Babad Arya Kenceng Tegehkuri Bag 1

Sejarah adalah guru Agung yang mampu membimbing kita ke arah kemajuan. Apalagi sejarah dari leluhur yang sukses dalam hidupnya. Demikian yang dicatat oleh sejarah Putra Dalem Bali, Tegehkuri Arya Kenceng berhasil mendirikan kerajaan Badung dan menjadi raja pertama, bukan karena keturunan namun karena usaha dan jering payahnya sendiri.

Pura Dalem Puri - Linggih Ida Bethari Dewi Danuh

Pura Dalem Puri - Linggih Ida Bethari Dewi Danuh

Semangat ini patut menjadi suri teladan bagi warih Beliau (keturunan Beliau) pun baik bagi siapapun yang terinspirasi untuk membaca dan menemukan manfaat di dalamnya.

Terimakasih banyak kami ucapkan pada Sesepuh kami yang telah dengan susah payah menyelesaikan Babad ini. Babab ini kami dapatkan di Pura Dalem Arya Tegehkuri Di Benculuk pada tanggal 14 Mei 2005, yang kebetulan sama isinya dengan isi Babad Keluarga yang selalu dibacakan setiap hari suci… Karena keturunan Tegehkuri Arya Kenceng bertebaran di seluruh Bali, semenjak terjadi perebutan atas Ni Gusti Ayu Mimba antara Perjaka putra Kyi Pucangan dengan Agung Mengwi sekitar tahun 1750, para keturunan Tegehkuri menyebar dan nyineb ke seluruh Bali, untuk tetap mengingat leluhur dan menjadikannya suri teladan, para keturuannya kemudian menuliskan sejarah perjalanan, hal ini memungkinkan timbulnya beberapa babad, oleh karenanya kalo ada kekurangan di dalam Babad ini mohon sudikiranya mereka yang mengetahuinya melengkapi sehingga semua keturunan Arya Kenceng Tegeh Kuri mengerti sajarah yang sesungguhnya.

Pura Kawitan Tegeh Kuri - Tempat pemujaan Ida Bethara Ring Toh Langkir (Gunung Agung)

Pura Kawitan Tegeh Kuri - Tempat pemujaan Ida Bethara Ring Toh Langkir (Gunung Agung)

Marilah kita baca penuturan dari para sesepuh yang termuat dalam buku Babad yang disebar pada karya agung pemacekan agung Pura Dalem Benculuk 14 Maret 2005.

Om Avignam Astu Nama Sidem

Sembah sujud hamba kehadapan Ida Sanghyang Parama Kawi dan para leluhur (dewata-dewati), yang telah menganugrahkan ketentraman sehingga terwujud tujuan hamba untuk menerbitkan tentang sejarah Arya Kenceng Tegeh Kori, agar segala kesalahan dan kekeliruan hamba diampuni, sehingga tidak kena Upadrawa (kutukan) beliau yang telah suci.

Dikisahkan dalam sejarah Pulau Bali pada akhir abad ke XIV berdirilah di sebelah barat sungai Ayung pada hulu daerah utara desa Tonjaya (sekarang desa Tonja) sebuah kerajaan yang sangat megah.

Bila diperhatikan menurut pandangan kemegahan dan pengaturan puri maupun wibawa kerajaan ini, semuanya mencerminkan gaya keagungan ksatriaan Majapahit.

Tata letak dan tata cipta bangunan-bangunannya yang sedemikian serasi, tata perhiasan dan dekorasi maupun tata pertamanannya keseluruhan sangat menarik dan mengesankan serta menimbulkan khayalan seolah-olah berada di dunia yang lain, di dunia pedewataan dengan istana-istana yang serba mewah dan serba gemerlapan. Dengan sepintas pandang para pengamat akan cepat mendapat kesan bahwa yang bersemayam dalam istana ini ada pertalian dengan para ratu dan para ksatria di majapahit.

Balai bengongnya yang sengaja di dekorasi dan dilengkapi sangat mewahnya membuat penonton tak jemu-jemunya memandang. Menara (balai) kulkul yang berdiri di sudut lainnya tidak kalah indahnya.

Di samping keindahan puri ini ada lagi sesuatu kelebihan yang patut dicatat melebihi keadaan puri-puri lainnya, yaitu puri disebelah hulunga diapit dengan dua pura yang besar dan tidak kalah megahnya dengan puri itu sendiri. Tatanan puri tersebut tidak terdapat pada puri-puri di kerajaan lain. Selain dua pura tersebut, pura-pura kahyangan tiga dan pura-pura umum maupun kawitan sangat mendapat perhatian dari kerajaan. Sebuah dari para parahyangan yang mengapit huluan puri terletak di timur laut puri di pinggir sungai Ayung. Parahyangan ini mencerminkan pemujaan pada Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), seru sekalian alam, dalam manifestasinya di puja sebagai Bhatara Toh Langkir di Puncak Gunung Agung. Yang sebuah lagi berdiri di sebelah barat daya puri, Parahyangan tersebut mencerminkan pemujaan kehadapan Bhatara di gunung Batur.

Parahyangan ini lazim disebut Pura Dalem Arya Tegeh Kuri Benculuk. Pura ini berdiri sebagai pengemong puri, raja dan rakyatnya. Ibu kota kerajaan disebut Benculuk, melambangkan nama dari pada masa kanak-kanak pernah dididik, diasuh, dipelihara, dibesarkan dan mendapat kasih sayang, yaitu di desa Buahan. Buahan=Jambe=Pucangan=Benculuk=Peji, dsb.

Sang Prabu bergelar Sira Arya Kenceng Tegehkuri itu suatu pertanda seorang Putra Dalem yang diberikan kepada Sira Arya Kenceng sebagai putra angkat beliau.

Negaranya disebut negara Badung dalam lingkungan kekuasaan Sri Aji Dalem Samprangan ataupun Gelgel (Sri Kresna Kepakisan) maupun para turunan Dalem Gelgel.

Sejarah kisah asal-usul Sang Prabu bersumber pada sejarah para leluhur para ksatria dan para ratu Majapahit di Jawa yang kisahnya di tuturkan berikut ini:

Alkisah, maka tersebutlah dalam sejarah, Maha Prabu Airlangga yang bertahta di Kediri-Panjalu pada tahun 1010 sampai tahun 1042 Baginda Maha Prabu Airlangga mempunyai tiga orang putra: Putri Baginda bernama Dyah Kili Suci atau Endang Suci disebut pula Rara Kapucangan. Putri Kili Suci yang lahir dari permaisuri baginda tidak bersedia menjadi putra mahkota menggantikan baginda ayahnya, karena beliau tidak menginginkan kekuasaan dan kewibawaan, tidak ingin bersuami dan menjalankan kehidupan orang biasa, melainkan beliau ingin menjalankan kehidupan sebagai seorang petapa di dalam hutan.

Tekad dan keputusan Putri Kili Suci ini membawa akibat bahwa kerajaan Daha-Panjalu kemudian terbagi menjadi dua buah kerajaan masing-masing dipinpin oleh putra-putra Maharaja Airlangga yang lahir bukan dari permaisuri raja. Putra laki-laki baginda itu bernama Jayabaya dinobatkan menjadi raja kerajaan Daha bertahta di Kediri Penjalu dan menurunkan para ksatria Kediri Daha, antara lain Sri Dandang Gendis dan terakhir Jayakatwang. Adapun Jayasaba dinobatkan di Jenggala bertahta di Kahuripan. Baginda Sri Jayasaba inilah menurunkan para ksatria Kahuripan, setelah beberapa keturunan tersebut berkembang, termasuk enam orang bersaudara yang mejadi awal dari tokoh yang akan diceritakan dalam sejarah selanjutnya. Enam ksatria bersaudara dimaksud ialah:

