan hasil karya seninya, daun yang dia punya diukir biar indah, buah yang dia punya dirangkai dengan indah, sehingga yang paling indah, yang paling enak dan yang paling bagus semua dihaturkan pada Tuhan, nanti sisanya baru dinikmati…

      Demikian pula, karena budaya dan tradisi suku Bali, Jawa, Dayak, berbeda-beda maka tampaklah mereka berbeda-beda, seperti ketika bapak berpakaian, dalam satu keluarga pasti tidak percis sama, dari ukurannya beda, modelnya beda, warnanya beda, bahannya beda… dan seterusnya… JADI PERBEDAAN ITU ADALAH SANGAT ALAMI, DAN BEING SPRITUAL IS BEING NATURAL… Semakin spritual orang akan semakin menyatu dengan alam, sehingga berbuah kedamaian, keindahan dan kebenaran….

      Dalam menuju Tuhan, Umat Hindu menyediakan banyak jalan (Yoga), ada dengan mendasarkan Kecerdasan, bisa lewat Jnana Yoga, Ada yang mendasarkan kerja tanpa pamrih, bisa lewat Karma Yoga, Ada yang medasarkan rasa, lahirlah berbagai karya seni, bangunan, tari, lukisan, patung, dsb, bisa lewat Bhakti Yoga, Ada yang suka berpuasa, berlatih nafas, berkonsentrasi, berkontemplasi, merenung, bisa lewat Raja Yoga, semua itu ada tuntunannya… Dan karena manusia lahir dengan perbedaan inilah makanya disediakan jalan yang berbeda-beda, oleh karenanya tampak berbeda -beda.

      Contoh kecil saja: Dalam mendapatkan uang, karena orang terlahir berbeda-beda maka caranya dapat uang juga berbeda-beda, ada yang berdagang, ada yang bertani, ada yang beternak, ada yang berkebun, ada yang menjadi nelayan, ada yang menjadi pegawai negeri, ada yang jadi pegawai swasta… yang penting di dasari oleh kebenaran dalam menjalankan tugasnya, JUJUR, SATYA, AHIMSA, ARJAWA, dst….

      Demikian penjelasan dari saya, kurang lebhnya mohon maaf

      Salam
      made m./ abu dhabi

  23. om swastiastu,
    maaf tyang malih masuk, maklum tyang niki tinggal di daerah rantauan jadi banyak godaan. banyak pertanyaan-pertanyaan dari teman2 tyang, mengenai agama hindu yang sulit tyang jawab karena keterbatasan bahkan sangat kurang pengetahuan yang tyang miliki tentang hindu itu sendiri.
    teman2 tyang di gorontalo mereka sulit sekali membedakan tentang hari raya antara hindu dan budha, terkadang mereka salah memberikan ucapan selamat hari raya, seperti hari raya waisak yang sudah lewat. nah yang jadi pertanyaan mereka apakah budha itu terlahir dari hindu??? dalam artian bahwa hindu itu mengalami perpecahan sehingga membentuk agama baru, apakah itu benar??? yang berikutnya apakah di hindu itu ada istilah haram seperti agama yang lain??? kalau di agama hinduistilah haram itu yang bagaimana???
    skali lagi mohon pencerahannya
    suksme
    om santih,santih,santih Om

    • Om Swastyastu,

      PERTANYAAN
      apakah budha itu terlahir dari hindu???

      JAWABAN
      Iya… Buddha Gautama, Sidharta Gautama yang menjadi Buddha (mencapai pencerahan) adalah seorang putra Hindu, Beliau lahir dari rahim seorang Hindu Putra Raja Suddhodana adalah seorang Hindu. Sang Buddha mendapatkan pencerahan setelah melaksanakan meditasi dengan cara Yoga Hindhu.
      Secara Pribadi Buddha adalah putra Hindu
      Secara Agama, Filsafat Buddha merupakan bagian dari Filsafat Sanathana Dharma dalam kelompok NASTIKA.
      Secara Agama Juga, Buddha adalah Avatara ke-9

      PERTANYAAN
      hindu itu mengalami perpecahan sehingga membentuk agama baru, apakah itu benar???

      JAWABAN
      Tidak!..Itu Tidak benar
      Hindu tidak mengalami perpecahan dan membentuk agama baru yaitu Buddha.

      Buddha mengajarkan kembali ajaran-ajaran sanathana Dharma (sering dikenal dengan nama Hindu) yang telah banyak diselewengkan. Dan sesuai sabdanya Tuhan, Bila mana kebenaran dikuasai oleh kebatilan maka Tuhan akan hadir mengambil salah satu bentuk sesuai dengan kehendaknya untuk membasmi kebatilan dan membela kebenaran, menyelematkan yang benar.

      Dalam hal ini Buddha lahir meluruskan kembali pelaksanaan ajaran Veda yang diselewengkan pada saat itu.

      PERTANYAAN:
      apakah di hindu itu ada istilah haram seperti agama yang lain???

      JAWAB:
      Di Hindu tidak ada ajaran haram seperti di Agama lain.

      Dalam Agama hindu kebebasan setiap individu sangat dihargai dan dijunjung tinggi. Jadi mereka diberikan kebebasan untuk mengekspresikan dirinya.

      Di Hindu diajarkan, kalau anda melakukan ini…akibatnya begini, kalo anda melakukan itu… akibatnya begitu.. sesuai dengan HUKUM KARMAPHALA… Jadi Anda diberikan pilihan, dan diajarkan apa dan bagaimana akibat setiap aktivitas pikiran, perbuatan dan perkataan…

      Misalnya kalo ada minum minuman keras (minumannya para buthakala, setan, makhluk-mahluk bawahan) maka anda akan mewarisi sifat dan kharakter raksasa…. suka marah, malas, pengecut, tidak sabar..dll

      Sebaliknya bila Anda memakan makanan yang baik (satwam) maka akan diwarisi sifat-sifat welas asih, penyabar, tahan uji, dst…

      Sekarang terserah Anda mau jadi apa…?

      Ajaran Hindu itu sangat adaptif, sesuai dengan desa kala patra (tempat, waktu dan objek/orangnya).

      Demikian penjelasan dari Saya Pak Dewa…
      kurang lebihnya mohon maaf

      Santih
      Made M.

  24. om swasty astu,
    tyang juga pengen memberikan sebuah pertanyaan…. sebenarnya jika agama kita (hindu) mereka pertanyaan banyak sekali trik-trik ya bisa teman-teman sedharma sampaikan kepada mereka yang ngk tau sejauh mana ajaran hindu itu sesungguhnya dan sudah banyak cara atau trik yang telah diberikan baik di MH, ada buku juga yang judulnya bagaimana umat hindu menghayati Tuhan oleh pak Ketut Wiana. merupakan modal buat jita semua untuk mlestarikan ajaran kebenaran yang abadi ini. titiang hanya bertaya manurut orang tua yang pernah titiang dengar bahwa mengatakan warna bendera merah putih itu berasal dari hindu, mahsud titiang konsepnya diambil dari hindu,karena pada zaman sebelum negara indonesia ini merdeka sudah ada bendera merah putih sebagai ider-ider dalam upacara ritual hindu dibali zaman dulunya, benarkah pernyataan itu menurut bapak? mohon diberikan penjelasan
    Om Santih-Santih-Santih Om

    • Om Swastyastu,

      Sebenarnya kalo mau melihat sejarah kebelakang, maka Indonesia ini dari abad ke-4 sampai abad ke-15, Hindu-Budha adalah merupakan Agama mayoritas/Resmi negara. Slogan Bhineka Tunggal Ika pun pada lambang negara Indonesia berasal dari Kitab Sutasoma, karya Mpu Tantular, adalah Kitab Hindu.

      Dalam Agama Hindu dikenal proses penciptaan manusia itu berasal dari pertemuan dari Kama Bang/Sel Telor Ibu (Bang=Merah) , Kama Petak/Sperma Bapak (Petak=Putih). Pertemuan ini menghasilkanlah manusia… Jadi merah putih ini adalah merupakan sumber kekuatan, sumber keberadaan manusia… Oleh karena itu sejak dulu digunakan sebagai lambang oleh pendahulu kita, seperti terukir di Candi Borobudur, seperti konon yang digunakan oleh tentara Majapahit, Tentara Kerajaan Mataram… dst..

      Demikian pak kurang lebihnya mohon maaf

      Made M.

  25. om suasty astu,
    tiang ingin bertanya lagi, pd tggl 26 kemarin dulu tiang ikut kegiatan sosialisasi dan sekaligus pelantikan forum kerukunan umat beragama (FKUB) kota gorontalo dan ketika ada seoarang teman muslim membaca doa menurut ajaran agama mereka, dan ia katakan bahwa arti agamaa itu berasal dari bahasa sansekerta, namun kemudian ia susul lagi kalimatnya bahwa pengertian dari agama itu dari bahasa yunani yang artinya “a” = tidak, “gam” = bruk. suatu yang tidak buruk. dari penjelasan itu tiang jadi bingung, sebanarnya kata agama itu baerasal dari mana,apakah banyak dari berbagai macam bahasa atau hanya dari bahasa sansekerta? tolong berikan penjelasanya ya pak. sukseme…. om santi,santi,santi om

    • Om Swastyastu,

      Agama berasal dari Bahasa Sankertha, kata A-GAM-A, awalan A berarti “tidak” dan GAM berarti “pergi atau berjalan, sedangkan akhiran A bersifat menguatkan yang kekal, dengan demikian “agama: berarti pedoman hidup yang kekal”

      Kata Agama dipersamakan dengan Religi, Kata Religi ini berasal dari Bahasa Inggris, Religion, bahasa Belanda:Religie, basa Latin: Relegere, kalo bahasa Arabnya:Din.

      Demikian Pak…kirang langkungne ampura.