  1. Rahadian Cakradara adalah seorang yang sangat cerdas baik budibahasanya, memiliki keahlian yang utama, pradnyan, cakap, sulaksana, paham akan tatwa-tatwa, teguh imannya, gagah berani dan tangkas dalam perang. Beliau itulah terpilih menjadi suami Baginda Maharaja Dewi Bhrawilwatikta III dalam swayambara. Sesudahnya dilangsungkan pernikahan pada tahun 1329, baginda bergelar Sri Karta Wardana. Beliau adalah ayahanda Baginda Maharaja Hayam Wuruk yang termasyur, memerintah dari tahun 1334 (bayi) sampai 1350-1389 (Hayam Wuruk dinobatkan raja sejak lahir diwakili ibundanya yang bertahta mulai tahun 1329-1334.
  2. Adik Baginda banyak mempunyai nama, antara lain: Sira Arya Damar, Sira Arya Teja, Rahadian Dilah, Kyai Nala. Dalam bidang pemerintahan di Kerajaan Majapahit, beliau berpangkat Diaksa. Kata-kata beliau sangat bertuah, gagah berani sebagai kesari. Beliau kemudian ditempatkan sebagai Prabu (Adhipati) di Palembang (Kerajaan Sriwijaya). Setelah kembali dari tugasnya turut menaklukkan Patih Pasung Grigis, mengikuti Maha Patih Gajah Mada ke Bali tahun 1343. Pada penyerbuan ke Bali Patih Gajah Mada turun di Tianyar dengan pasukannya. Sri Arya Damar, disertai adiknya Sira Arya Kutawaringin, dengan pasukannya turun dari Ularan (di Bali Utara).
  3. Adik Baginda yang kedua (nomor tiga bersaudara) bernama Sira Arya Kenceng. Beliau termasyur dalam pemikiran dan pertimbangannya (wirarasan), gagah berani sebagai wiagra. Turut dalam penyerbuan ke Bali membantu Maha Patih Gajah Mada menaklukkan Patih Pasung Grigis pada tahun 1343. Beliau disertai dua orang adik-adik beliau Sira Arya Sentong dan Sira Arya Belog, mendarat di Kuta.
  4. Adik Baginda yang ketiga bernama Sira Arya Kutawaringin
  5. Adik Beliau yang keempat bernama Sira Arya Sentong.
  6. Adik Beliau yang paling bungsu bernama Sira Arya Tan Wikan alias Arya Belog.

Para kesatria yang lima orang ini menjadi Bahudanda para Maharaja Dewi Bhra Wilwatikta III di Majapahit……(bersambung)

~ oleh made24 pada Agustus 26, 2009.

85 Tanggapan to “Babad Arya Kenceng Tegehkuri Bag 1”

  1. Terima kasih kepada sang penulis tapi untuk lebih jelas tentang Babad Sir Arya kenceng Tegeh Kori ada baiknya anda berhati-hati menulis karna banyak versi mengenai beliau dan banyak yang mengaku-ngaku pretisentana beliau.kalo ingin lebih jelas anda bisa datang ke “Jro Agung Tegaltamu ,tegal tamu -batubulan gianyar.karna disanalah treh asli Arya Kenceng Tegeh Kori.suksma dari Pretisentana Arya Kenceng Tegeh Kori pengempon Pura Mrajan Mayun kapal -badung.Gung Wah

    • Om Swastyastu,

      Terimakasih Gung Edi telah mengingatkan kami,

      Kami selaku keturunan dari Tegehkuri dan Penyungsung Pura Arya Dalem Benculuk, yang begitu bangga dengan kehebatan Beliau dalam Spritual dan Sekuler, memberanikan diri menyalin Babad yang ditulis oleh Keluarga Besar Tegehkuri yang disebar pada Karya Agung Soma Kuningan (Pemacekan Agung) 14 Maret 2005, di Pura Dalem Benculuk, Desa Tonja – Badung.

      Kami melihat rasanya perlu ada konsolidasi diantara anggota keluarga besar Tegehkuri Arya Kenceng, seperti bagaimana solidnya persaudaraan Pasek Sanak Sapte Rsi, demikian pula bagaimana solidnya persaudaraan Warga Pande.

      Dengan meneladani semangat dan perjuangan Leluhur kami, semoga para keturunannya dan mereka yang terinspirasi untuk maju meraih cita-cita baik di dunia maupun di sunia loka… mampu mengambil pelajaran penting untuk nantinya diimplementasikan dalam hidupnya. Sehingga bisa pentas di tingkat Bali, Nasional ataupun Interasional..

      Sekali lagi suksma, kritik dan masukan dari semeton anggota keluarga besar Tegeh Kuri Arya Kenceng demi pengungkapan sejarah yang sesungguhnya titiang ucapkan terimakasih banyak..

      Om Santhih Santhih Santhih Om

      Made Mariana
      Desa Tinggarsari – Kec Busumbiu – Kab Buleleng.
      Saat ini berdomisili di Abu Dhabi – UAE

      • Kepada Penulis,

        Kami sangat ingin tahu bagaimana sejarah Pretisentana Arya Kenceng Tegeh Kori ada di Desa Gubug Tabanan, karena menurut keluaga besar kami adalah keturunan Beliau.
        atas bantuannya Suksma.Mohon alamat yg bisa kami hubungi.

        Hormat kami
        Ketut suetra.
        Email iketutsuetra@yahoo.com
        mobile 08123955603

  2. om swastyastu,
    setahu saya untuk babad Dalem Tegeh Kori hanya ada di Puri Jro Agung Pengastulan Buleleng yang merupakan Warih asli yang dapat dibuktikan dengan silsilahnya yang jelas… namun babad tersebut tidak dapat diijijnkan membaca kepada siapapun karena piteket leluhur dari puri tersebut. namun bapak dapat menayakan babad ini kepada bapak Prof. Ir I G B kusuma Wijaya yang dosen di Unud karena beliau juga mempunyai salinan babad asli yang diperoleh di Univ Leiden Belanda, dan bpk Prof akan berencana menerbitkan buku babad tersebut untuk lebih lanjut silahkan menghubungi beliau di No.081558058051. suksma

    • Om Swastyastu,

      A.A. Ngr. Agus Jaya Negara, suksma atas kunjungannya serta kommennya. Suksma ping banget atas infonya, semoga buku itu akan segera terbit dan menjadi sumber pengetahuan dan penambah wawasan kita.

      Salah satu tujuan di muatnya tulisan ini adalah untuk menjalin sila krama antar semeton dan menguatkan tali persaudaraan. Perbedaan adalah sebuah hal yang alamiah, karenanya kita bisa saling berbagi dan bertumbuh bersama. Maju dan padu bersama meraih cita-cita kita masing-masing. Berbagi ilmu dan pengalaman sehingga yang menjadi tujuan kehidupan, sukses lahir dan batin bisa terpenuhi (mokshartam jagadhita ya ca iti dharma).

      Mari kita jalin persatuan dan persaudaraan, perbedaan yang ada kita gunakan sebagai sharing pengetahuan dan pemahaman. Yang intinya kita tidak melupakan leluhur, tetap bhakti pada leluhur dan mewujudkan bakti kita pada keseharian dengan hidup rukun sesama pesemetonan dan kerabat serta para sahabat.

      astungkara
      made m/abu dhabi

    • Menurut informasi dari Kakek saya Babad Dalem Tegeh Kori yang disebutkan AA Ngr Agus Jaya Negara yang ada di Puri Pengastulan merupakan prasasti asli yang ada di Pura Gede Batur Sari. namun pada saat pemugaran Pura, prasasti tersebut dicuri dan dilarikan ke Pengastulan. Kakek saya dan beberapa orang penglingsir sudah pernah mencoba tangkil ke Puri Pengastulan untuk melihat dan membaca isi dari prasasti tersebut, namun seperti yang dikatakan Agus Jaya Negara tidak diijinkan untuk dibaca, namun pada saat itu diijinkan untuk dilihat kotak penyimpanannya. menurut yang saya ingat dari cerita kakek prasasti tersebut diletakkan dalam kotak yang berisi gambar (entah ukiran, lukisan, atau patung) sad rupa Hewan… setelah beberapa kali mencoba nangkil kesana, kakek saya dan rombongan tidak diijinkan lagi kesana, karena terjadi kebrebeh di Puri Pengastulan. dan Pada Akhirnya Kakek saya dan penglingsir lainnya tangkil ke Puri Klungkung, dan disana kepica prasasti yang sekarang masih tetap melinggih di Pura Gede Batur Sari. dan sangat saya sayangkan beberapa waktu yang lalu pada saat Karya Di Pura Dalem Benculuk, seorang profesor dan timnya mencoba membuat prasasti baru yang isinya penuh kontroversi.

      “semua akan kembali ke tempatNya”

      • Om Swastyastu,

        Ada banyak kisah tentang Babad leluhur kita, semoga segala kesulitan yang dihadapi tidak mengecilkan bakti kita pada Leluhur.
        Mencermati kisah perjalanan Leluhur untuk membangun kerajaan Badung, dengan penuh bakti pada Tuhan, dengan kekuatan meditasi, tapa brata dan kesucian hati. Beliau mampu meraih sukses. Demikian pula, menurut pendapat tiang pribadi, Dengan penuh Bakti tiang yakin kita akan sampai pada Beliau.

        “Semoga semua dimudahkan”

        Santih
        Made M.

      • Saya sendiri menyadari Banyak versi tentang kisah leluhur kita, sekarang tinggal kembali pada masing2 individu mau meyakini yang mana, yang jelas apapun keyakinan kita semua bertujuan baik… semoga pikiran baik datang dari segala arah,.. Rahayu
        “semua akan kembali ke tempatNya”

      • Semeton Arya, betul sekali, sepanjang kita bertujuan baik dan menjadikan leluhur sebagai suri teladan untuk meraih kesuksesan dalam hidup ini baik lahir maupun batin. Menyebarkan nilai-nilai luhur yang Beliau ajarkan dan contohkan, tentu keluarga besar kita akan semakin maju dan makmur. pada akhirnya semua dari kita kembali pada asal-Nya.

        Santih

    • Warih Dalem Satria Badung
      Nunas ampura sampunang sebut tegeh kuri mande ten tulah lan campah…. Rahayu sejagad

      • Inggih Matur Suksme Ageng…
        Demogi kita senantiasa mampu meniru sifat2 dan sikap2 Agung para pendahulu/ Leluhur kita.

        Rahayu
        Salam Sukses Selalu
        Made M. / Abu Dhabi

  3. Trimakasih atas disusunnya babad aryakenceng. Namun ada sedikit kejangalan dan kekurangan, antaranya. Orang tua arya kenceng, istri,anak keturunan, dan apa arti babad tersebut. Mohon dijelaskan?. Saya brada dlampung ingin tau yg sebenarnya, karna banyak sekali babad. Yg lain yg blm tentu kebenarannya. Sebelunya saya minta maap.

    • Om Swastyastu.

      Seperti dari awal tiang tuliskan, tujuan dimuatnya babad ini di blog kami adalah sebagai bahan pembelajaran dengan meneladani hal-hal baik yang telah dicontohkan oleh leluhur kami.

      Adapun tentang lengkapnya kisah Arya Kenceng, silahkan langsung tanyakan pada prati sentana Beliau. Beliau adalah Raja Tabanan, Putranya adalah Arya Tabanan..

      Inggih babad punika banyak sekali, dan perlu digaris bawahi tujuan kami menuliskan adalah untuk sebagai bahan pembelajaran, bukan untuk tujuan lain, seperti diketahui bersama, babad menuliskan kejadian yang telah lampau dan tidak kita saksikan maka sangat sulit untuk mengetahui bagaimana kebenaran sejatinya. Hingga banyak orang yang menjadi ragu dan bingung melihat begitu banyakknya Babad

      Namun bagi kami, Babad leluhur kami, kami yakini kebenarannya.

      Kirang langkungne ampura…

      Santih Santih Santih Om

      Selamat merayakan Hari Siva Ratri
      Semoga kita semua beroleh pencerahan dan kedamaian

  4. suksma telah memberi wawasan…. perlu diingat perbedaan tegeh kuri dan tegeh kori di tegal tamu agar tidak salah penafsiran.

    Raka Sosiawan
    Bukit Pecatu

  5. Salut buat bli Made Mariana mau berbagi tulisan tentang babad ini. Memang agak sulit untuk menyatukan persepsi tentang babad krn itu sejarah yg terkubur lebih dari 5 abad… sebagai gambaran sejarah RI saja yg belum seabad ada beberapa versi…Jika semua sadar, jika semua memaklumi bahwasannya kita sedarah (sesama arya) dalam artian tdk ada yg merasa lebih asli, lebih tinggi kelasnya, lebih tinggi kadar “keasliannya” maka tidak sulit mengumpulkan pertisentanan leluhur para arya seperti keluarga Pasek, keluarga Pande dll… dan tdk ada lagi perasaan “saya trah asli…atau semestinya putra mahkota dll..” seperti pengalama pahit saya temui saat tugas di US dan di transit di bandara Amsterdam ada org bali Gusti Ngurah…. nama depannya sama dg saya namun dia bertanya : kok arya belog dari Negara ya…? waduh pertanyaan itu sekali gus menyadarkan saya bahwa sikap feodal itu masih ada… duh.. sayangnya…terpaksa saya bercerita dari awal, ttg Arya belog di Kaba2, saat menyingkir ke Abian Semal (Aseman) sampai buka alas di Jembrana (Aseman Mendoyo)… aahh… susahnya menyatukan para arya…..

    salam, Yudi Adnyana

    • Om Swastyastu,

      Suksma Yudi, setiap perjuangan mulia pasti banyak tantangan dan cobaannya. Bila ego masih menguasai maka sulit untuk menyadari bahwa “Vasudaiva Kutum Bakam” Semua manusia dilahirkan bersaudara. Apalagi memahami “Tat Twam Asi” Kamu adalah aku, bila aku memperlakukan kamu dengan baik sama saja aku melayani diriku sendiri dengan baik, demikian pula sebaliknya.

      Semoga dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, kharakter menjadi lebih halus. Kasih menjadi semakin kuat dan mampu mengendalikan ego (merasa diri selalu beda).

      Semoga kelak akan muncul para pahlawan-pahlawan gagah berani, “Agent of Change” yang mampu memberantas “ego di dalam diri” mampu melakukan sesuatu yang bermanfaat buat keluarga, masyarakat, negara dan dunia seperti para pendahulu kita. Kuat Ilmu Spritual dan Sekulernya…

      Selamat merayakan Hari Siva Ratri.. semoga di malam ini kita semua mampu merenungi, makna lahir menjadi manusia..semoga kita semua berolah pencerahan dan kedamaian…

      Santih..

      Made M.
      Abu Dhabi

  6. Om Swastyastu,

    Babad memang sering membuat kita bingung,saya sering browsing masalah babad di internet termasuk babad leluhur saya Arya Tegeh Kuri karena rasa keingin tahuan saya yg begitu besar akan sejarah leluhur Saya.Penulisan babad yg sama oleh orang yg berbeda sering terdapat perbedaan bisa jadi karena perbedaan sumber informasi ataupun perbedaan penafsiran yg perlu di pahami tentu adalah semangatnya yg sama yaitu memberikan/menyampaikan informasi /data2 tentang Leluhur dari babad yg di tuliskan kepada prati sentananya sebaik mungkin/seakurat mungkin.Saya sempat membaca Babad Arya Tegeh Kuri yg di bagikan pada saat Piodalan di Pura Dalem Benculuk dan itu adalah pertama kali saya tahu Sejarah Leluhur saya secara resmi walaupun sebelumnya pernah dengar cerita dari orang tua dan th 2009 kemarin tepatnya saat piodalan di Pura Dalem Benculuk ada dr panitia Mahasabha Arya Tegeh Kuri yg berlangsung di klungkung menyediakan Majalah + Kalender yg bisa kita bawa pulang dengan berdonasi Rp 20.000.juga ada VCD yg berisi pelaksanaan Maha Saba Pasemetona Agung Nararya Dalem Benculuk Tegeh Kuri di Klungkung.di dlm majalah di ulas kisah Perjalanan Sira Arya Tegeh Kuri,isinya lumayan panjang dan lumayan membingungkan tetapi pada dasarnya hampir sama dgn copian babad yg di bagikan Th 2005.Mari jangan di pertentangkan jgn ada yg merasa saya keturunan asli dan yg lainya palsu???mari kita bersatu saling mengisi jika punya pengetahuan lebih tentang sejarah Leluhur mari berbagi untuk kebaikan kita bersama .