      Om Santih Santih Santih Om.

  26. apa perbedaan antara hindu biasa dengan hindu siwa?

    • Salam damai dan sejahtera selalu

      Mas Benny.. Sesungguhnya secara Filsafat dan Etika tidak ada beda antara Hindu Biasa dan Hindu Siwa, karena itu hanyalah sebutan saja. Nama Agama Hindupun lahir dari Orang-orang Persia yang datang ke tepi sungai Indus di masa lampau.

      Nama Agama kami sesungguhnya adalah Sanatana Dharma = Kebenaran Abadi…

      Pada Jaman Majapahit di Nusantara tidak dikenal nama Hindu, mereka mengenal Agama Siwa dan Agama Buddha, seperti yang dituliskan dalam kitab Sutasoma…”Bhina Ika Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrua, Siwa Buddha Manunggalakena……” Berbeda itu, satu itu, tidak ada kebenaran yang mendua… Siwa dan Buddha satu adanya….

      Hindu mengenal ribuan bahkan jutaan nama Tuhan (sahasra nama).. Salah satu nama yang paling populer di Indonesia ini adalah SIWA.

      Mereka yang menyembah Tuhan dalam nama SIWA inilah yang disebut dengan Hindu Siwa.

      Mereka tampak beda ketika masuk ke ranah Upacara/Ritual, dimana esensi dari Upacara adalah korban suci yang tulus ikhlas… Para penganut Siwa umumnya banyak melakukan upacara-upacara agama sebagai rasa terimakasih atas segala karunia Tuhan…

      Demikian kurang lebihnya mohon maaf

      Salam damai dan sukses selalu

  27. om swasty astu,,,,
    bagaimana pandangan intelektual Hindu terhadap maraknya gerakan NII saat ini..sukseme…
    om santih, santih, santih om

    • Om Swastyastu,

      Kalo menurut intelektual hindu mohon maaf tiang gak tahu.

      Tapi menurut pendapat tiang pribadi, hal itu tidak sesuai dengan cita-cita terbentuknya negara Indonesia. NKRI dasarnya adalah Pancasila, dimana di dalamnya menyebutkan Ketuhanan Yang Maha Esa, yang artinya tidak hanya satu agama saja… namun beberapa agama yang mengakui Keesaan Tuhan.

      Hal ini juga mengingkari Undang Undang Dasar 1945 pasal 29, tentang kebebasan beragama….

      Demikian pandangan kami…

      Santih…

  28. Om Swastyastu

    saya Gusti Ngurah Agus Kurniawan.

    mau tanya neh… kenapa kok di bali umat hindu itu yg paling dominan.? dan juga seperti di daerah gunung di bromo jg bnyak umat hindunya.
    nah kerajaan majapahit itu kan agamanya hindu dan kerajaan yg terbesar di jawa. pnyebabnya runtuhnyah krjaan majapahit tu apa?
    apakah ada kaitannya antara runtuhnya kerajaan majapahit yg kemudian umat hindu lari ke gunung, ke bali, yg lebih parahnya lagi dia di bunuh klo tetap hindu, begita ancamannya. jadi siapa sih agama yg menggunakan jalan kekerasan, dan meruntuhkan kerajaan majapahit bahkan terbesar di nusantara? mohon beritahu sumpah jayabaya, karna ada kata Hindu di sumpah tsb?
    Mohon penjelasannya.

    Om Shanti Shanti

    • Om Swastyastu,

      kenapa kok di bali umat hindu itu yg paling dominan.? ….
      Karena sebagian besar orang Bali menemukan kedamaian dan kenyamanan beragama Hindu, mereka sangat mencintai Agamanya dan tradisinya. Sehingga mereka mempertahankan agamanya dari gempuran para missionaris atau para pendakwah.

      pnyebabnya runtuhnyah krjaan majapahit tu apa?

      Karena kepemimpinan yang lemah…, sehingga terjadi perang saudara, kudeta/pemberontakan, dan yang paling menyedihkan pemberontakan yang terbesar dipinpin oleh putra sendiri yang beragama Islam yaitu Radeh Patah.

      Terus terang saya tidak paham dengan sumpah Jayabaya, karena Periode Jayabaya memerintah dan periode Kerajaan Majapahit berbeda jaman, dan dalam rentang waktu yang sangat panjang…

      Santih
      MM

  29. osa,
    saya supriyanto penganut hindu skrg tinggal d rantauan yg mayoritas muslim, ada yg menanyakan klo di hindu itu Nabi nya siapa kan klo di islam/kristen ada? Sama apakah dihindu mengenal istilah ( muslim bilang kafir)? osssa

    • Om Swastyastu

      mas supri, di Hindu Tidak mengenal istilah Nabi, di Hindu kita mengenal istilah Maha Rsi, Beliau yang menerima wahyu tentang Veda. Maha Rsi yang paling terkenal adalah Maha Rsi Wyasa dan Sapta Rsi (Tujuh Orang Maha Rsi penerima wahyu Veda). Maha Rsi Wyasa dibantu oleh ke-empat muridnya monkodifikasikan kitab Catur Veda, Rig Veda: Maha Rsi Pulaha, Sama Veda: Maha Rsi Jaimini, Yajur Veda: Maha Rsi Waisampayana, Atharwa Veda: Maha Rsi Sumantu.

      Di Hindu tidak mengenal istilah Kafir, karena dalam Hindu diajarkan “Vasudaiva Kutum Bakam” Semua manusia dilahirkan bersaudara, “Tat Tvam Asi” artinya kamu adalah aku, aku adalah kamu, bila aku menyakitimu sama dengan aku menyakiti diriku sendiri, bila aku memperlakukan dirimu dengan baik sama dengan aku memperlakukan diriku dengan baik.

      Demikian mas supri.

      Bila ada keraguan silahkan ditanyakan, semoga saya bisa memberikan penjelasan.

      santih santih santi om

      Made M.

  30. om swastyastu,
    tyang tertarik dengan pertanyaan pak Gusti ngurah kurniawan mengenai kerajaan majapahit. begini pak tyang sangat awam sekali dengan sejarah2 hindu zaman dulu. begini pak bisa diceritakan secara singkat bagaimana kerajaan majapahit bisa hancur? knapa bisa putra mahkota menganut agama islam? apa ada yang salah dengan hindu pada zaman itu?
    mohon pencerahannya
    suksme

    • om swastyastu,

      Di setiap negara dimana Pemimpinnya Kuat dan Visioner maka negara itu akan kuat dan maju seperti: di Indonesia: Bung Karno dan Bung Hatta, di UAE Syeikh Zayed…di Zaman Majapahit ada Hayam Wuruk, di Zaman Sri Wijaya ada Bala Putra Dewa…

      Majapahit runtuh karena kelemahan dari pemimpinnya. Mudah tergoda hawa nafsu, menyerahkan pendidikan anak kepada pihak lain… sehingga Anak tidak paham dengan apa yang menjadi ageman orang Tuanya, anak belajar kepercayaan yang berbeda dari orang tuanya, kalo berikutnya anak menentang orang tuanya karena beda kepercayaan… siapakah yang salah…?

      Ketika seorang pemimpin lemah, pelaksana pemerintahanpun menjadi lemah, disegala bidang akan ada celah….itu tanda suatu kehancuran…

      Demikian kiranglangkungne ampura…

      santih
      MM

  31. ada sejarah perkembangan agama hindu di dunia gak selain di india ama indonesia?

  32. Om swasty astu…?
    Pak saya mau tanya yang pertama mengajarkan agama hindu siapa?

    • Om Swastyatu

      Yang pertamakali mengajarkan Hindu adalah Tuhan Yang Maha Esa, seperti dijelaskan dalam Bhagavadgita oleh Sri Krishna

      Berkatalah Yang Maha Pengasih:
      1. Ilmu pengetahuan yang tak dapat habis ini Kusabdakan pada Vivasvan; Vivasvan menyabdakannya kepada Manu; dan Manu menyabdakannya kepada Ikshvaku.

      2. Begitulah pada masa yang silam para guru (resi) agung mengenal ilmu pengetahuan ini, dari satu ke yang lainnya, tetapi dalam kurun waktu yang lama kemudian, ilmu pengetahuan ini hilang (dilupakan) dari dunia, oh Arjuna.

      Sri Kreshna menyatakan di sini, bahwa Beliaulah Adiguru yang Pertama yang mengajarkan ilmu pengetahuan sejati ini kepada mereka-mereka yang pantas menerimanya di masa-masa yang lampau. Yang pantas menerima disebut adhikari, dan adhikari yang pertama adalah Vivasvan (Batara Surya), Dewa Cahaya. Dari Vivasvan ajaran ini turun ke Manu (manusia yang pertama) yang dianggap menjadi cikal-bakal bangsa Aryan. Manu kemudian menurunkan ajaran ini kepada Ikshvaku, seorang raja Hindu di India pada masa yang amat silam. Ajaran sejati ini amat kuno sifatnya, tetapi amat relevan sampai masa kini, dan hanya diajarkan kepada para adhikari yang terpilih. Itu sudah suatu ketentuan spiritual Ilahi. Para guru atau resi-resi yang agung dan suci, para pemikir atau filsuf dan raja-raja di masa silam menjadikan ajaran ini sebagai pegangan hidup mereka, sampai suatu saat dimana manusia melupakan ajaran ini.