    Salam Damai.
    Arya A.
    Patemon,Seririt

    • Om Swastyastu,

      Ya… begitulah tidak bisa kita pungkiri kenyataan karena perjalanan yang berbeda dalam mengarungi kehidupan, sehingga timbul banyak perbedaan, bisa jadi karena sumber dan penafsiran yang berbeda. Namun yang penting kita mesti menarik manfaat positif yang bisa kita teladani dari Leluhur kita. Agar generasi kita dan selanjutnya semakin baik dan mampu mengaharumkan nama leluhur kita.

      Inggih setuju.. hendaknya perbedaan ini bisa dimaknai sebagai sebuah dinamika kehidupan, bukan sebagai suatu hal yang negatif, seperti yang kita ketahui bersama, ciri hidup adalah adanya perubahan atau perkembangan, artinya ada perbedaan dari yang sebelumnya tentunya kalo bisa perbedaan yang meningkat.

      Semoga damai selalu

      Salam
      Made M
      Abu Dhabi

  7. Terima Kasih atas tulisannya…menambah wawasan saya sebagai waria Arya Kenceng Tegeh kori…suksme!

  8. Om suastiastu” suksme, saya sangat bangga ada susunan babad tsb.. Namun saya ingin sdikit penjelasan, apakah benar arya kenceng kembali reinkarnasi.. Jika benar dimana beliau. Dan ayah arya kenceng adalah arya piningit? Benarkah adanya itu?. Dan teggeh kori. Siapa ayahnya.? Tolong di ungkap fakta tersebut. Dari igede ariana. Lampung. Sukseme.

    • om swastyastu

      menurut babad warisan leluhur saya, ayah kandung tegeh kori adalah dalem bali. ayah angkat tegeh kori adalah arya kenceng, oleh karenanya diberi nama arya kenceng tegeh kori, atau ki tegeh kori, atau tegeh kori arya kenceng.

      apakah bener arya kenceng kembali reunkarnasi? menurut hukum karma, selama atman belum mencapai moksa, maka sang atman akan terus mengalami reinkarnasi sesuai dgn karma wasananya, bisa di alam para dewa, di alam para manusia, yaksa, raksasa, dll…demikian dikatakan dlm sastra… apakah beliau pukulun arya kenceng telah mengalami moksa ato belum saya tidak tahu…. seandainya bener berinkarnasi lahir dimana..? kemampuan saya belum mencapai kesana mohon maaf…saya tidak tahu.

      apakah benar ayah arya kenceng adalah arya piningit? mohon maaf saya tidak tahu.
      kirang langkungne ampura..

      santih….

  9. swastiastu semeton semua tiang dari desa pedawa banjar bllg…
    tiang gak ngerti apakah turunan dalem ato parekan aja ato yg ngaku2…tapi Kami di Pedawa tetep datang ke Benculuk n mencoba bangga jadi bagian kel.besar Arya Tegeh Kori…
    biar prilaku dimasyarakat saja sbg bukti kalo kita keturunan satria…yg saya yakini keturunan beliau biasanya jadi pemimpin dikelompoknya…pokoknya kharismanya kuat tuk jd tokoh…
    ini cuma guyonan tiang yang bangga jadi bagian Arya Tegeh kori Pedawa (desa yg desa)…mohon jgn terlalu dipikirkan ya…salam

  10. trima kasih atas tulisan nya kami keluarga bear arya tegeh kori di lombok haturkan suksma karna ber tambah jd nya wawsan km tentang sapa leeluhur kami arya tegeh kori tapi setahu kami crita2 dari orang tua kami kenapa disebut tegeh kori karna beliau dulu melekukan kesalahan saat kecilna mkna diangkat anak oleh arya kenceng karna sat rapat besar di kerajaan beliau naik di atas punggug ayah beliau benat tidak nya km jg d tau suksma maaf klo ad kesalahan kata tapi kami bangga dngn sejarah leeluhur smoga bali ajeg suksme

  11. om swastyastu,

    Suksma mewali Pak Gede Damar, Salam titiang ring semeton sami ring Lombok. Makeh keluarga titiang ring Lombok (Mataram)

    Pak Gede benar, silahkan baca kelanjutannya bag 2 pada link berikut;

    Babad Arya Kenceng Tegehkuri Bag 2

    Suksma
    Made M.
    Abu Dhabi

  12. Om Suastiastu
    Suksma aturang titiang ring para semeton sami, nganinin indik kawentenan sejarah utawi babad, titiang meled pisan melajahang angga ring kawentenan pemargi leluhur iraga sareng sami, mangdane irage uning tur tinut ring kawentenan babad puniki. iring lestariang babad sane sampun kepangguh, suksma. Om Santih, Santih, Santih, Om

  13. Om Suastyastu,

    Semeton tityang sane dados warih Ida Batara Kawitan Dalem benculuk Tegeh Kori, tityang nunas ping banget mangde sareng-sareng ngemban tugas menjaga kesatuan dan persatuan pasemetonan, sampunang dimanfaatkan untuk yang lain. Karena pihak lain telah terbukti untuk meniadakan keberadaan pasemnetonan sehingga diambil jalan nyineb wangsa oleh sebab itu janganlah mencoba untuk mencari keuntungan dari adanya pasemetonan ini. Barang kali itu yang bisa tiyang samapaikan dan terima kasih kepada guru made yang telah berupaya membuka lebar asanah ini untuk diketahui oleh semeton yang lainnya, Astungkara Hyang Widhi Wasa semoga beliau memberikan tutunan kepada kita sekalian.

    • Om Swastyastu,

      Merupakan suatu keberuntungan terlahir dalam keluarga kesatria, darah kestria mesti diwujudkan dalam prilaku nyata, yaitu menjadi agent of change, menjadi panutan dimanapun berada, karena prestasinya, karena kebaikannya, karena kelembutan tutur bahasanya, karena kesopanan prilakunya, karena kebijasanaannya sebagai kristalisasi dari kompetensi yang dimiliki, pengalaman, pengetahuan dan keahlian menjadi satu membentuk budaya adi luhung..

      Saudaraku sekalian, mari kita bangun keluarga mumpuni dengan pondasi kasih, jadilah insan yang bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara serta dunia ini…

      Semoga setiap insan dari kita menemukan jalan menuju sukses, mencapai sukses lahir dan batin…..

      Salam damai dan sukses selalu
      Made Mariana/ Abu Dhabi

  14. Di cari,dibaca,dipahami lbih dalemmmm sajaan n”te ternyata De!!!! aku rencana ngae bangunan sanggah adi mclep ke blog n”te…. Salut dan Bangga padamu….

  15. Om Swastyastu,
    pada saat ini masyarakat banyak yang berusaha mencari jati diri dengan jalan mencari pembenar sendiri tanpa berdasarkan sejarah yang ada,kita orang bali mestinya tetap ingat pada sejarah yang disebut babad bali tidak seperti saat ini masalah sebutan saja dari si menjadi gusti,gusti menjadi anak agung,kalo sprti ini siapa yang akan melestarikan bali. mohon yang menjabat titel brahmana yang tidak jelas asal usulnya kembali aja ke jalan yang benar biar tidak tersesat generasi kita nantinya.
    semoga eling ring rage utawi eling ring kawitan iraga sami.

    • Om Swastyastu,

      Kita beragama acuan utamanya adalah sastra (Veda), nah yang tampak di veda adalah tidak yang lebih tinggi antara keempat varna yang ada: Brahmana, Ksatria, Wesia dan Sudra. Dalam Kitab suci kita dijelaskan semua itu diibaratkan dengan tubuh manusia
      Brahmana = Kepala
      Ksatria = Bahu
      Wesia = Perut
      Sudra = Pinggang ke bawah (sampai kaki)
      Apakah Kepala bisa hidup tanpa Perut?…. Apakah Perut bisa berdiri dengan adanya pinggang ke bawah…?
      Demikianlah mereka semua sama pentingnya dan menjalankan fungsinya masing2…

      Dalam Bhagavad Gita juga dikatakan: “Catur Varnyam Vibagasah Guna Karma……” Keempat warna itu ditentukan oleh Guna= Bakat Lahir, Karma = Profesi, bukan karena keturunan.. Yang karena keturunan itu adalah produk dari Penjajah Belanda dengan politik Devide Et In Vera, Pecah Belah dan Jajahlah, sehingga mengacaukan Sistem Catur Varna dengan Catur Vangsa.

      Oleh karena itu marilah kita mengedepankan “Tat Tvam Asi” Kamu adalah Aku, saling menghargai/tepo seliro. “Vasudaiva Kutum Bakam” Semua manusia dilahirkan bersaudara…

      Semoga dibukakan pintu kasih bagi mereka yang masih dibelenggu oleh egoisme yang mewabah…

      Salam damai dan sukses selalu

      Made M.

  16. salam buat keluarga besar arya tegeh kori mari kita bersatu jangan ada perbedaaan ataupun perpecahan hanya karena perbedaan pemahaman terhadap sejarah kita, suksma

    dari made di nusadua

    • Salam Made Surya

      Betul sekali, marilah kita bersatu, singkirkan ego dan bangkitkan cinta persaudaraan.
      Kita tunjukkan bahwa kita memang keluarga Besar Tegeh Kori yang mampu berprestasi di dalam bidang kita masing-masing

      Salam

      Made M
      Abu Dhabi

  17. ini lanjutannya mana yakk????

  18. om swatiastu

    ampura sebelum nya bli made karna saya tidak tau saya mohon info dri bli made.
    saya ingin menanyakan :

    dari crita kakek saya dulu.arya tegeh kuri dapat menyerang ke lombok.dan masih banyak keturunan beliau yang menetap dsn,
    apakah dalam prasati tegeh kuri ada tertulis kisah tersebut??
    kemudian apakah ada nama2 sapa saja yang ikut ksn tertulis dlm prasasti ???
    karena saya sampe sekarang blum tau jelas.kmna mesti bertanya.
    mohon info nya bli suksma.

    maaf karna ketiak tauan saya

  19. saya masih kebingungan mencari sambungan babad arya kenceng tegeh kori , karena di hal 3 tertulis bersambung , mohon balasan untuk babad ini , suksma

    • Om Swastyastu
      Inggih ampura Bapak Nyoman, karena kesibukan titiang mekuli, belum sempat titiang menuliskan kembali Babad Dalem Benculuk (Arya Kenceng Tegehkuri)..

      Nanti kalo sudah ada waktu luang, tiang akan lanjutkan kisah Babap puniki

      Om Santih Santih Santih Om

  20. suksama penulis yg sdh meluangkan waktunya untuk berbagi,saya salut..akhirnya saya bisa memberitahukan kepada anak2 kisah2 leluhur terdahulu,untuk dijadikan motivasi..suksma

    • Om Swastyastu,

      Suksma mewali Pak Tut..
      Semoga kita bisa menarik pelajaran yang berarti dari masa lalu, sehingga di masa kini kita mampu mengoptimalkan potensi diri, memberikan prestasi yang gemilang dibidang yang digeluti (metaksu), bisa memberikan pelayanan yang optimal…

      Santih

      made m/ abu dhabi

  21. bli tau g sejarah dri tegeh kuri menyerang lombok……dmn bs dapat ulasan nya>?????/

    • Om swastyastu,

      ampura arik, untuk penyerangan ke lombok bli ngak tahu, kalo arik pingin tahu silahkan kontak Drs. I Gusti Nyoman Suartha, penulis Sejarah Dalem I Gusti Tegehkuri Kresna Kepakisan (Pendiri Kerajaan Badung).. Email: nyomansuartha52&yahoo.com HP 081 353 231 467

      santih
      MM

  22. saya dari trah Nararya Kresna Kepakisan, salut untuk anda yg peduli dengan sejarah leluhur.saya dari trah Nararya Kresna Kepakisan, salut untuk anda yg peduli dengan sejarah leluhur.

    • Om Swastyastu

      Inggih suksma Pak Made Karyana.
      Semoga kita semua mampu memberikan penghargaan yang sewajarnya pada pendahulu kita. Dan semoga kita mampu mewarisi hal-hal yang baikd an mewariskannya pada generasi muda kita.

      Santih
      MM/Abu Dhabi

  23. apkah niki memang babad asli tegehkuri?? Tiang sbgai keturunan jagi metaken?? Ingih suksma

    • Om Swastyastu.

      Pak Putu Gede Arya Mahardika, Babad yang tiang tuliskan puniki berdasarkan peninggalan Raja Tegehkuri V yang menyingkir dari Puri Satria, kemudian nyineb dan dipercaya jadi Punggawa di Kerajaan Buleleng dibagian Barat tepatnya di Pengastulan. Babad ini resmi di keluarkan oleh Pasemetonan Agung Nararya Dalem Benculuk Tegeh Kori….

      Asli tidaknya tiang tidak tahu, karena tiang tidak menjadi saksi mata semua kejadian itu, tiang sama seperti pak Putu yaitu hanya pewaris saja.

      Walaupun demikian, karena Babad ini jarang dibuka umum, agar para keturunan Beliau yang belum sempat mendengar atau membacanya, dapat pengetahuan bagaimana perjuangan leluhurnya dimasa lalu, sehingga menjadi suri teladan untuk mengukir prestasi di kehidupan ini, menjadi agent of change dibidang masing-masing, memberikan kontribusi positive pada kemajuan keluarganya, kemajuan masyarakat di mana dia tinggal…

      Santih
      MM

  24. Om swastyastu, saya dari keluarga tegeh kori tukad mungga yang juga bagian dari keluarga tegeh kori pengastulan seririt, Buleleng.Setelah membaca babad saya menjadi bingung karena banyak sekali persinya.Di keluarga tiang ada yang bilang arya kenceng tegeh kori,ada yang bilang tegeh kori,dan ada juga yang bilaang arya kenceng saja.Terus masalah pusatnya leluhur ada yg bilang di benculuk dan ada yang bilang di buahan tabanan.ini yang benar yang mana? .atau semuanya benar.Di pura besakih juga ada dua tempat tegeh kori .mohon penjelasanya

    • Om Swatyastu,

      Semeton Yastana, Sebetun itu semua benar,Gusti Tegehkuri adalah Putra Dalem Kresna Kepakisan, yang kemudian dijadikan anak angkat Arya Kenceng Raja Tabanan, Sehingga sering disebut Arya Kenceng Tegehkuri untuk menghormati Orang Tua Angkat Beliau. Jadi ada yang menyebut Arya Kenceng Tegehkuri, I Gusti Tegehkuri, Arya Kenceng saja, Mendiang kumpi tiang lebih suka menyebutkan: Tegehkuri Arya Kenceng, ada juga yang menyebut Beliau Dalem Benculuk, karena Beliau pendiri Kerajaan Badung yang berpusat di Benculuk…

      Pusat Leluhur/Kawitan: mengikuti kisah Beliau yaitu:

      Ketika mendirikan kerajaan Beliau mendirikan dua pura kawitan:
      1. Pura Kawitan Dalem Benculuk, di Desa Tonja : Pura Kawitan memuja Ida Bethara di Gunung Agung, dan Pura
      2. Pura Batursari, di Desa Tonja Denpasar dekat Pura Kawitan : Memuja Bethara Dewi Danu Batur.

      Ketika jadi putra Angkat Arya Kenceng di Tabanan, Beliau bertempat di buahan, sehingga banyak juga yang memuja Beliau di Buahan…(Menghormati Leluhur yang memelihara/Ayah Angkat Beliau)

      Ketika Gusti Tegehkuri V, nyineb dan menyingkir ke Buleleng, dijadikan Punggawa Kerajaan Buleleng Barat, bertempat di Pengastulan, didirikanlah Pura Pemujaan Leluhur yang diberinama Pura Badung untuk mengingatkan, bahwa Beliau adalah dulunya Raja Badung ke-5.

      Ketika dibangunnya Pedharmaan Leluhur di Pura Besakih, dibangun pulalah Pedharmaan Ida Dalem Kresna kepakisan (Ayah Tegehkuri I), dan juga dibangun Pedharmaan Arya Kenceng yang tidak jauh dari bangunan Pedharmaan Dalem Bali (Kresna Kepakisan). Untuk menghormati kedua leluhur:
      1. Leluhur yang melahirkan (darahnya mengalir di tubuh Tegehkuri dalah darah Dalem bali), Kita bersembahyang di Pedharmaan Dalem Bali/Kreshna Kepakisan, meru tumpang 11
      2. Leluhur yang membesarkan Arya Kenceng, maka kita juga bersembahyang di Pedharmaan Arya Kenceng tidak jauh dari Pedharmaan Dalem.