      Santih.
      MM

  33. om swastyastu,
    pak tyang mau tanya. konsep keTuhanan dalam agama Hindu itu seperti apa?
    mohon pencerahannya
    suksme

    • om swastyastu,

      konsep ketuhanan dalam Hindu dibahas dalam Widdhi Tattwa (Filsafat Ketuhanan)
      TUHAN MAHA ESA
      1. Ekam Evam Adwityam Brahman = Tuhan itu Esa, tidak ada yang kedua
      2. Eko Narayano Nadwityo Asti Kascit = Hanya Ada satu Tuhan tidak ada yang kedua
      3. Ekam Satvitrah Wahuda Wadanti = Hanya ada satu Tuhan, Para Bijaksana menyebut dengan banyak nama, orang Bijaksana dari Inggris nyebutnya: GOD, orang Bijaksana dari Timur Tengah nyebutnya: ALLAH, orang Bijaksana dari Indonesia menyebutnya Tuhan, Hyang Widdhi, Hyang Sanggkan Paraning Dumadi, Hyang Tuduh… dll….. masih banyak lagi Sahasranama.. ada Ribuan Nama sesuai manifestasi Beliau.

      TUHAN ADA DIMANA-MANA
      Wyapi-Wyapaka Nirwikara

      TUHAN MAHA SEGALA-GALANYA memiliki kekuatan Asta Aiswaryan sebagai bentuk kemahakuasaan Beliau yaitu:
      1. Anima: sangat halus
      2. Laghima: sangat ringan
      3. Mahima: sangat besar dan sangat luas, tak terbatas
      4. Prapti: dapat mencapai segala tempat
      5. Isitwa: melebihi segala-galanya
      6. Prakamya: kehendak-Nya selalu tercapai
      7. Wasitwa: sangat berkuasa
      8. Yatrakamawasayitwa: kodrati tidak dapat diubah:

      NIRGUNAM & SAGUNAM BRAHMAN
      Nirgunam = Tak berbentuk,
      Sagunam = Berbentuk

      ACINTYA = Tak terpikirkan

      Bagaimanapun usaha manusia menjelaskan Tuhan, dengan menggunakan logikanya/pikirannya yang termanifestasi melalui kata-kata atau kalimat tidak akan pernah menyentuh-Nya secara menyeluruh… oleh karena itu.. Terima Beliau Ada, Percaya pada Nya, Pasrahkan diri sepenuhnya Pada Tuhan….

      Demikian sedikit penjelasan tiang tentang konsep ketuhanan Hindu… kalo ada pertanyaan silahkan…

      santih
      MM

  34. bagii ak.. sejarah ipss tuh.. susahh hapalinx.. .. uangell.. poolll hehhehee

  35. om swastiastu,
    suksme pak atas penjelasannya dari pertanyaan2 tyang. terus terang tyang masih sangat awam mengenai ajaran agama sendiri, maklum tyang brada di luar pulau bali. tapi tyang pengin skali mengenal hindu lebih dalam.
    tyang iri dengan teman2 lain(muslim) mereka sangat mengerti dan memahami ajarannya, ketik tyang ditanya ajaran sy sendiri, sy kewalahan.

    pak tyang mau tanya lagi, ini mengenai PUNARBAWA\kelahiran kembali, yang merupakan salah satu bagian dari panca srada (low tidak salah). yang bikin saya bingung kalau ad punarbawa:
    1. kapan akan masuk sorga dan nerakanya?
    2. salah lupa istilahnya, ad yang jika dosa di kehidupan lalu akan dinikmati sekarang, yg sekarang dinikmati skrg, dan yg sekrg akan dinikmati di kehidupan akan datang. kan sudah ad ketiga pernyataan tersebut. brarti nda perlu masuk sorga dan neraka lagi, karena sudah ad hukum alam yg mengaturnya.
    3. apakah kelahiran kembali, akan lahir di garis keturunan yang sama??? kalau tidak, di bali kan kita msih memuja leluhur kita, bukannya mereka sudah mengalami punarbawa dalam artian sudah tidak ad lagi.

    mohon penjelasan dan pencerahannya.
    suksme

  36. Om Swastyastu,

    Suksma mewali Pak Dewa Mantra. Kita sama-sama belajar. Memang tidak bisa dipungkiri penguasaan tattwa/filsafat kita masih lemah, kita mesti belajar dari saudara kita dari umat muslim dan kristiani, mereka sangat rajin membaca kitab sucinya.

    Belum terlambat bagi kita untuk berusaha untuk belajar, titiang pribadi sudah 17 tahun dirantau, kini tiang ada di Timur Tengah, jarak dan batas tidak bisa lagi membatasi kita belajar, apalagi di jaman cyber ini… mari kita belajar bersama.

    Pertanyaan 1:

    pak tyang mau tanya lagi, ini mengenai PUNARBAWA\kelahiran kembali, yang merupakan salah satu bagian dari panca srada (low tidak salah). yang bikin saya bingung kalau ad punarbawa:
    1. kapan akan masuk sorga dan nerakanya?

    Jawab:

    Dalam ajaran Panca Sraddha (Lima Keyakinan) masing-masing:
    1. Percaya dengan adanya Brahman/Tuhan Yang Maha Esa
    2. Percaya dengan adanya Atman/Jiwa yang menghidupi setiap mahluk
    3. Percaya dengan adanya Hukum Karmaphala
    4. Percaya dengan adanya Punarbawa/Reinkarnasi
    5. Percaya dengan adanya Moksa (Menyatu Atman dengan Brahman)

    Punarbawa ada karena adanya Hukum Karmaphala.
    Bila karma kita baik (pikiran, perkataan dan perbuatan) kita selama hidup ini, maka hasilnya baik, kita masuk sorga. Bila karma kita buruk (pikiran, perkataan, perbuatan) maka kita masuk neraka.

    Contoh riilnya dalam kehidupan kita:
    “Bila kita rajin menolong orang yang kesusahan (baik) maka ketika kita dalam kesusahan banyak teman akan menawarkan bantuan (baik/bahagia/sorga)”
    “Bila kita mencuri/merampok/korupsi/KKN, membuat orang lain menderita (tidak baik/buruk), maka kita dicaci maki orang, dikejar-kejar polisi kalo ketangkep di penjara (neraka), hati tidak tenang karena tahu uang itu hasil nyuri/ngerampok, selalu was-was dan dihantui oleh rasa takut (neraka dunia)..

    Selama hasil perbuatan (karma phala) ini belum habis dinikmati maka kita terus akan terlahir kembali, bila terlahir dari sorga maka menjadi orang yang baik, rupawan, lahir dikeluarga baik-baik, berada yang mendukung peningkatan untuk menjadi lebih spritual

    Sebaliknya bila terlahir dari neraka, maka dia akan menjadi mahluk menderita, kalo jadi manusia, bodoh, cacad, bisa juga jadi hewan/binatang, atau tumbuh-tumbuhan… yang kehidupannya menderita.

    Oleh karena itu pupuklah selalu karma baik….

    Pertanyaan 2:
    salah lupa istilahnya, ad yang jika dosa di kehidupan lalu akan dinikmati sekarang, yg sekarang dinikmati skrg, dan yg sekrg akan dinikmati di kehidupan akan datang. kan sudah ad ketiga pernyataan tersebut. brarti nda perlu masuk sorga dan neraka lagi, karena sudah ad hukum alam yg mengaturnya.

    Jawab:
    Dalam hukum karmaphala, ada tiga jenis karmaphala:
    1. Sancita Karmaphala: Hasil perbuatan di kehidupan sebelumnya (reinkarnasi sebelumnya) yang belum tuntas dinikmati, dikehidupan inilah dinikmati lagi… Inilah yang menjelaskan kenapa, banyak orang yang berbuat jahat kok hidupnya bagus terus…? sebaliknya dia berbuat baik terus tapi kok ketiban sial terus… ini karena sisa perbuatan di masa kehidupan sebelumnya

    2. Prarabda Karmaphala: Hasil perbuatan di kehidupan ini, dinikmati sekarang juga (karma phala cicih) misalnya Bapak rajin menanam mangga, maka menikmati buah mangga, rajin membantu orang tua, disayang orang tua, rajin menyanyi istri dan anak-anak, merekapun akan menyayangi anda…

    3. Kryamana Karmaphala: Hasil perbuatan di kehidupan ini yang belum tuntas dinikmati, akan dinikmati pada kehidupan berikutnya. Misalnya Bapak rajin mamberikan dharmawacana tanpa pamrih, rajin menolong orang yang kesusahan tanpa pamrih, belum sempat menikmati keburu meninggal.. maka semua tabungan karma baik ini akan menjadi bekal di reinkarnasi berikutnya….

    Karma kita (pikiran, perkataan dan perbuatan) yang menentukan kehidupan kita, Sorga dan Neraka hanyalah persinggahan, sebelum kita mampu mencapai Moksa. Sorga dan Neraka sebagai pelukisan keadaan yang menyenangkan/membahagiakan dan keadaan yang penuh derita, Sorga dan Neraka ada di dunia ini maupun setelah kematian… Sang Suratma yang akan menunjukkan hasil perbuatan Bapak, kalo yang lebih sedikit yang buruknya, maka ke neraka dulu, setelah selesai baru ke sorga untuk menikmati yang baik, seperti dikisahkan dalam maha bharata.

    Pertanyaan 3:
    apakah kelahiran kembali, akan lahir di garis keturunan yang sama??? kalau tidak, di bali kan kita msih memuja leluhur kita, bukannya mereka sudah mengalami punarbawa dalam artian sudah tidak ad lagi.

    Jawab:
    Kelahiran itu bisa dikeluarga kita bisa di keluarga yang lain tergantung karma vasananya, bisa jadi lahir sebagai binatang atau tumbuhan bila selama hidupnya terlalu banyak melakukan perbuatan buruk… Jadi semua tergantung Karmanya.