      Kalo tiang yang berada di Desa Tinggarsari Metirtha Yatra mengikuti Kisah Leluhur:
      1. Di sanggah kemulan di rumah
      2. Sanggra Suhun, Pura Panti Keluarga Besar,
      3. Pura Leluhur di Joanyar
      4. Pura Leluhur di Pengastulan, Pura Badung
      5. Pura Leluhur di Desa Tonja, Denpasar (Dalem Benculuk) dan Pura Batursari
      6. Pura Buahan, Tabanan
      7. Pura Pedharmaan di Besakih (Dalem Bali/Kresna Kepakisan) dan Pedharmaan Arya Kenceng.

      Demikian penjelasan titiang kirang langkungne ampura

      Om Santih Santih Santih Om
      Made Mariana/Abu Dhabi – UAE – Timur Tengah

  25. Silsilah asli Raja Badung yg nyineb ke Sukasada (Den Bukit) ada di rumah Tyang..
    Kalo mau baca/copy.. Silakan.. Suksma

    • Om Swastyastu,

      Suksma Pak Agus, mudah-mudahan saat tiang cuti bisa bertemu dan bisa mengcopy Silsilah punya Bapak

      santih
      MM

  26. om swastyastu,
    tiang jagi metaken….ring dije jagi polih babad tegeh kori….sawireh tiang saking tabanan…yan di pura tegeh kori wenten ngih?
    tiang meled uning sejarah tegeh kori, sawireh tiang agak bingung yening ke pura besakih… dije drike sembahyang keturunan tegeh kori, sawireh ten wenten pedarman tegeh kori…
    napi ke arya kenceng napi ke dalem kepakisan…..mangde tiang uning sareng semeton sane lianan…
    mangde semeton/keturunan tegeh kori pade bersatu, menurut tiang perlu sarana berkomunikasi sekadi group di facebook….mangde lancar informasi lan nydang diskusi….

    • Om Swastyastu,

      Pak Wayan Cita, menurut penglingsir titiang kalo mau sembahyang ke Besakih, maka kita tangkil ke kedua Pedharmaan, Arya Kenceng dan Ke Dalem Kepakisan, karena Arya Kenceng adalah Ayah Angkat dari I Gusti Tegehkuri dan Dalem Kepakisan adalah leluhur purusha..

      Demikian

      Santih
      MM

  27. om swastyastu,
    bin besik tiang jagi metaken….yening sembhayang i pedarman arya kenceng, arya kenceng ane cenan drike? kan wenten 2 drike….
    1. arya kenceng pusat (dengan sapta sanak) ane
    2. arya kenceng
    suksma…..

    • om swastyastu,

      Inggih menurut penglingsir titiang, Pak Wayan mebakti ring Arya Kenceng Pusat (dengan sapta sanak) dan ke Pedharmaan Dalem Kepakisan sebagai leluhur purusha…

      santih
      MM

  28. ampura, bin asiki tiang jagi metaken…..
    sami rah tegeh kori nyineb ke seluruh bali, nanging wenten sane tetep ngangge gusti, nanging wenten ane ten…(ngange wayan, utawi sane lianan)….
    tiang jagi uning knapi bise skadi kenten?
    sawireh yn gusti mngkin wnten sane tetep agak tegeh peliat nyane…sire uning irage satu trah tegeh kori, pang ten skadi sapunike….
    tiang tunggu balesannya…
    suksma.
    om santih, santih, santih, om.

    • Om Swastyastu,

      Sebenarnya gelar Gusti punika adalah gelang kebangsawanan ketika jaman kerajaan dulu. Ketika Leluhur kita nyineb mereka menyembunyikan gelar kebangsawanannya karena telah menjadi rakyat biasa untuk apa menggunakan gelar kebangsawanan, toh juga sekarang ini bukan jaman kerajaan lagi. Namun beberapa saudara masih menggunakan gelar I Gusti untuk mengenang dan menghormati leluhur…. ini pilihan silahkan saja.

      Khusus untuk leluhur kami, sudah tidak menggunakan lagi, karena saat ini bukanlah jaman kerajaan lagi, dan kami saat ini bukan seorang punggawa atau raja atau bangsawan…..

      Yang keliru adalah mereka yang kembali menggunakan gelar Gusti dan minta dihormati…plus pilatne tegeh…nah ini salah.. beberapa ada seperti ini, khusus untuk di keluarga kami, kami sering mengingatkan mereka…

      Santih
      MM

  29. om swastiastu, suksemo matur ring penglingsir tiang, mangde leluhur tiang, ngnyinahan semeton sane megenah ring luar bali, mangde maindikan pemargin babad sane puniki santukaqn semeton sane megenah ring sulawesi, ring padang sari, lan bali indah, mogi paindikan niki paraside ke ceritaan silsilah pasek arye kenceng , sampun ke wagun pure panti kekalih,ring sulawesi tengah, megenah ring tolai, lan bali indah, kec sausu

  30. om swastiastu,
    titiang semeton saking tabanan tepatnya di desa bongan ( bongan tengah), ingin metaken ring Pak Made. Apakah dalam babad yng pernah bapak baca ada salah satu keturunan arya tegeh kuri yang lari/pergi ke bongan, tabanan?. mengingat saat ini semeton kami mengalami banyak keragu-raguan dalam mencari kawitan. dari nenek dan kakek kami di bongan tengah selalu ke Benculuk, akan tetapi beberapa keluarga ada yng ke tegal temu, dsg nya. Beberapa cara sudah ditempuh oleh generasi saat ini yaitu :
    November 2011 ini pembacaan prasasti yng ada di merajan gede (bongan pala) yang dilakukan oleh badan arkeolog dari denpasar. (secara jelas tidak menyebutkan keturuan dari mana)
    10 December 2011 kemarin, ngerauhan ratu ring puri anom tabanan dan dari puri kerambitan-tabanan. Dan dari pertemuan itu bukan nya lebih jelas malah kami menjadi lebih bingung, karena dari babad yng disampaikan bahwa pregusti yng dibongan adalah keturuan asli dari arya kenceng. bukan anak angkat seperti yng kami baca di buku.
    Dan tanggal 17 december 2011 yang akan datang ada juga acara “yang namanya saya tidak tahu persis” dimana yng nyineb wangsa dari 5 kecamatan ditabanan akan mengikuti “mewali ke purusa jati” (maaf kalo saya salah). di pura batur arya kenceng tegeh kuri di bongan tengah tabanan. yang dipuput oleh sulinggih dari griya buleleng.

    Suksma, om santih, santih, santih om.

    • om swastyastu,

      Pak Rai…suksma sampun mampir ring Blog titiang puniki, ampura titiang telat menanggapi karena kesibukan mekuli, ngereh kiloan mangde mekedus manten paone… heheheh.

      Dumun titiang pernah mengalami kegamangan tentang leluhur titiang, saat itu tiang masih bujangan, sering tiang berdoa memohon bimbingan, terutama di malam hari dan dipagi hari (brahma muhurtha).

      Ketika itu tiang sedih melihat banyaknya percekcokan di keluarga tiang, suatu hari ketika tiang tugas di Cilacap, tiang antara mimpi dan tidak, dijemput oleh Kakek Tiang (padahal Beliau telah Almarhum), tiang diajak jalan jauh hingga nyampe ke sebuah Pura, Pura itu indah sekali, ada upacara saat itu, tiang diajak masuk ke dalam hingga ke Jeroan, tepat di sebuah pelinggih kakek tiang hilang… tiang tersadar, kurang lebih jam 12:30 malam. Tiang sembahyang

      Saat tiang cuti, tiang ceritkan kisah itu ke Ibu titiang kalo-kalau Ibu titiang tahu tempat itu, ternyata Ibu tiang tahu dan dengan bersemangat mengantarkan tiang ke tempat itu. Tiang katakan Ke Ibu tiang, Biarkan tiang sendiri yang masuk dan mencari pelinggih itu, nanti setelah ketemu Ibu kasi tahu itu pelinggih siapa, ternyata Pelinggih itu adalah Pelinggih Leluhur/Kawitan kami di Benculuk.