    Kita memuja Leluhur sebagai perhormatan atas jasa-jasa Beliau. Leluhur yang paling dekat adalah Orang Tua, untuk lahir jadi manusiapun Tuhan membutuhkan bantuan Orang Tua kita, kita bisa hidup, tumbuh menjadi manusia dewasa karena orang tua, demikian pula orang tua karena kakek dan nenek, kakek dan nenek, karena kumpi… Kitapun diwarisi harta, ilmu, kebudayaan, yang membuat kita bisa hidup… Jadi kita memuja Leluhur adalah sebagai rasa Bhakti dan terimakasih kita, sebagai bentuk penghormatan kita ata jasa-jasa Beliau (Rna=Kita berhutang)….

    Punarbawa atau kelahiran itu yang menentukan Karma Vasana masing-masing, dia berhenti menjalani Punarbawa ketika mencapai Moksa (bersatunya sang Atma dengan Brahman)… selama dia belum mencapai Jagad Hita (kebahagiaan di dunia) dan Moksa (menyatunya sang Atman dengan Tuhan) maka dia akan selalu bereinkarnasi.

    Ingat tujuan Agama Hindu: Moksartham Jagaditha ya ca iti dharma : Mencapai moksa dan kebahagiaan di dunia.
    Sorga = Dekat dengan Tuhan
    Moksa= Bersatu dengan Tuhan

    Demikian Pak Dewa… semoga bermanfaat

    Santih
    Made M/ Abu Dhabi – UAE

  37. pak made, kalau ad waktu coba buka blog ini.

    NABI MUHAMMAD SAW DALAM KITAB SUCI UMAT HINDU

    mohon, bisa memberikan pencerahannya.
    suksme

  38. om swastiastu
    suksme pak atas segala pencerahan yang bapak kasi ke saya, sekarang saya merasa bersemangat menjadi HINDU. jujur saya pernah berpikir kalau agama hindu adalah agama hayalan, tetapi setelah saya mulai mempelajarinya, walaupun cuma sedikit, kepercayaan itu mulai tumbuh. itu berkat artikel bapak yang menjadi pedoman saya.

    saya mau bertanya lagi:
    1. bagaimana konsep penyembahan patung dalam agama Hindu?
    karena agama lain menganggap agama hindu adalah agama musrik.
    2. kalau di bali, ad sesajen2 yang ditaruh di pinggir jalan, baru ada pohon yang di ikat dengan kain poleng (hitam-putuh). bagaimana menjelaskan tentang itu semua!
    3. bagaimana kondisi hindu di india??? jujur saya tidak tau mengenai agama hindu di india. apalagi sering teman2 sy bertanya mengenai orang2 india dalam konteks hindu.

    mohon pencerahannya
    skali lagi suksme,

  39. Om Swastyastu,

    Be proud of Hindu. Hindu agama yang luar biasa, sangat ilmiah, menghargai perbedaan, menjaga tradisi dan budaya tiap daerah, mengayomi semua ajaran…

    PERTANYAAN:
    1. bagaimana konsep penyembahan patung dalam agama Hindu?
    karena agama lain menganggap agama hindu adalah agama musrik.

    JAWABAN:
    Konsep Tuhan dalam Hindu:
    1. NIRGUNAM BRAHMAN: tak berbentuk, tak berwujud, tak terpikirkan,dst… mirip seperti Tuhan dalam Islam
    2. SAGUNAM BRAHMAN: berbentuk, berwujud…
    Pada hakekatnya Tuhan dalam Hindu itu Maha segala-galanya, jadi bisa tidak berbentuk (Nirgunam Brahman) bisa berbentuk (Sagunam Brahman), Bisa diluar keduanya/diluar jangkauan Pikiran Manusia (Acintya = Tak Terpikirkan)…

    Patung, Pratima, Gambar, Lukisan, Aksara, Simbol adalah media untuk memudahkan manusia memusatkan pikiran, seperti ketiga Bapak Menghormat pada Bendera Merah Putih, Tentu bukan menghormat pada kainnya, tapi pada Bangsa Indonesia….. atau lambang Bulan Sabit di Islam, Tanda Salib di Kristen… itu semua simbol yang memudahkan manusia… Ketika Anda menghitung pake Kalkulator, tentu bukan kalkulator yang menjadi tujuan Anda. Tapi hasil perhitungan itu, Jika Anda sudah mahir menghitung tidak perlu menggunakan kalkulator lagi…
    Demikian pula untuk memusatkan pikiran langsung kepada Tuhan Yang Maha segala-galanya, tidaklah mudah, maka manusia menggunakan bantuan berupa, simbol, patung, pratima, gambar, warna, musik, aksara…dlll

    Anda akan keliru bila menggunakan simbol atau patung-patung itu untuk tujuan lainnya, selain untuk membantu memusatkan pikiran pada Hyang Widdhi, sebagai media konsentrasi… Kita Umat Hindu hanya menyembah Hyang Widdhi/Brahman.. tentang pentingnya simbol dalam kehidupan manusia baca artikel saya di web ini:

    SIMBOL SANGAT PENTING DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

    Sama ketika umat islam mencium Batu Hazar Aswad, dan berkiblat Ke Kaabah, tentu bukan bermaksud untuk menyembah Batu atau Kaabah, Saudara umat muslim hanya menyembah Allah.

    PERTANYAAN:
    2. kalau di bali, ad sesajen2 yang ditaruh di pinggir jalan, baru ada pohon yang di ikat dengan kain poleng (hitam-putuh). bagaimana menjelaskan tentang itu semua!

    Filosofi Hindu Bali: Bila Anda ingin bahagia maka Anda harus mampu menjaga keharmonisan hubungan dengan tiga hal yaitu:
    1. Tuhan Yang Maha Esa/Dewa-Dewa/Leluhur (sembahyang, piodalan, hari raya, yadnya, agni hotra, dll)
    2. Sesama Manusia (saling tolong menolong, saling menghargai, saling menghormati perbedaan, kelebihan dan kekurangan masing-masing, mencintai sesama manusia) tidak berbuat jahat
    3. Alam dan Mahluk Bawahan, kekuatan lain (Butha) : tidak mencemari lingkungan dengan membuang sampah sembarangan, tidak mencemari lingkungan dengan berfikir kotor, berkata kotor, dan berbuat jahat)… termasuk juga tidak menyakiti mahluk bawahan seperti hewan dan tumbuhan dan mahluk-mahluk yang tidak kelihatan..

    Salah satu bentuk upacara untuk menjaga keharmonisan dengan alam dan mahluk bawahan adalah dengan melakukan upacara butha yadnya. Butha yadnya ini dilakukan di pinggir jalan… Lima Butha yang terbesar adalah (api, air, angin, tanah dan ruang) = panca maha butha… menaruh sajen di tanah juga melakukan upacara pada butha (pertiwi/tanah)… menghormati pohon karena pohon menyimpan air, mencegah banjir dan tanah longsor, dan menghasilkan oksigen yang diperlukan oleh kehidupan manusia, menghasilkan buah-buahan yang bisa dinikmati oleh manusia oleh karenanya kita memiliki kekuatan (karena ada oksigen untuk bernafas, ada air untuk diminum, ada buah dan sayuran yang bisa dimakan) makanya kita menghormati tumbuhan/pohon… kain hitam putih artinya; simbol dua kekuatan.

    PERTANYAAN:
    3. bagaimana kondisi hindu di india??? jujur saya tidak tau mengenai agama hindu di india. apalagi sering teman2 sy bertanya mengenai orang2 india dalam konteks hindu.

    ketika tiang berkunjung ke India sebanyak dua kali, masyarakat india sangat kuat filsafatnya, mereka rajin membaca kitab suci, mereka kebanyakan vegetarian, sapi sangat dihormati di sana…, dalam hal tatwa/filsafat dan etika kita memiliki kesamaan, contohnya: Satya = kebenaran dan kejujuran, Ahimsa = tidak menyakiti, Prema = Cinta Kasih, dll…. semua ajaran bersumber dari Veda, Itihasa (Mahabharata, Ramayana), Upanishad, Weda Smerthi, Bhagavad Gita, Yoga Vasistha, Dlll…….

    Dalam hal upacara/yadnya kita berbeda, karena yadnya adalah korban suci yang tulus ikhlas, apa yang dimiliki itu yang dihaturkan dengan tulus ikhlas….disesuaikan dengan keadaan seseorang, negara, iklim, kebudayaan dan adat istiadat… disinilah kelebihan hindu menjaga budaya disetiap daerah… inilah yang menyebabkan tampak beda antara Hindu Jawa, Hindu Bali, Hindu India, Hindu Nepal, dll…… inti ajarannya sama, hanya upacaranya yang berbeda… Intinya sama, hanya upacaranya yang berbeda.

    Sama kayak umat muslim ketika merayakan Lebaran, di Indonesia ada petasan, ada malam taqbiran rame sekali…. Di tempat kelahiran Islam di Arab Saudi dan sekitarnya, sepi… tidak ada heboh-hebohnya… (kebetulan tiang pernah tinggal di Saudi Arabia selama 4 tahun)

    Demikian singkatnya Pak Dewa… semoga bermanfaat

    Om Santih Santih Santih Om
    Made M/Abu Dhabi.

  40. suksme pak made atas pecerahan. pak made tyang minta izin pake komennya bapak tuk kasi komentar keblog lain
    heheee.

    suksme.

  41. om swastiastu,
    pak tyang mau tanya.

    bagaimana pendapat bapak tentang ramalan awatara yang terakhir (kalki awatara). yang di ramalkan berkuda putih dan membawa pedang.
    apakah di zaman sekarang ataupun ke depan Relevan??

    mohon pencerahannya
    suksme

  42. Om Swastyastu,

    Pertanyaan:
    bagaimana pendapat bapak tentang ramalan awatara yang terakhir (kalki awatara). yang di ramalkan berkuda putih dan membawa pedang.
    apakah di zaman sekarang ataupun ke depan Relevan??

    Jawaban:

    Penjelasan tentang Kalki Avatara ada pada Kitab Wisnu Purana.