      Sejak itu mulai ada titik terang kemudian secara tak sengaja pula tiang dipertemukan dengan tokoh-tokoh di Pura Badung, singkat cerita akhirnya tiang menemukan kisah perjalanan Leluhur titiang, kemudian tiang melakukan Tirtha Yatra terbalik, mulai dari Sanggah titiang di Rumah, Ke pura Panti ring Desa Tinggarsari, terus ke Pura Kawitan di Joanyar, Terus ke Pura Badung di Pengastulan, terus ke Pura Dalem (Kebon Tingguh), Ke Pura Benculuk, baru ke Pura-pura Kahyangan Jagad. Dewa suksema persoalan keluarga menipis dan menghilang…. tiang mendapatkan rejeki, mendapatkan pekerjaan yang lumayan….Akhirnya tiang berhasil pula Tirtha Yatra ke India melakukan upacara.. PITRA SEDHANA untuk seluruh leluhur titiang baik pradana lan purusha, di TEPI SUNGAI GANGGA di kota suci HARIDWAR..INDIA…..

      Demikian sedikit sharing titiang tentang perjalan titiang menemukan Kawitan Titiang, yang secara skala maupun niskala yang tiang alamin sendiri, itulah yang membuat tiang menjadi sangat yakin. plus dengan adanya bukti-bukti nyata yang tiang dapatkan.

      Saat ini tiang berada di Abu Dhabi – UAE (Timur Tengah), belum bisa memberikan penjelasan rinci tenang yang Bapak cari, Untuk itu tiang sarankan Bapak mengontak Pak Drs. I Gusti Nyoman Suartha, email: nyomansuartha52@yahoo.com, Hp 081 353 231 467. Kalo sempat datanglah ke Pura Badung di Pengastulan, tempat di mana Naskah Asli dari Babad I Gusti Tegehkuri atau Dalem Benculuk di simpan…..

      Demikian Pak Kirang langkungne ampura

      santih
      MM

  31. Dmana kawitan pura arya kenceng tgeh kori

  32. OM Swastyastu,

    Bapak/Ibu yang kami hormati. Pertanyaan demi pertanyaan ini membuat kami tersadar, bahwa Pasemetonan Agung Nararya Dalem Benculuk Tegehkori yang telah berdiri, belum menyentuh semua lapisan. Bagi yang ingin memperoleh informasi, silahkan menghubungi Sekretariat Pasemetonan di jalan Pattimura Denpasar. Atau bisa email ke saya secara pribadi ke: wijaya.kusuma88@yahoo.com, dengan Subject: PANDBTK. Suksma.

    OM Shanti Shanti Shanti OM.

  33. bagaimana dengan arya belog, mohon info….. karena saya masih muda dan mendapat pesan dari kakek bahwa saya adalah trah dari arya belog,

    • Om Swastyastu,

      Mengenai Arya Belog (Arya Tan Wikan), titiang kurang referensi (tiang ada di Abu Dhabi -UAE sekarang), silahkan datang ke Griya Para Sulinggih, contohnya ke Griya Ida Sri Empu Nabe Parama Manik Dwija Kertha, Seririt, atau ke Ida Pandita Nabe Sri Bhagawan Dwija, di Griya Pantai Lingga Singaraja.

      Suksma
      Santih

  34. supaya tidak salah kaprah, bahwa Sri Arya Dhamar (bkn sira) bukanlah Kakak atau adik dari sri Arya Kenceng, melainkan Sri arya dhamar adalah sri arya kenceng, nama Kenceng diberikan oleh Sri Aji Koripan (Dalem Kediri) Raja Nusantara (abad 11) terkait dengan penyerangan ke dalem bedahulu, dimana pada wkt itu dalem bedahulu sdh Wafat dibunuh oleh raja maya DAnawa, shg para ary :Arya Dhamar, Arya Sentong, Arya Beleteng, Arya Kepakisan, Arya Belog, Arya Kuta Waringin, dan Arya Benculuk, dibantu maha patih dan Sang Natha sendiri segera kebali utk melawan sang maya denawa tsb hingga sang maya denawa lenyap(Disupat oleh keris bernama Sekar sandat) shg mereka tinggal beberapa hr dibedahulu lalu Kegegel sampai Putung krn pengganti ratu anom sdh pergi juga…maka pada abad 13 datanglah adi pati majapahit kebali dan menjadi raja di klungkung, sementara para ary sdh menepati wilayanhya masing2 sebelumnya,,,

    • Om Swastyastu,

      Arya Damar nama lainnya adalah Adityawarman atau Pangeran Nala, Yang menjadi raja di Svarnadwipa (Sumatra). Arya Kenceng, Adik Beliau ditugaskan di Bali…

      Santih
      Made M.

  35. Mantap sekali infonya. Saya bukan keturunan Tabik pekulun Arya Kenceng Tegeh Kori, tapi saya adalah panjak beliau, tepatnya wong Sudra ( semeton Pasek Gelgel ). Saya suka sejarah tapi bukan ahli sejarah. Mengenai perbedaan pendapat tentang Arya Keceng Tegeh Kori saya rasa disebabkan oleh banyaknya babad tentang Beliau. Perlu diketahui bahwa babad ditulis oleh manusia biasa dan sering ditulis setelah kejadian berlangsung. Ada kesan bahwa babad ditulis untuk mengenang suatu.peristiwa, mengenang seseorang dan ada juga untuk menjatuhkan / menjelek jelekkan seseorang. Saran saya sebagai panjak Beliau adalah supaya keturunan Arya Kenceng tetap bersatu. Bila perlu oranisasi Arya Kenceng Tegeh Kori melalui beberapa perwakilannya menanyakan ke Jero Dasaran ( Meluasan ) mencari mana Versi yang benar, tetapi kalo bisa lebih dari 5 jero dasaran.
    Saya minta maaf kalo ada yang kurang berkenan, saya sebagai panjak beliau sangat peduli dengan sejarah Beliau, mudah mudahan keturunan belau lebih peduli lagi.
    Salam damai dari Semeton Pasek Gelgel Nusa Dua

    • om swastyastu,

      Suksma banget Pak Wayan, sampun ledang berkunjung ring blog titiang puniki. Tiang setuju dengan apa yang Bapak tuliskan. Demikianlah babad sulit dibuktikan kebenarannya. Namun demikian babad merupakan sarana pembelajaran yang sangat baik. Agar kita tidak mengulangi kesalahan dimasa lalu, dalam hal ini kita ambil sisi positipnya.

      Misi lain juga untuk membangkitkan kembali kecintaan pada keluarga, untuk bersatu maju bersama, meraih cita dan cinta. Memberikan kontribusi positip pada perkembangan dan peradaban umat manusia umumnya, perkembangan budaya Bali khususnya.

      Santih
      Made M.

  36. saya arya radeana,(.keturunan arya kuta waringin ),, bicara tentang babad,membingungkan,bnyk versi,,, sehingga menumbulkan ego,di kalangan para arya,,ada menyebut dirinya gusti,,ad yg gembar gembor,klo dirinya trah raja,,,,mengaku kturunan asli,,ada yg tidak,!,merendhkn orng yg kurng memahami sejarah leluhurnya,,tapi skrng siapa sudra siapa kesatri,,tergantung dari perbuatan kita,,,biarkan ide sanghyang widhi,,,yg menilai & menempatkn kita pada karma yg sepadan,, suksma,,,,,

  37. om swstiastu, saya mau bertanya dimana letak pura leluhur I GUSTI ARYA KRESNA KEPAKISAN ???
    SUKSME
    OM SHANTI SHANTI SHANTI OM

  38. ada baiknya kta jgn mengaanggap dri paling benar dsb,jalani semua trima dng tulus iklas apa yg sudah ada dan kita jalani dari dulu turun temurun sampai sekarang,boleh mencari tau tentang sisilah,tp jangan sekali-kali ada ketidak cocokan sesama warih,bahwa saya pling benar,ini yg akan menghancurkan kesatuan arya tegeh kori yg agung,sksma ri g pare semeton sentana makesami, om santyh santyh santyh om…