    Sumber pertama Veda Sruti adalah Rg Veda yang merupakan kumpulan wahyu/sabda Brahman. Wahyu ini diterima oleh para Maharsi yang dikenal dengan sebutan Sapta Rsi.

    Veda Sruti lainnya adalah Sama Veda, Yajur Veda, dan Atharva Veda. Masing-masing Veda memiliki kitab Mantra, Brahmana, dan Upanisad. Sumber kedua dari ajaran Hindu adalah Kitab Smrti yang terdiri dari kitab-kitab Vedangga, dan kitab-kitab Upaveda. Itihasa dan Purana tergolong dalam kodifikasi Upaveda. Sedangkan kitab-kitab lainnya tergolong Nibandha yang tidak termasuk didalam kodifikasi Veda, seperti Brahma Sutra, Bhasya, Tantra, dan lainnya.

    Sumber tentan Kalki Avatara: Visnu Purana, Kitab purana merupakan kodifikasi upaveda…..

    Tentang kehadiran Avatara dijelaskan dalam Bhagavadgita, ketika kejahatan merajalela, Tuhan akan mewujudkan diriNya untuk melindungi umatNya yang taat di jalan Dharma.
    Mengenai Avatara saya pribadi meyakini itu Ada.

    Penggambaran Kalki Avatara apakah relevan dengan zaman sekarang atau kedepannya? Kalo melihat film-film masa depan seperti Start Trek, Matrix, dimana digambarkan tokoh-tokoh yang memiliki pedang luar biasa yang bisa menangkis segala jenis tembakan… bisa jadi ini relavan..

    Santih
    Made M.

  43. om swastyastu
    pak made, apakah di Hindu ada aliran sesat (yang tidak di akui oleh hindu itu sendiri)??/
    seperti halnya di islam adalah ajaran Muhamadiah yang di claim sesat oleh islam itu sendiri.

    mohon pencerahannya
    suksme

    • om swastyastu,

      Dewa… dalam Hindu kebebasan setiap individu sangat dihargai. Oleh karena itu maka di Hindu tidak dikenal ada aliran sesat. Dalam Hindu setiap orang diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi dirinya untuk menemukan kebenaran sejati: Secara garis besar filsafat Hindu dibagi menjadi dua:
      1. Yang menerima otoritas Veda = ASTIKA
      Terdiri dari 6 filsafat:
      a. Samkya
      b. Yoga.. sangat dikenal diseluruh Dunia
      c. Mimamsa
      d. Waisesika
      e. Nyaya
      f. Wedanta

      2. Yang menolak otoritas Veda = NASTIKA terdiri dari tiga:
      a. Carwaka : Filsafat Materialism (Atheis) tokohnya Rsi Vatsyayana kitabnya yang terkenal = Kamasutra sangat dikenal diseluruh dunia..
      b. Buddha: Sidharta Gautama
      c. Jaina : Mahavira

      Di dalam Hindu semuanya mendapatkan tempat masing-masing dengan baik.

      Demikian

      Santih
      MM

  44. om swastiastu,
    pak made tiang mau tanya lagi, ini mengenai awatara yang merupakan manifestasi Brahman dalam hal ini Wisnu. jika dilihat dari sifat-sifat Brahman.

    yg menjadi pertanyaan tiang:
    1. apakah Tuhan dapat menikah, makan ,dan minum seperti manusia?
    2. ini di luar dari awatara, ini mengenai metatah (potong gigi) apa ada di ajaran weda? dan bagaimana filosofinya??

    Mohon pencerahannya dari ketidak tauan tiang,
    suksme
    santih

    • Om Swastyastu,

      TANYA:
      1. apakah Tuhan dapat menikah, makan ,dan minum seperti manusia?

      JAWAB:
      Tuhan adalah maha segala-galanya, apapun Bila Beliau berkehendak akan tercapai (Yatra Kama Wasitwa)…

      TANYA:
      2.metatah (potong gigi) apa ada di ajaran weda? dan bagaimana filosofinya??

      JAWAB:

      Philosifi metatah: Ajaran Sad Ripu yang ada dalam Veda. Enam musuh dalam diri manusia yang bila tidak dikendalikan akan menyeret manusia menuju neraka, namun bila dikendalikan maka mereka akan mengantar ke sorga yaitu:
      1. Kama = Keinginan
      2. Loba = Tamak
      3. Kroda = Marah
      4. Moha = Bingung
      5. Mada = Mabuk
      6. Matsarya = Irihati

      Mengendalian sifat-sifat ini disimboliskan dengan melakukan upacara potong gigi/metatah, pada enam gigi termasuk kedua taring.

      Orang yang sudah beranjak dewasa diharapkan mampu mengendalikan keenam sifat manusia tersebut…., sehingga dia akan menciptakan kedamaian dimanapun dia berada, bukan menciptakan kesiruhan atau kerusuhan…

      Secara kesehatan makanan yang terlalu dingin dan terlalu panas, terlalu asam, terlalu asin tidak bangus buat kesehatan, Setelah metatah kita terhindar dari makanan-makanan itu karena gigi menjadi lebih sensitif.

      Pepatah mengatakan: apa yang kamu makan akan menentukan juga siapa dirimu…..

      Santih
      Mm

  45. om swastiastu,
    kemarin sy mendengar pelesetan yg tidak enak sih tentang simbul dari umat Hindu yg di sampaikan oleh dosen sy dari umat saudara saya. dengan simbol yg dikatakan sy jadi teringat, yakni mengenai Ganesa di dalam hindu dikatakan bahasa ganesa adalah simbol pengetahuan.
    pertanyaan tiang apa perbedaan Ganesa dengan Dewi Saraswaty???

    mohon pencerahannya
    suksme
    santih

    • om swastyastu,

      TANYA:
      apa perbedaan Ganesa dengan Dewi Saraswaty???

      JAWAB:
      Ganesha = Putra Siva, Beliau yang membantu Rsi Vyasa menuliskan Veda. Ganesha dilambangkan aksara Om…

      Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala/bencana dan Dewa kebijaksanaan…. lebih lengkap baca di link ini:
      http://id.wikipedia.org/wiki/Ganesa

      Saraswati = Sakti Brahma, Dewi Ilmu Pengetahuan.
      Energi Pencipta = Brahma, dapat terlaksana bila memiliki kesaktian = ilmu pengetahuan

      Santih
      MM

  46. Om Swastiastu
    Pak Made, saya tinggal di kalimantan yang penduduk daerah sekitar mayoritas agama lain…dan terus terang keyakinan saya terhadap Hindu sering goyah, apalagi istri dulunya pemeluk agama lain, yang ingin saya tanyakan bagaimana dan dimana melaksanakan otonan, metatah, ngaben, dan lain2 sebagai seorang Hindu. apakah saya harus ke bali untuk melaksanakannya, dengan jarak tempuh yang jauh dan membutuhkan biaya yg tidak sedikit, apakah ada cara lain agar bisa dilaksanakan di daerah tempat saya tinggal sekarang …mohon pencerahannya..terimakasih
    Om Santi Santi Santi Om

  47. Om Swastiastu
    Pak Made, saya tinggal dikalimantan yang mayoritas penduduk daerah sekitar pemeluk agama lain, terus terang keyakinan saya terhadap Hindu sering goyah..apalagi di tambah sebelum menikah dengan saya, dulu istri pemeluk agama lain…yang ingin saya tanyakan bagaimana/dimana jika suatu saat nanti saya akan melaksanakan kegiatan metatah, otonan, ngaben, dll ? apakah ada cara lain agar bisa saya laksanakan di daerah tempat saya tinggal sekarang…mohon pencerahannya.
    Om Santi Santi Santi Om

    • Om Swastyastu,

      Pak Made Sujana, suksma sampun nyurat ring Blog titiang puniki. Tidak bisa kita pungkiri, bahwa jumlah penduduk hindu di luar Bali itu minoritas. Demikian pula yang saya alami ketika saya berada di Serang-Banten, pun juga saat ini di Ruwais – Abu Dhabi, UAE.

      Tantangan dari agama lain, memang sangat kuat terutama di tempat kerja atau di pergaulan, itu wajar Pak. Bagi tiang pribadi hal Ini adalah seperti cemeti yang menyemangati untuk mendalami lagi agama kita yang adi luhung dan memiliki segala jawaban dari pertanyaan tentang hidup. Mari kita belajar bersama.

      Kalo Bapak tertarik berdiskusi dengan teman-teman kita agama hindu bergabung dengan Hd-Net groups. Kami banyak sekali berdiskusi di sana. Kalo Bapak mau nanti tiang daftarkan, tolong kasi alamat emailnya saja.

      Pertanyaan:
      bagaimana/dimana jika suatu saat nanti saya akan melaksanakan kegiatan metatah, otonan, ngaben, dll ?

      Jawab:
      Pengalaman tiang tinggal di Luar Negeri saat ini, tiang melakukan upacara itu ketika tiang cuti. Anak tiang lahir yang pertama di Jakarta (tiga bulanan diupacarai di Serang oleh mertua tiang, otonan diupacarai oleh ibu tiang di Bali), yang kedua lahir di Abu Dhabi – United Arab Emirates (diupacarai saat cuti di Bali). Mengenai biaya sebenarnya tidak Mahal Pak Made. Biaya mahalnya di biaya keteben (konsumsi), apalagi kalo upacara ini kita lakukan di desa kita yang mengundang banyak orang, nah biayanya akan cukup besar. Biaya upacaranya sebenarnya sedikit tidak banyak kok.

      Cara lain untuk menyiasati biaya adalah, Lakukan semua upacara ini di Griya, sehingga tidak perlu menanggung biaya konsumsi yang besar. Misalnya di Griya Ida Bhagawan Dwija di Pantai Lingga-Singaraja. Banyak sekali teman-teman tiang melakukan upacara di sana.

      Kalo di tempat Bapak tinggal ada Pura lakukan di Pura itu, kontak Pengurus Parisada setempat.
      Pengalaman kami di Banten. Komunitas Hindu di Serang Banten, membangun Pura Eka Wira Ananta. Upacara manusia yadnya diadakan di Pura Eka Wira Ananta. Upacara bisa dilakukan secara pribadi maupun secara masal, jadi dananya murah banget.

      Untuk upacara Pitra Yadnya kami melakukannya dulu di Pura Cilincing Jakarta, dekat Pura ada Crematorium. Ini pengalaman waktu Paman Istri tiang meninggal di Cijantung – Jakarta. Kebetulan tiang ikut prosesi acara itu (pas lagi cuti), biayanya sangat murah juga… selesai di cremasi langsung abunya dihanyut di pantai (Puranya ada di Pantai).

      Demikian Pak Made. semoga bermanfaat

      Santih

  48. Om Swastiastu…

    Pak Made..saya juga pernah tinggal di cilegon di saat kuliah tahun 1992 – 1998, dan saya akui di Pura Eka Wira Ananta persatuan umat hindu cukup kuat dari segala kalangan dan mereka merangkul umat hindu yang ada di sekitarnya, tapi semenjak saya tinggal dan menetap ditangerang tahun 2000 – 2008, saya sudah berusaha untuk berbaur di Banjar Pura Kerta Jaya, tapi apa yg saya alami justru warga hindu disana tidak seperti di serang, mereka cenderung menutup diri, padahal saya ingin anak dan istri saya bisa bangga menjadi umat hindu dan bagaimana menjadi seorang hindu..akhirnya tahun 2009, saya ditugaskan perusahaan di kalimantan, dan dikarenakan saya sdh sangat kecewa, akhirnya keluarga saya bawa ke kalimantan dan menetap disini, di kalimantanpun saya mengalami kesulitan, anak saya yang baru masuk SD bingung mau belajar agama apa..karena selama hampir 6 bulan saya mencari kemana-mana termasuk ke dinas pendidikan dan akhirnya saya dapatkan les agama hindu buat anak saya yang jaraknya sekitar 40 km dari tempat saya tinggal, yang akhirnya nilai raport agama semester 1 kosong/tidak ada nilainya…dan masih banyak pengalaman2 lain.

    Itulah Pak Made…kenapa saya sering goyah menjadi umat hindu.

    Istri dan anakpun sesekali mengatakan “koq sulit ya menjadi orang hindu, orang2 nya koq kayak gitu ya”

    Maaf ya Pak Made…saya sangat mensucikan agama hindu, tapi yang saya herankan adalah warga hindunya sendiri yang kurang mempersatukan diri dengan warga hindu lainnya terutama di daerah2 yang umat hindunya minoritas..

    Demikian Pak Made..jika ada umat hindu yang kurang berkenan dengan kalimat saya ini, saya meminta maaf yang sedalam-dalamnya.

    Om Santi Santi Santi Om

    • Om Swastyastu Pak Made,

      Ya tidak bisa dipungkiri bahwa dibeberapa tempat, warga kita konsolidasinya masih lemah. Ini tugas kita sebagai generasi penerus untuk menyatukan kembali warga kita yang jumlahnya sudah sedikit biar memiliki kualitas yang tinggi.

      Tiang turun prihatin dengan kondisi Bapak saat ini, sekedar berbagi cerita. Dulu tahun 1995 ketika tiang kuliah di AMIK Serang, belum ada sekolah Hindu di Serang. Saat itu tiang juga kebingungan mencari nilai agama.

      Tiang sedih melihat adik-adik warga Hindu di Serang tidak ada pendidikan Hindu. Saat itu tiang hanya lulusan SMA, tiang jengah melihat adik-adik tidak kuat agamanya. Akhirya tiang memberanikan diri untuk mengajar adik-adik dengan bercerita. Kemudian tiang cari info bagaimana caranya mendapatkan buku-buku agama Hindu ke Depag. Berkat jasa seorang teman tiang akhirnya bisa mendapatkan buku-buku agama kelas 1 SD – kelas 3 SMA. Tiang nekad mengajari mereka tanpa ada bangku, tanpa kursi, tanpa papan tulis, tiang duduk di tengah-tengah dikelilingi oleh adik-adik SD, SMP,SMA. Awalnya hanya ada tiga orang, kemudian meningkat jadi 5 orang, meningkat jadi 10 orang.

      Pak alit terketuk hatinya kemudian menyumbang 4 pasang meja dan bangku plus papan tulis. Tiang mulai mengajar adik-adik. Datanglah kemudian Mbak Kusmiati membantu menghandel adik-adik SD, saya menghandel adik-adik SMP dan SMA. Semakin hari semakin banyak peminatnya. Akhirnya Bapak-bapak mendirikan satu kelas buat kami. Sekaligus menugaskan Pak Gede Suwena sebagai penanggung jawab pendidikan. Saya mencetak tenaga-tenaga pengajar, semuanya sukarela.

      Akhirnya saya dapat tugas belajar dari perusahaan, sekolah dijalankan oleh teman-teman. Kini sekolah di Pura Eka Ananta sudah megah dengan perpustakaannya. Saya tugas belajar ke PTK AKAMIGAS CEPU, disana juga tidak ada Pura, tidak ada yang beragama Hindu, saya sangat sedih,namun saya tidak menyerah. Di SENAT kampus saya dirikan seksi Hindu-Budha. Di tahun kedua, ada teman-teman Hindu dari Pertamina Bali, Pertamina Balongan, dan Pertamina Bontang – Kaltim. Saya mendapatkan teman, kemudian kami mengadakan pesantian, kami dirikan seksi Hindu pada senat mahasiswa. Cari nilai agama dari Cepu ke kota Blora, transportasi sangat sulit, ditempuh dalam waktu kurang lebih 3 jam, kadang tiang nginep karena kemaleman di jalan.

      Kemudian saya merantau ke Arab Saudi, akh ternyata di sana, kita dilarang membawa segala sesuatu yang berhubungan dengan agama selain Islam. Kitab suci tidak bisa dibawa, photo dewa-dewi tidak bisa dibawa. Wah berat sekali rasanya. Tapi saya tidak menyerah, akhirnya saya mulai mencari informasi lewat internet. Saya kemudian belajar agama koresponden dengan Bhagawan Dwija. Anehnya malah di Saudi Arabia saya bisa belajar Yoga dan Kriya dari seorang Guru dari India. Kalo ada niat dan kemauan kuat pasti ada jalan.

      Setelah nikah saya pindah ke Abu Dhabi. Juga disini tidak ada pura, saya kumpulkan teman-teman yang beragama Hindu, yang kerja di Hotel-hotel. Kami mengadakan pesantian untuk belajar Agama. Saat Purnama sembahyang bersama.

      Sebagai seorang Swami (Swami berasal dari kata Sanskerta yang artinya pembimbing, pengarah, dan pengayom) saya harus bisa membimbing keluarga saya, medidik anak-anak saya tentang Agama Hindu di rumah. Saya mulai menulis sebagai pacuan untuk belajar dan berbagi.

      Demikian Bapak sedikit kisah saya, semoga bisa bermanfaat dan bisa menguatkan bapak di tanah rantau. Urusan Agama adalah urusan pribadi dengan Sang Pencipta, janganlah batasi keagamaan kita dengan lingkungan dengan orang lain. Bila yakin dan percaya, pasti ada jalan. Kalo saya renungkan dari perjalan saya, saya beruntung diberikan kesulitan-kesulitan ini, saya jadi terpacu untuk belajar dan belajar tentang agama kita yang ternyata menyediakan segala pertanyaan.

      Pabila ada yang bisa saya bantu, silahkan jangan segan-segan untuk bertanya. Akan saya bantu semampunya.

      Selamat Tahun Baru 2012 Pak semoga Bapak sekeluarga sukses, damai dan segala hal dimudahkan oleh Hyang Widhi Wasa.

      Santih
      made m.

  49. Sering bertanya pada uwak yang pendeta jawabannya tidak masuk akal. Saya bingung di Agama Hindu mempercayai Tuhan SATU, nah TUHAN ITU siapa dan kenapa kok nyembah dewa, Tuhan dilambangkan dengan Patung yang aneh aneh dan bikinan manuisia, karena saya yakin TUHAN berwujud karena ciptaannya berwujud lha kok ada yang ngomong Tuhan itu bisa berwujud dan tidak berwujud, lucu jawabannya, kita lihat sendiri manusia berwujud, jin berwujud, benda berwujud PASTINYA TUHAN ITU BERWUJUD DAN MAHA SEMPURNA SERTA MANUSIA TIDAK AKAN PERNAH MAMPU MEMBAYANGKAN WAJAH TUHANNYA dan kok ngasih makan dewa tapi sedikit dibawah lagi , permennya murahan, rokok murahan, katanya pura itu suci tapi kok banyak kotoran binatang, kalau suci itu kan harus bersih tidak terkotori sehingga ibadah pasti nyaman, orang mati kok dibakar dan menimbulkan polusi dan bau ketika baca buku buku ternyata itu hanya tradisi sedang kitab tidak ada TATA caranya. Tolong dijawab Kalau percaya pada TUHAN YANG MAHA ESA kenapa harus nyembah pada dewa dewa, harusnya kan NYEMBAH TUHAN, TUHAN ITU BIG BOS kan nggak perlu sekertaris. Untuk Larung katanya biar abunya ke SURGA, pertanyaannya, lewat mana abu bisa kesurga, lewat angin, DUNIA ini KECIL BULAT coba lihat dipeta, saya pelajari buku buku lain DIATAS LANGIT ADA LANGIT, lalu lewat jalur mana. NGABEN atau KREMASI dijaman sudah ada tapi saat itu akibat KEPUTUS ASAAN MANUSIA karena takut pada TUHAN nanti disiksa, padahal TUHAN YANG MAHA ESA itu kan menciptakan apa saja dalam sekejap bisa. Saya ORANG yang BEnci melihat MAKHLUK HIDUP lalu mati DIBAKAR, BINATANG AJA tidak boleh DIBAKAR. SAAT saya melihat Orang Dikubur begitu nikmatnya yang saya lihat dan tidak ada masalah meskipun ada penggusuran. Orang melakukan sembahyangan pakaiannya kok kelihatan BH, Lekuk dalam tubuhnya, padahal mau menghadap TUHANNYA. Saya sangat kecewa katanya saat bekerja bawa tamu boleh berbohong agar dapat rejeki terutama teman teman yang bawa tamu, itu tidak dilarang agama, saya berpikir makanya mereka tidak ada yang hidup dalam berkecukupan, mereka rakus. ah saya malas bertanya walaupun masih banyak.