  39. kawitan tyang ring arya kenceng tegeh kori tegaltamu…

  40. Om SWASTYASTU,suksma untuk semua keluarga satu darah,titiang bemaksud minta tolong mencari/ menemukan tentang siapa sebenarnya leluhur titiange untuk saat ini titiang tinggal di jakarta , sekarang keluarga besar titiang nyungsung I GUSTI NGURAH BATU LEPANG entah dari kapan ,namun belum lama ini ada wangsit dari pura pulaki bahwa kami telah salah nyungsung yang diterima oleh paman titiang katanya titiang dipercayakan oleh IDA BHATARA PULAKI untuk mencari siapa sebenarnya Leluhur titiang,nah awalnya titiang sempat merasa tidak mampu mengemban tugas tersebut tapi kata paman titiang cuma titiang yang mampu,akhirnya titiang coba juga untuk meditasi memohon petunjuk kepada IDA SANGHYANG WIDI WASA,ternyata titiang berhasil mendapatkan sedikit gambaran pada meditasi pertama ; ada suara markendya,pasek dalem dan tegehkuri terus besoknya meditasi ke dua ;Adityawarman,Arya kenceng dan Pamecutan Agung. Hanya demikian yang mampu titiang tangkap hasil meditasinya jadi titiang sangat mengharapkan bantuan kepada semeton sareng sami siapa saja mungkin bisa menjelaskan dan yang pada akhirnya titiang sekeluarga dapat menemukan siapa sebenarnya leluhur titiang ,dan untuk asal titiang dari kabupaten Jembrana negara -Bali,bila memungkinkan titang ingin tahu ada /siapa keturunan dari tegeh kuri yang nyineb di Jembrana jadi titiang bisa tahu siapa besikan darah keturunan titiang sane di Jembrana.Titiang sangat yakin dengan apa yg titiang dengar jadi kalo benar dapatkah nanti titiang sekeluarga diakui sebagai keturunan Arya Kenceng dan kemana titiang menuju untuk mendapatkan pengakuan itu? Demikian sedikit kisah dari titiang semoga diantara semeton sareng sami ada yang bisa menjelaskan titiang sangat mengharapkan hal itu, sebelumnya titiang ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas segala informasinya. Nma titiang; I MADE SUWARDI. Om Shanti Shanti Shanti Om

  41. amatra gatra : sedurung pucak piodalan ring pura dalem benculuk (badung) tegehkuri ring predesa tonja (3/9) panitia ngawedar buku sejarah “mawali ka purusha jati” inggih rikala dawuh nyejer karya agung punika rarisang para athitidamuh numbas buku medaging silsilahe punka…

  42. ngiring sareng sareng tincapang sradha bakti majeng ring Ide Betara Kawitan,, lan Ida Shang hyang Widhi Wasa ,, dumogi make sami damuh Ide ngemanggehang kerahayuan,,,,,,,

    nyoman – br. lebah

  43. Om Swastyastu
    Jaman Telah berubah, era telah berganti
    kalau dahulu pemerintahan dipegang oleh puri puri
    pakem babad dan aturan juga oleh puri
    sehingga apapun mengacu ke sana

    sekarang jaman telah berganti
    mau menjadi apapun, bernama apapun, asal tidak melanggar hukum
    yang berlaku di republik Indonesia, sah sah saja
    Mau menjadi Gusti, Anak Agung, cok bahkan Raja, Raja Majapahit Bali pun
    sah sah saja
    bapaknya I gede anaknya Paduka Raja, hahahah…..

    dunia sudah gila, semakin moderen orang menjadi semakin feodal
    Dan anehnya banyak orang yang percaya dengan buku, CD, profokasi dan bujukan tulisan serta Babad yang dibuat oleh tokoh palsu yang secara akal sehat tidak masuk akal.
    Kenapa orang tidak pernah bertanya, ini buku yang ditulis oleh tokoh palsu apakah isinya asli apa palsu?

    Saya hanya prihatin dan sedih jika leluhur leluhur kami hanya dipakai alat untuk menaikkan ego sendiri, mencari kebanggan semu, mencari popularitas, mencari dukungan untuk ambisi politik, ketenaran dan pemuas ego Megalomania complex.

    saat ini apa yang tersimpan di lontar lontar puri cenderung tidak dipercayai, dan memilih tulisan babad baru yang lebih mengakomodir kepentingan ego sendiri

    Kejayaan Bali masa lalu telah selesai, sekarang telah berganti era baru…

    mungkin sudah takdir…

    mari kita maklumi bersama

    Om Shanti Shanti Shanti…Om….

  44. Om swastyastu.menurut isi babad arya kenceng tegeh kuri ,beliau menjadi raja digumi badeng (badung) atas anugerah ida betari danu dengan masuk kedalam cupu yang diletakan diatas kuri merajan ki pasek bendesa di desa tonja yang sekarang kita kenal dengan Pura dalem benculuk.pasek bendesa membangun merajan dimulai dari nanam dasar bangunan sampai berdiri sepenuhnya dengan maksud atau tetuek menstanakan ida betara dan juga para leluhur ki pasek bendesa,sedangkan arya kenceng tegeh kuri menerima merajan sdh jadi,dengan kata lain merajan tersebut milik ki pasek bendesa dan pesanakannya…yang menjadi pertanyaan…apakah boleh warih arya kenceng tegeh kuri mebakti di merajan milik pasek bendesa (trah lain),apakah tidak lebih pantas di pengastulan,karena sampai akhir hayat beliau nyineb wangsa di pengastulan,terbukti masih tersimpannya prasasti arya kenceng tegeh kuri disana,atau di puri tabanan sebagai bapak angkat yang telah memelihara,mendidik dan memberi kasih sayang melebihi anak kandungnya sendiri. om shanti,shanti,shanti om

  45. OM Swastyastu,
    Mohon dibaca Buku Sejarah Dinasti Ida Batara Dalem Benculuk Tegehkori, yang sudah dibuat oleh Pasemetonan Agung Nararya Dalem Benculuk Tegehkori. Buku dapat dipesan ke Sekretariat.

  46. Om swastyastu

    Hanya syukur yang bisa kami ucapkan karena keluarga arya kenceng tegeh kori masih memiliki seperti Pak made yang mau berbagi tentang informasi ini karena bagaimana pun kebenaran akan semua ini akan nyata adanya apabila pesemetonan arya kenceng tegeh kori bersatu dan leluhur ring niskala akan merestui dan memberikan jalan yang terbaik untuk kita dan jujur tiang sendiri selalu tangkil ring pura kawitan di buahan sareng ring benculuk sebagai Bhakti sareng leluhur ring kawitan dan mohon untuk kelanjutannya informasinya

    Om shanti,shanti,shanti om

    Made Sumitra- Denpasar

    • Om Swastyastu,

      Suksma mewali Pak Made Sumitra, inggih demogi kita semua mampu meneladani sifat-sifat mulai kawitan kita, mohon maaf karena kesibukan mekuli dan studi titiang belum sempat menulis lagi, semoga rahayu…

      Santih
      Made M

  47. om swastyastu .. mohon maaf sebelumnya .. saya cuma ingin bertanya . dengan gelar dan nama pada keturunan arya tegeh kuri ini yg benar dan pantas itu apa? apakah isi shri ? atau gusti ngurah ? dan apa maknanya?
    nah 1 lg yg bnr arya kenceng tegeh kori atau arya kenceng tegeh kori? dan jika saya boleh bertanya jika keturunan pasemetonan arya tegeh kori ( krna kawitan saya jg arya tegeh kori ) apakah kita sederajat dengan warga pasek atau warga pande? tolong penjelesannya .. suksme 😀

    • Om Swastyastu,

      Arya Kenceng adalah Bapak Angkat, sementara Dalem Bali saat itu adalah Bapak sesungguhnya yang memberi nama Tegehkuri (Metegehin uli kuri), oleh karenanya nama Beliau sering disebut Arya Kenceng Tegehkuri.
      Melihat dari perjalanan Leluhur, Beliau adalah seorang spiritualis, yang sangat taat dengan ajaran Agama. Mengacu pada ajaran Agama, “Vasudaiwa Kutum Bakam” (Kita dilahirkan bersaudara) maka kita semua sederajat, demikian pula dengan ajaran Tat Twam Asi, Kita semua sama dan sederajat.

      Santih
      MM

Tinggalkan Balasan ke wayan cita Batalkan balasan