    • Salam Sejahtera,

      Ketika bingung jangan takut, bingung menuntun kita untuk menggali informasi lebih banyak, dengan bertanya, berdiskusi, membaca, mengikuti pendidikan formal atau non formal

      Pertanyaan:
      1. TUHAN ITU SIAPA?
      Jawab:
      Tuhan adalah Beliau Yang Maha Kuasa (Hyang Widdhi), Beliau Yang Maha Tahu, Yang Maha Esa, Maha segala-galanya. Beliau yang menciptakan segala yang ada, yang memelihara dan mengembalikan apa yang ada, dstnya, Kata-kata tidak mampu menjelaskan Beliau, karena Beliau Maha Sempurna, di Bali Beliau disebut Hyang Acintya artinya: Beliau Tak Terpikirkan, logika manusia tidak mampu menjangkau Beliau, karena Beliau Maha Sempurna

      2. KENAPA KOK MENYEMBAH DEWA atau DEWI?
      Dewa atau Dewi berasal dari kata “Div” artinya Cahaya, Para Dewa adalah mahluk cahaya, mahluk suci yang diciptakan oleh Tuhan yang memiliki fungsi tertentu misalnya, Dewa Baruna =Penguasa Laut, Dewi Peritiwi= Dewi Bumi, Dewi Sri =Dewi Padi=Dewi Rejeki/kehidupan, Dewi Saraswati=Penganugrah Ilmu pengetahuan, dstnya, kita menyembah para Dewa adalah sebagai bentuk penghormatan kita karena Beliau telah menganugrahkan kita banyak hal yang kita perlukan di dalam kehidupan ini seperti = ilmu pengetahuan (oleh Dewi Saraswati),Rejeki=Dewi Sri/Bhatara Sedana, Matahari = Dewa Surya, Bumi tempat kita hidup ini (Dewi Pertiwi), dstnya…

      3. KENAPA KOK TUHAN BISA BERWUJUD DAN TIDAK BERWUJUD?
      Tuhan itu maha segala-galanya, Maha sempurna artinya apapun bisa Tuhan capai, termasuk Berwujud atau Tidak Berwujud, atau bisa melakukan apapun yang tidak terjangkau oleh pikiran kita, mengatakan Tuhan hanya berwujud saja, berarti membatasi Kemahakuasaan Tuhan, sama juga mengatakan Tuhan tidak Sempurna. Bahkan Dalam Hindu Tuhan itu tidak mampu dijelaskan dengan kata-kata saking sempurna-Nya

      4. KENAPA KOK ADA PATUNG BERWAJAH YANG ANEH-ANEH?
      Pada tahap awal pemusatan pikiran yang terbiasa kontak dengan dunia luar diri, segala hiruk pikuk kehidupan, tidak mudah, maka diperlukan media konsentrasi, media itu bisa berupa patung, bangunan, lambang, pratima, lukisan, aksara, warna, dll. Seperti orang belajar memanah atau menembak, pertama dia gunakan sasaran buatan, setelah jago baru membidik sasaran yang sesungguhnya, pemburu= membidik binatang buruan, prajurit memanah/menembah musuhnya.

      5.KOK NGASI MAKAN DEWA SEDIKIT DI BAWAH, DENGAN ROKOK MURAHAN, PERMEN MURAHAN.
      Persembahan diberikan tujuannya adalah sebagai bentuk penghormatan. Persembahan yang dibawah diberikan kepada Butha=Kekuatan yang secara garis besar bisa dilihat dalam lima bentuk (PANCA MAHA BUTHA), air, api, udara, bumi, ruang
      Bila mereka tidak terkendali maka akan timbul bencana (banjir, angin topan, longsor, kebakaran, dll bila mereka tidak tersedia kita tidak bisa hidup… PESANNYA ADALAH JANGAN MENGOTORI/MEMBUAT POLUSI PADA MEREKA KALO INGIN HIDUP BAHAGIA. Pun juga ada mahluk-mahluk bawahan yang terbentuk dari SALAH SATU ATAU DARI LIMA BUTHA itu yang tidak tampak yang juga memiliki kehidupan yang juga ciptaan Tuhan,kita saling menghormati…..PERSEMBAHAN HENDAKNYA DIBERIKAN SESUAI DENGAN KEMAMPUAN DAN KEIHLASAN APAPUN BENTUKNYA

      6. KATANYA PURA SUCI KOK BANYAK KOTORAN BINATANG?
      Tempat suci memberikan kenyamanan kepada semua mahluk bukan hanya manusia, binatangpun nyaman berada di tempat suci, namun manusia sebagai pembangun pura, sangat menentukan kesucian pura itu.
      Kalo ia malas membersihkan pura, bagaimana puranya bisa suci?, Ketika ke Pura jangan langsung memohon saja (ini sama kayak pengemis datang-datang meminta-minta), sebelum memohon ngaturang ayah dulu (melakukan persembahan dulu, dengan tenaga misalnya membersihkan pura, menyiapkan bunga dan dupa, melakukan pelayanan pada orang lain) setelah itu baru sembahyang dan berdoa melakukan permohonan…

      7. KENAPA ORANG MATI KOK DI BAKAR? KENAPA ABU DIBUAH KE LAUT?
      Dalam agama Hindu, diajarkan tubuh manusia terbuat dari lima unsur (tanah/unsur padat, api/unsur panas, air/unsur cair, udara/unsur gas, ruang), ketika orang mati, maka kelima unsur ini dikembalikan kepada asalnya, bila dikubur akan memakan waktu lama dalam proses penguraian oleh microba, terutama bahan-bahan mineralnya yang ada pada tulang itu sulit hancur dan kembali ke asalnya, bisa memakan waktu jutaan tahun (contoh fosil tulang mahluk purba), bila dibakar maka proses pengembaliannya akan lebih cepat. Abu pembakaran sesungguhnya adalah unsur-unsur mineral, sumber mineral di bumi ini adalah di laut makanya dikembalikan lagi ke laut dengan menghanyutkannya ke laut.

      8. ORANG YANG SEMBAHYANG KOK KELIHATAN BH?
      Setiap tempat memiliki tradisi/budaya masing-masing, salah satu bentuk tradisi dan budaya itu adalah pakaian, di Jaman dahulu sebelum diketemukannya mesin tenun orang-orang malah bertelanjang dada, saya masih ingat ketiak profesor saya di sebuah university di Jawa bercerita jaman dahulu belum ada BH, kalo sekolah tidak ada yang pakai BH….

      9. KATANYA SAAT BEKERJA BOLEH BOHONG?
      Di dalam agama Hindu ini tidak dibenarkan slokanya berbunyi begini: “SATYAM EVA JAYATE” Kejujuran adalah yang paling tinggi, mereka yang mengaku beragama tapi tidak jujur, sesungguhnya pembohong besar!
      dalam kitab Weda Smerthi dikatakan; Penyucian yang paling utama adalah kesucian dalam mengumpulkan harta Benda, istilah Balinya MESARI GEGAENE, bisa dicapai dengan kejujuran (Satya).

      Demikian, bila ada keraguan silahkan ditanyakan lagi…

      Semoga semua mahluk berbahagia, terbebas dari permusuhan dan bahaya
      Semoga semua mahluk terbebas dari penderitaan lahir dan batin
      Semoga semua mahluk bisa menjaga dirinya dengan bahagia

  50. aku maau buat tugaas ,, yanglengkaapyahh( y)

  51. Salam Hormat Pak Made, mohon Pencerahannya, Terima Kasih.

    Dalam memperlajari suatu apa yang kita sebut sebagai “AGAMA” membutuhkan kejernihan dan ketulusan Hati serta kepasrahan terhadap apa yang kita sebut sebagai “TUHAN” dalam segala Manifesnya. Akan tetapi dalam menjalankannya sering sekali kita salah memijakkan kaki kita, sehingga selalu terjadi perdebatan yang kadang saling menjatuhkan antar pemeluk “AGAMA”. Sehingga terkesan kita mengkerdilkan makna dan Arti “TUHAN” & “AGAMA”.
    Lalu Bagaimana dengan Mereka yang tidak menganut satu “AGAMA” tapi menjalankan dan mengamalkan ajaran Ketuhanan sebagaimana yang tersirat dan tersurat dalam Kitab” “AGAMA”? Dengan caranya sendiri (Dalam arti Positif), Bahkan mungkin lebih baik dari pada mereka yang menganut suatu yang disebut “AGAMA”.
    Apakah Dogmatis yang tercantum dalam Kitab” langsung menghakimi mereka sebagai mahluk yang akan menghuni “NERAKA”?
    Kalau Boleh saya Balikkan Pertanyaannya, Apakah orang yang Beragama sudah Pasti Masuk “SORGA” dengan melaksanakan segala ritual atau pemahaman tentang ” PENEBUSAN DOSA”, sehingga merasa terlindungi dengan adanya pemahaman Penebusan Dosa ini.

    • Salam Hormat Pak Bagus,

      Bekerja di luar negeri saya banyak bertemu dengan orang-orang yang tidak beragama, diantara mereka banyak yang perilakunya sopan sekali, selalu siap membantu, kalo berdiskusi selalu positip, rajin sekali bekerja. Demikian pula teman-teman dari berbagai Agama dintara mereka selain yang bagus-bagus perilakunya, adapula yang kalo ngomong tidak memperhatikan perasaan orang lain, suka mengakui pekerjaan orang lain, malas bekerja, selalu negative bila diajak diskusi. Banyak orang menggunakan Agama untuk berpolitik, untuk menghancurkan peradaban, dll. Kesimpulannya apa? agama dan tidak beragama tidak menjamin bahwa orang itu pasti akan baik, atau sebaliknya, beragama atau tidak beragama tidak menjamin bahwa orang itu akan jahat.

      Tatkala berdiskusi dengan para sahabat dari manca Negara saya lebih suka menggunakan istilah tingkat spiritual seseorang dicerminkan oleh perbuatan, perkataan dan pemikirannya. Kalo di Bali hal ini dikenal dengan Tri Kaya Parisuddha. Seperti diungkapkan dalam kitab suci kita, Bukan karena upacara Anda dinilai spiritual, bukan karena pendidikan Anda dinilai spiritual, bukan karena gelar/title Anda dinilai spiritual, bukan karena keturunan Anda dinilai spiritual, namun karena perbuatan, perkataan dan pikiran Andalah mencerminkan tingkat spiritual Anda.

      Demikian semoga bermanfaat.

      Santih
      Made M.

      • Suksma Banget niki Pak Made. Tiang setuju dengan Pak Made. Apa yang Kita sebut dengan “Agama” akhirnya jadi Pisau bermata 2. Di satu sisi bisa menjadi Penuntun kita dalam hidup. Namun Di satu sisi Otoritas Dogmatis Agama pun dapat memecah belah manusia. Memang ini sangat tergantung dari pemahaman manusia yang memperlajarinya dan menyikapi Perbedaan. Kondisi ini yang tidak bisa di pecahkan oleh Manusia yang mempelajari “AGAMA”. Sangat dibutuhkan Kesiapan Bantin dan Rohani serta spiritual yang tinggi untuk mempelajarinya. Betul yang Pak Made katakan, bukan hanya seberapa taat kita menjalankan ritual/akidah, bukan hanya pendidikan, bukan hanya keturunan, dll. Saya banyak sekali mendapat cobaan dari orang yang mengaku berAGAMA untuk mencoba meng Konversi keyakinan saya. Yang satu mengatakan itu jelek, yang lain mengatakan ini buruk, sehingga tampak mereka saling menjelekkan AGAMA lainnya. Sungguh Aneh….Apakah ini Multilevel Marketing ?? Sebenarnya mereka yang mengaku suci/disucikan manusia tidak memahami betul apa itu AGAMA dan Apa “TUHAN”. Lalu Siapa yang bisa meluruskan pemahaman yang salah ini ? Menurut Pak made, Bagaimana saya harus bersikap pada mereka ini, agar tidak terjadi salah paham. Saya berterima kasih sekali Pak Made membalas email ini, jadi ada tempat saya untuk mencurahkan perasaan saya. Saya mohon maaf kalau ada kata2 saya yang kurang berkenan. Om Santi santi santi….om.

      • Om Swastyastu,

        Menurut Svami Vivekananda, tidak ada orang yang salah, semua orang benar, paling tidak menurut kacamata berfikirnya sendiri. Orang bergerak dari satu kebenaran ke kebenaran yang lain. Setiap orang bertumbuh, seperti halnya mahluk hidup lainnya, mereka semua bertumbuh. Termasuk kita, kitapun bertumbuh, dan kita mesti menyadari bahwa setiap orang itu berbeda baik dari pemahaman jalan spritual ataupun dari pelaksanaannya.

        Semua agama mengajarkan cinta kasih dan kedamaian, bila ada orang yang mengaku beragama namun dalam prilakunya tidak mencerminkan cinta kasih dan kedamaian, mudah kita memahami bahwa ia belum memiliki pemahaman yang baik tentang agama. Mudah bagi kita untuk melihat kotoran di wajah orang lain, tidak mudah bagi kita melihat kotoran di wajah kita sendiri.

        Oleh karena itu, mari kita luangkan waktu untuk terus belajar, merenung, meditasi dan menyebarkan cinta kasih pada setiap gerak langkah, kata dan pikir kita. Pandang setiap mahluk sebagai saudara “Vasudaiva Kutum Bakam” semua manusia dilahirkan bersaudara. “Tat Twam Asi”, kami adalah saya, saya adalah kamu. Bila saya menyayangi kamu, sebenarnya saya sedang menyayangi diri saya sendiri. Dengan konsep pemikiran tersebut maka sudah sangat wajar bila kita dalam berprilaku, tetap menghargai kebenaran yang dianut oleh setiap orang, bila ada orang yang ingin memaksakan kebenarannya pada kita, respon ia dengan penuh kasih dan kelembutan… Bila ada prilaku, kata-katanya yang menyakitkan, maafkan dan pandang ia sebagai guru agung kehidupan.

        Santih, Santih, Santih
        Made M.

  52. Om Swastyastu, saya Pradnya Pak Made, Pak saya mau tanya di dalam Bhagavadgita disebutkan bahwa Krisna adalah Tuhan, itu apa ya maksudnya? Apakah kedudukan Sri Krisna setara dengan Ida Sang Hyang Widhi Bagaimana pula dengan aliran yang menyatakan Siwa adalah Tuhan dan menyembah Siwa sebagai Tuhan, seperti yang disebutkan dalam Bhagvadgita bahwa yang menyembah dewa akan kembali ke dewa, yang menyembah leluhur akan kembali kepada leluhur dan yang menyembah Aku akan kembali kepada-Ku, dalam hal ini “Aku” adalah Ida Sang Hyang Widhi atau Sri Krisna? Bagaimana cara sebaiknya dalam memuja Ida Sang Hyang Widhi melalui aliran Sri Krisna atau Dewa Siwa atau bagaimana ? Mohon petunjuk dan solusinya. Terimakasih
    Om Santi, Santi, Santi Om

    • Om Swastyastu,

      Pradnya, matur suksma sudah mampir ring Blog titiang puniki. Bhagavadgita merupakan salah satu bagian dari Mahabharata, Mahabharata adalah Itihasa. Krisna adalah awatara ke-8 dari Dasa Avatara Vishnu. Avatara yang ke-9 adalah Buddha Gautama. Avatara ke-7 adalah Rama. Avatara adalah perwujudan Tuhan lahir ke dunia untuk mengambil salah satu bentuk sesuai kehendak-NYA untuk menegakkan kembali kebenaran. Dalam hal ini, Krishna adalah Avatara.

      Apakah kedudukan Sri Krisna setara dengan Ida Sang Hyang Widhi,menurut saya pribadi, tergantung kontek ketika kita membicarakannya, saat Krishna melakukan pembunuhan pada para Raksasa, dan ketika Beliau terbunuh saat terkena panah seorang pemburu bernama Jara, menurut saya Beliau berbeda dengan Hyang Widhi Wasa.

      Siwa memiliki tingkatan bila dilihat dari pengaruh Maya, Paramasiwa, yang murni, tertinggi, disebut pula Hyang Widdhi Wasa. Sadasiwa, sudah terpengaruh maya, kemudian yang paling kuat pengaruh mayanya adalah Siwa, yang lebih dekat dengan manusia, siwa menjadi Siwatma, sumber dari para Atma.

      Nama Hyang Widdhi Wasa adalah sebutan Tuhan bagi Hindu Bali, atau Nusantara. Hindu Bali penganut Siwa Siddhanta, dimana mengajarkan Tuhan dalam wujud Paramasiwa, makanya doa-doanya banyak menyebut nama Siwa, seperti doa membersihkan diri: “Om Prasadha Stiti Sarira Siva Suci Nirmala Ya Namah Swaha”. Juga, bila menanyakan Panditanya “Ring Dija Mesiwa”, ada pula istilah “Mesiwa Raga” Sebutan-sebutan di Bali bahwa Siwa Siddhanta menjadi inti spritual Hindu Bali.

      Di Hindu ada berbagai aliran, yang paling menonjol adalah Aliran Siwa dan Aliran Vaisnawa, Aliran Krishna merupakan salah satu dari Vaishnava, di Bali pada zaman Mpu Kuturan semua aliran disatukan menjadi Kahyangan Tiga, Puseh, Desa, dan Dalem.

      Bagaimana cara sebaiknya dalam memuja Ida Sang Hyang Widhi melalui aliran Sri Krisna atau Dewa Siwa atau bagaimana ? Mohon petunjuk dan solusinya. Terimakasih
      Melihat asal dari Kata Hyang Widdhi Wasa, jelas sebutan ini berasal dari Bali/Nusantara, dimana inti ajarannya Siva Sidhanta, makanya banyak kata-kata Siva menjadi penerang Hyang Widdhi Wasa. Sementara kata Krishna disebutkan di dalam Bhagavadgita, tidak pernah saya jumpai di dalam doa-doa Hindu di Bali, namun Sebutan Vishnu ada banyak. Mau pilih yang mana silahkan rasakan sendiri, dimana cocoknya.

      Demikian penjelasan saya, bila ada keraguan lagi, silahkan tanya. Kurang lebihnya mohon maaf.

      Suksma
      Santih.

Tinggalkan Balasan ke made24 Batalkan balasan